- Aktris Christina Applegate berharap bisa menemukan obat untuk penyakit Multiple Sclerosis yang dideritanya sejak tahun lalu.
- Penyakit ini juga telah menyerang lawan main sekaligus teman baiknya, Selma Blair.
- Jika tidak segera ditangani, sklerosis ganda dapat menyebabkan penurunan atau kerusakan saraf secara permanen.
SKOR.id - Bagi Christina Applegate, hal termanis yang bisa dihadirkan tahun 2022 adalah obat untuk multiple sclerosis atau yang biasa hanya disebut dengan MS.
Pada hari Kamis, 13 Januari, bintang Dead to Me — yang mengungkapkan pada tahun 2021 bahwa dia telah didiagnosis menderita MS — melakukan tanya jawab di Twitter.
Dia membahas berbagai topik termasuk acara TV favoritnya saat ini, tujuannya untuk tahun baru dan pengalamannya bekerja bersama Selma Blair dan Cameron Diaz pada film The Sweetest Thing (2002).
Lineup TV-nya saat ini? "Restorant Startup. Sebelum itu selalu Below deck," tulis aktris, 50 tahun. "Kate dan kapten Lee dan Ben adalah temanku."
Namun, ketika ditanya tentang target yang ingin dicapai pada tahun 2022, jawabannya lebih serius. Christina menjawab, "Obat MS mungkin?????"
Setelah seorang penggemar bertanya soal The Sweetest Thing, Christina - seorang penyintas kanker payudara - mengatakan syuting film itu 'sangat menyenangkan', tetapi sekaligus "sedih karena kami berdua memiliki MS", merujuk kepada lawan main sekaligus teman baiknya, Selma Blair, yang juga mengidap MS, yang dia ungkapkan pada tahun 2018 silam.
Ketika Applagate mengumumkan di Twitter bahwa dia telah didiagnosis dengan penyakit autoimun pada Agustus lalu, Selma salah satu orang pertama yang menyuarakan dukungan.
"Mencintaimu selalu. Selalu di sini," tulis Selma. "Seperti anak-anak kita. Mengalahkan kita dengan cinta."
Sejak itu, Christina mulai melakukan berbagai cara untuk menjaga kesehatannya. "Dengan MS, sebagian besar latihan bisa menakutkan karena mati rasa di kaki dan kaki," tweetnya.
"Jadi duduk dan tahu bahwa saya masih menggunakan tubuh saya adalah hal luar biasa."
Saat ulang tahunnya ke-50 di bulan November, Christina merenungkan perjalanan hidup dan bagaimana dia bergerak maju bersama putrinya Sadie Grace LeNoble, 10, dan suaminya Martyn LeNoble, 52.
"Yup. Saya berusia 50 tahun hari ini. Dan saya menderita MS. Ini sangat sulit," dia berbagi.
"Mengirim begitu banyak cinta untuk kalian semua hari ini. Banyak yang terluka hari ini, dan aku memikirkanmu. Semoga kita menemukan kekuatan itu untuk mengangkat kepala kita. Milikku saat ini ada di bantalku. Tapi aku mencoba."
Gangguan Saraf
Penyakit sklerosis ganda atau multiple sclerosis adalah gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang belakang. MS akan menimbulkan gangguan pada penglihatan dan gerakan tubuh.
Saat terjadi MS, sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan lemak yang melindungi serabut saraf (mielin). Ini menyebabkan gangguan komunikasi antara otak dan seluruh tubuh.
Jika tidak segera ditangani, sklerosis ganda dapat menyebabkan penurunan atau kerusakan saraf secara permanen.
Multiple sclerosis lebih sering terjadi pada wanita dibandindingkan pria. Tingkatan keparahan serangan penyakit ini bervariasi dan menimbulkan efek berbeda pada setiap penderitanya.
Gejala Multiple Sclerosis
Gejala MS dapat berbeda-beda, tergantung lokasi saraf yang terpengaruh. Multiple sclerosis dapat menyebabkan serangkaian gangguan gerak dan penglihatan, serta gejala-gejala lainnya.
Gangguan gerak
Multiple sclerosis dapat menyebabkan gangguan gerak berupa:
- Kelemahan atau mati rasa pada sisi tubuh tertentu atau pada tungkai.
- Sulit berjalan.
- Sulit menjaga keseimbangan.
