- Film dokumenter tentang mantan gelandang Barcelona dan Spanyol, Andres Iniesta, dirilis pekan ini.
- Andres Iniesta: The Unexpected Hero berkisah soal perjalanan sang maestro dalam menjalani kariernya.
- Termasuk tentang perjuangan Andres Iniesta saat harus berhadapan dengan masalah kesehatan mental.
SKOR.id – Penyair dan penulis Prancis Charles Baudelaire pernah berkata tentang tarian yang mampu mengungkap segala sesuatu yang tersembunyi dalam musik.
"Menari adalah puisi dengan tangan dan kaki," ujarnya.
Kutipan soal seni tari itu mengawali kisah maestro lini tengah Andres Iniesta dan bagaimana film dokumenter baru tentang dirinya, Andres Iniesta: The Unexpected Hero, dimulai.
Sports Illustrated menuliskan, saat para penari muncul di layar, terdengar suara-suara –dimulai Pep Guardiola– yang bercerita bagaimana rasanya menonton Iniesta di lapangan.
"Dia (Andres Iniesta) tidak menyentuh bola," kata Pep Guardiola, mantan kapten dan pelatih Barcelona itu. ββ"Dia mengikutinya (bola)."
Berikutnya, lampu kamera menyoroti sahabat dan mantan rekan Iniesta di lini tengah, Xavi Hernandez. “Dia talenta terhebat dalam sepak bola Spanyol yang pernah saya lihat.”
Berita Andres Iniesta Lain: Kabar Andres Iniesta di Liga Jepang: Terisolasi dan Khawatir
Mantan pelatih Barcelona, Luis Enrique, juga urun suara, “Dia tidak memiliki dua mata, dia punya empat mata. Dia seperti Harry Potter dengan tongkat sihirnya.”
Tentu saja, ada megabintang Barcelona Lionel Messi. "Spesial. Saya pikir Andres adalah orang yang spesial. Sebagai pemain dan juga sebagai pribadi,” kata Messi.
Lalu Neymar Jr, Sergio Ramos, Gianluigi Buffon, David Villa, Samuel Eto'o, pelatih Louis Van Gaal, dan Vicente del Bosque bergiliran memberikan penghormatan mereka untuk Iniesta.
Film ini ingin menunjukkan kepada khalayak luas bahwa, sebagai pribadi, karakteristik luar biasa tentang Andres Iniesta adalah bahwa ia memang luar biasa biasa. Dan itu pujian.
Bagi Iniesta, hidup seorang pria berkeluarga adalah tentang menikmati kesederhanaan. Itu sebagian alasan ia memutuskan pindah ke Jepang.
Pesepak bola 35 tahun tersebut ingin mencoba hal-hal yang tidak selalu bisa dinikmatinya di Spanyol. Vissel Kobe pun menjadi pilihan setelah 17 tahun membela Barcelona.
"Pindah ke Jepang memberikan saya kebebasan dalam banyak hal," kata Iniesta, ketika latar belakang menunjukkan dirinya tengah memancing dengan seorang pria lokal di kota.
Istrinya, Anna Ortiz setuju. “Hanya duduk di bangku dan menonton orang adalah sesuatu yang belum pernah bisa kami lakukan,” Anna menuturkan.
"Dan berjalan-jalan dengan anak-anak, membawa banyak kedamaian yang belum pernah kami miliki selama bertahun-tahun (di Barcelona dan Spanyol)."
Berita Andres Iniesta Lain: Andres Iniesta Tak Tutup Peluang Latih Barcelona bersama Xavi Hernandez
Tentu Andres Iniesta: The Unexpected Hero ada sisi sepak bolanya juga. Seperti umumnya film dokumenter, perjalanan karier tak luput di dalamnya.
Terima kasih kepada suara orang tua Andres Iniesta, para pelatih, serta mantan rekan-rekan setimnya yang membawa penonton kembali ke masa kecil sang maestro di Fuentealbilla.
Ayahnya, Jose Antonio, selalu berharap Iniesta menjadi pemain bola profesional. Tetapi, desa mereka tidak punya tim saat itu. Alhasil, sang putra hanya bisa bermain di halaman sekolah.
Setiap hari Iniesta kecil betah bermain sepak bola selama berjam-jam sampai ibunya, Mari Lujan, memanggilnya untuk makan malam.
Yang utama, Andres Iniesta: The Unexpected Hero ini juga mengungkap kisah bagaimana Iniesta nyaris tidak terdengar dalam sejarah sepak bola Spanyol.
Digambarkan Andres Iniesta menghabiskan malam pertama di akademi terkenal Barcelona, La Masia, dengan menangis sendiri sebelum tertidur.
Tetapi justru air mata sang ayah yang tak tahan memikirkan harus berpisah dari putranya, menghadirkan scene (adegan) yang paling mengharukan.
“Memikirkan Andres sendirian di La Masia, saat berada di hotel saya berkata pada diri sendiri ‘Ya Tuhan, ini tidak mungkin, saya tidak bisa tinggal di sini’.” Jose Antonio mengisahkan.
Pria tersebut lalu tersungkur ke lantai seperti anak umur 10 tahun. “Saya tidak bisa bernapas, saya tidak bisa melakukan apa-apa."
Berita Andres Iniesta Lain: Andres Iniesta: Generasi Emas Barcelona Tak Akan Terulang
Dia hampir mengajak Iniesta pulang sampai istrinya turun tangan, menyatakan bahwa jika mereka membawanya keluar dari akademi, kerja keras mereka akan sia-sia.
Pengorbanan tersebut, kata Mari Lujan, sulit, tetapi dia memohon kepada suaminya untuk melihat cahaya di ujung terowongan dan membiarkan Iniesta tinggal.
