- Osteoporosis atau pengeroposan tulang kerap dianggap sama dengan pengapuran.
- Gejala yang sering muncul pada pengapuran adalah rasa nyeri karena tulang rawan yang menipis.
- Pengeroposan tulang bukan penyakit yang identik dengan orang lanjut usia, walau merekalah yang paling berisiko.
SKOR.id - Sering dianggap sama, osteoporosis dan pengapuran ternyata memiliki perbedaan. Berikut penjelasan singkatnya.
Tulang merupakan salah satu bagian tubuh yang rentan mengalami masalah, seiring dengan pertambahan usia seseorang.
Kepadatan tulang akan mengalami penurunan setelah seseorang berusia lebih dari 35 tahun hingga berisiko penyakit.
Dan, yang kerap terjadi di masyarakat umum adalah pengapuran maupun osteoporosis (pengeroposan tulang).
Seperti dikutip dari Halodoc, pengapuran (osteoarthritis) seringkali disalahartikan sebagai pengeroposan tulang.
Padahal, baik pengapuran maupun pengeroposan tulang memiliki perbedaan. Di antaranya adalah gejala yang dirasakan.
Pengapuran Tulang
Osteoarthritis atau pengapuran disebut sebagai masalah kesehatan tulang dan sendi yang sangat erat dengan pertambahan usia.
Gejala yang paling sering muncul pada masalah tulang ini adalah rasa nyeri karena tulang rawan yang semakin menipis.
Tulang rawan merupakan bantalan antara tulang yang satu dengan yang lain untuk menjaga pergerakan sendi tetap mudah.
Pengapuran sering terjadi pada tulang-tulang besar yang memiliki tugas utama sebagai penahan berat tubuh.
Misalnya, tulang lutut, tulang belakang, pergelangan kaki, serta panggul. Dan, kondisi ini terjadi secara perlahan-lahan.
Sayangnya, belum diketahui pasti apa penyebab pengapuran. Namun, diyakini ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko.
Beberapa di antaranya adalah kondisi lemah otot, kelebihan berat badan atau obesitas, serta trauma pada persendian.
Gejala utamanya rasa nyeri pada persendian dan pergerakan yang terkait dengan tingkat keparahan kerusakan tulang rawan.
Mereka yang mengalami pengapuran biasanya merasakan gejala-gejala tersebut pada pagi hari atau setelah tubuh beristirahat.
Berbeda dengan sendi kaku yang bisa membaik setelah beraktivitas, nyeri pada sendi justru akan memburuk ketika bergerak.
Pengeroposan Tulang
Osteoporosis atau pengeroposan tulang terjadi karena densitas tulang yang menurun. Kondisi ini juga terjadi perlahan dan berkelanjutan.
Sayangnya, pengeroposan tulang bukan penyakit yang identik dengan orang lanjut usia walau merekalah yang paling berisiko mengalaminya.
Wanita lebih berisiko mengalami osteoporosis dibandingkan dengan pria. Terlebih pada wanita yang telah memasuki masa menopause.
Berbeda dengan pengapuran tulang, osteoporosis seringkali tidak menunjukkan adanya gejala hingga seseorang mengalami patah tulang.
Hal itu pula yang membuat osteoporosis sering disebut silent disease karena beberapa dari mereka tak bisa langsung mengetahuinya.
Adapun bagian tulang yang rentan mengalami patah tulang adalah bahu, tulang belakang, pergelangan tangan, dan panggul.
Biasanya, osteoporosis atau pengeroposan tulang diatasi dengan cara konsumsi obat tertentu untuk menguatkan tulang.
Sedangkan untuk pengapuran, Skorer bisa mencegahnya dengan rutin berolahraga, kendalikan berat badan dan pola makan sehat.
Penderita pengapuran juga harus menghindari beban yang berlebih pada bagian yang terinfeksi, dan berendam air hangat jika sendi terasa nyeri.
Kilas Balik Juventus 2006-2007: Ujian Kesetiaan di Tengah Keterpurukan https://t.co/AnsBCBOhx0— SKOR.id (@skorindonesia) September 15, 2021
Artikel Bugar Lainnya:
Tak Hanya Mudah Diolah, Tape Mengandung Banyak Nutrisi untuk Tubuh
Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Selulit dan Stretch Mark
5 Manfaat Rumput Laut, Salah Satunya Memperlambat Sel Kanker