- Sensasi seperti tersengat listrik yang terjadi akibat gerakan leher tertentu, terutama ketika penderita menggerakan leher ke depan (Lhermitte’s sign).
- Tremor atau gemetar.
Gangguan penglihatan
Gangguan penglihatan yang dapat terjadi akibat multiple sclerosis meliputi:
- Kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan penglihatan. Hal ini biasanya diikuti rasa sakit saat menggerakkan mata.
- Penglihatan ganda.
Selain gangguan bergerak dan gangguan penglihatan, penderita multiple sclerosis juga bisa merasakan beberapa gejala di bawah ini:
- Pusing.
- Lemas.
- Sulit bicara.
- Rasa sakit dan kesemutan pada berbagai bagian tubuh.
- Gangguan pada kandung kemih, usus, atau organ seksual.
Kapan harus ke dokter?
Seseorang perlu berkonsultasi ke dokter jika mengalami gejala multiple sclerosis. Terutama orang-orang yang pernah menderita infeksi yang berhubungan dengan multiple sclerosis, seperti penyakit mononukleosis.
Multiple sclerosis merupakan penyakit yang dapat berkepanjangan. Rutin berkonsultasi dengan dokter penting untuk memantau perkembangan penyakit dan evaluasi pengobatan.
Orang-orang yang menderita penyakit autoimun, diabetes tipe 1, penyakit tiroid, atau radang usus lebih berisiko mengalami multiple sclerosis.
Oleh karena itu, penderita penyakit tersebut perlu kontrol rutin ke dokter untuk mencegah berkembangnya penyakit dan mendeteksi dini komplikasi dari penyakit yang dideritanya.
Penyebab Multiple Sclerosis
Belum diketahui penyebab pasti dari multiple sclerosis, tetapi diduga penyebabnya adalah autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh keliru menyerang jaringan tubuh sendiri.
Selama ini ada dugaan bahwa virus Epstein-Barr yang umum bisa memicu multiple sclerosis. Sekarang, sebuah penelitian terhadap 10 juta personel militer di AS telah menunjukkan bahwa hampir setiap kasus MS didahului oleh infeksi virus.
Temuan ini menunjukkan bahwa vaksin terhadap virus Epstein-Barr bisa sangat mengurangi kejadian MS. "Ini benar-benar titik balik,” kata Alberto Ascherio dari Universitas Harvard.
Ini harus mengarah pada cara yang lebih baik untuk mengobati MS dan membantu mencegahnya, katanya.
Yang jelas, kombinasi dari faktor genetik dan faktor lingkungan juga diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya multiple sclerosis, di antaranya:
- Wanita berusia antara 16-55 tahun.
- Terdapat anggota keluarga yang menderita multiple sclerosis.
- Pernah atau sedang menderita penyakit mononukleosis, penyakit tiroid, diabetes tipe 1, dan radang usus.
- Kurang paparan sinar matahari dan rendahnya kadar vitamin D dalam tubuh.
- Kebiasaan merokok.
Diagnosis Multiple Sclerosis
Dokter akan menanyakan keluhan dan gejala yang dialami pasien, menelusuri riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pasien dan keluarganya, kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis.
Tidak ada tes spesifik yang dapat langsung memastikan bahwa seseorang terkena multiple sclerosis. Proses diagnosis dilakukan untuk menyingkirkan dugaan penyakit lain yang dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan MS.
Tes-tes penunjang yang dapat dilakukan berupa:
- Tes darah, dengan mengambil sampel darah pasien untuk diperiksa di laboratorium.
- Tes lumbal pungsi, mengambil sampel cairan tulang belakang agar bisa dianalisis di lab.
- Evoked potensial test, untuk merekam sinyal listrik yang dihasilkan oleh sistem saraf ketika merespons rang
- MRI, yaitu tes pemindaian yang digunakan untuk melihat adanya kelainan di otak atau saraf tulang belakang.
Pengobatan Multiple Sclerosis
Pengobatan bertujuan untuk menangani gejala MS sekaligus mencegah kekambuhan penyakit. Pengobatan bisa berbeda-beda, tergantung pada keparahan gejalanya. Pengobatan itu meliputi obat-obatan, fisioterapi, dan plasmapheresis.***
Berita Bugar Lainnya:
Eks-Asisten Pelatih Barcelona Derita Penyakit Saraf