“Ibu saya, untungnya lebih kuat dari Ayah,” saudara perempuan Iniesta, Maribel, mengakui. "Tanpa Ibu, mungkin Andres tidak akan berhasil di Barca."
Andres Iniesta menggemakan sentimen itu, dengan mengatakan, "Jika bukan campur tangan ibu saya, entah apa yang akan terjadi pada saya."
Segmen berikutnya mengulas saat-saat penting Iniesta, termasuk pertandingan besar terakhirnya membela Barcelona pada 2018 melawan Sevilla di final Copa del Rey.
Iniesta mengaku masih ingat jelas setiap detik momen perpisahaan itu, suara peluit wasit, dan juga sorak pendukung Sevilla yang memberinya standing ovation yang panjang.
Namun, suara paling menarik dalam film dokumenter ini di luar keluarga inti Iniesta adalah mereka yang sangat memahami sepak bolanya.
Paco Seirul-lo, profesor dan pelatih ahli yang jadi sosok kunci sukses Barcelona di era Pep Guardiola, membahas apa yang membuat Iniesta berbeda dari pemain lain.
"Otak adalah pusat dari segalanya dan Andres mampu mengatur hubungan otak-tubuh itu dengan cara khusus untuk bergerak sesuai diinginkannya," kata Seirul-lo.
Andres Iniesta selalu membuat heran kawan dan juga lawan dengan kemampuannya untuk melihat permainan lebih awal.
Seperti seorang pelukis yang membayangkan karyanya sebelum menuangkan idenya di atas kanvas, Iniesta melakukan hal yang sama dengan bola.
Berita Andres Iniesta Lain: Andres Iniesta Belum Berencana Pensiun
“Sepertinya Anda melihat dua pemain yang tidak memainkan laga yang sama,” kata Buffon, tertawa. “Seakan dia bermain dalam partai yang berbeda. Itu spesialisasinya.”
Yang juga menarik, selama kariernya mampu Iniesta mendobrak imej pemain bola. Dia tidak berotot,tinggi, atau cepat. Tak ada intimidasi yang datang hanya dari menatap posturnya.
Jadi apa yang membuat Andres Iniesta begitu istimewa? Jelas, pikirannya. Tetapi sementara visinya menghasilkan keindahan di atas lapangan, di luar itu adalah cerita yang berbeda.
Inti dari film dokumenter ini benar-benar muncul ketika Iniesta menyampaikan kata-kata jujur ββdan menyentuh tentang hambatan terbesarnya: kesehatan mental.
Saat itu tahun 2009, Barcelona meraih treble bersejarah dan Iniesta seharusnya berada di langit kesembilan. Sebaliknya, dia merasa bukan dirinya sendiri.
Inma Puig, psikolog sekaligus terapis Andres Iniesta, menjelaskan masalah kesehatan mental kliennya itu dan bagaimana mereka mengatasinya.
“Bukan hal aneh bahwa setelah periode kecemerlangan atau intensitas, seseorang merasakan momen kekosongan, comedown," ujar Puig.
“Seperti depresi pascapersalinan. Ada saat-saat Anda hidup dengan intensitas besar. Anda mempersiapkan waktu lama untuk itu dan ketika mendapatkannya, Anda merasa kosong."
Awan menjadi lebih gelap ketika teman dekat Iniesta, bek Espanyol, Dani Jarque meninggal karena serangan jantung. Dia baru 26 tahun.
Sang maestro semakin terbenam dalam keterpurukan hingga akhirnya mulai menjalani perawatan untuk mengatasi depresinya.
Berita Andres Iniesta Lain: Andres Iniesta Berharap Neymar Balik ke Barcelona
Itu adalah upaya tim, dari terapisnya hingga keluarganya, rekan satu timnya, dan terutama pelatihnya, Pep Guardiola, yang menjadi sosok kunci pendukungnya.
"Saya bukan dokter, tidak tahu bagaimana mengobatinya. Tak ada ide. Tapi klub dan saya, kami, tentu harus membantunya,” ujar pelatih yang kini mengasuh Manchester City itu.
Pep akan berbicara dengan terapis dan meminta nasihat. "Saya tidak tahu harus berbuat apa," katanya kepada Puig secara teratur.
"Tetapi bagi saya, yang terpenting sekarang adalah Andres, bukan sepak bolanya."
Perlahan, Iniesta kembali, dan pada 2010, ketika Spanyol mengalahkan Belanda di final Piala Dunia dengan golnya pada menit ke-116, itu menjadi katarsis karena lebih dari satu alasan.
Iniesta menuntaskan aksinya dengan umpan tumit belakang. Saat selebrasi, ia mengungkap kaus dalam bertulis, "Dani Jarque siempre con nosotros (Dani Jarque, selalu bersama kami).”
Keberanian Iniesta berbicara soal kesehatan mentalnya dan apa yang diperlukan untuk pulih lebih baik, seakan menjadi ungkapan terima kasihnya kepada orang-orang yang dicintainya.
Pastinya karena Iniesta melakukan ini bukan untuk popularitas. Ia justru senang mendengar banyak orang berusaha mencari bantuan psikologis setelah mendengarkan kisahnya.
Film dokumenter ini adalah produksi Rakuten TV yang bekerja sama dengan rumah produksi Spanyol, Producciones del Barrio.
Yang menarik karena Rakuten, yang dimiliki oleh pengusaha Jepang, Hiroshi Mikitani, adalah sponsor utama Barcelona dan pemilik Liga J1 dan juara Piala Kaisar, Vissel Kobe.