- KSN ke-2 Piala Mochamad Yana Aditya siap digelar di Lapangan 328 Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat, 29-30 November 2022.
- Ada empat kategori yang dipertandingkan dalam turnamen tersebut yaitu U-10, U-12, U-14, dan U-16.
- Ajang tersebut meneladani dari apa yang pernah dilakukan Agum Gumelar dan Ronny Pattinasarany terkait pembinaan usia muda di Indonesia.
SKOR.id - Kejuaraan Sepak Bola Nasional (KSN) ke-2 Piala Mochammad Yana Aditya, U-10, U-12, U-14, dan U-16, siap digelar pada 29-30 November 2022 di Lapangan 328 Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat.
KSN ke-2 yang sudah mendapat rekomendasi pelaksanaan kegiatan dari Askot PSSI Depok dan Disporyata Kota Depok itu, digelar oleh Sekolah Sepak Bola (SSB) Sukmajaya.
Para peserta diseleksi atas dasar pembinaan sepak bola murni, yaitu perwakilan dari Provinsi wilayah Sumatera, Kalimantan, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Menurut Drs. Supartono, M.Pd., selaku pengamat-praktisi sepak bola nasional dan pendiri SSB Sukmajaya, lahirnya KSN ke-2 bukan pekerjaan semudah membalik telapak tangan. Namun yang pasti, inspirasi utama dari ajang tersebut salah satunya berasal dari Kids Soccer Tournament yang pernah digelar di Stadion GMSB Kuningan, Jakarta, 3-11 Juli 1999.
Turnamen itu adalah sejarah awal lahirnya SSB di Indonesia yang diinisiasi oleh Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI kala itu, Ronny Patttinasarany, dan Ketua Umum PSSI saat itu masih dijabat Agum Gumelar. Ketika itu, ada 16 SSB yang mewakili Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.
Demi penyeragaman, karena peserta turnamen belum semua bernama SSB, dan masih berbentuk klub, ditambah nama SSB belum familiar, maka Ronny menyeragamkan 15 tim menjadi berlabel SSB, kecuali ASIOP Apacinti. Dan akhirnya, dipilihlah 16 SSB berdasarkan pengamatan langsung Ronny. 16 SSB yang dipilih dan diundang dalam Kids Soccer Tournament, disebut sebagai SSB Pelopor di Indonesia.
Mereka adalah ASIOP, Bina Taruna, Mutiara Cempaka, Sukmajaya, Gala Puri, Bekasi Putra, Pelita Jaya, Jayakarta, BIFA, Pamulang, Harapan Utama, Bintaro Jaya, Bareti, Camp 82, Depok Jaya, dan Kemang Pratama.
“Kids Soccer Tournament, adalah tonggak kebangkitan sepak bola akar rumput Indonesia, tonggak hadirnya sebutan SSB, tonggak turnamen usia muda pertama di Indonesia, dan tonggak hadirnya sponsor dana dan sponsor media terbesar perdana juga,” kata Supartono.
Hal lain yang menjadi inspirasi adalah, pengalaman saat pertama kali olahraga futsal datang dan hadir di Indonesia. McDonald's langsung menjadi sponsor utama gelaran Turnamen futsal pertama di Indonesia yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, pada Maret 2001. Peserta turnamen yang mengatasnamakan event nasional itu hanya diikuti oleh empat SSB yang langsung ditunjuk oleh Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI, saat itu (almarhum Ronny Patinasarany).
Empat SSB tersebut adalah SSB Sukmajaya (Depok), SSB ASIOP (Jakarta), SSB Tunas Patriot (Bekasi), dan satu SSB wakil Tangerang. Mengapa empat SSB tersebut yang dipilih? Ronny pun langsung menyebut pertimbangannya berdasarkan manajemen, proses berdiri dan bertahan, serta prestasi.
Masih menurut Supartono, bulan Mei 2010, ProArena juga berinisiatif memberikan penghargaan kepada 10 pendiri dan pembina SSB di Jabodetabek yang dapat mengelola SSB dan bertahan lebih dari 10 tahun. Saat itu, pendiri dan pemilik SSB Sukmajaya menjadi satu di antara 10 Pendiri dan Pembina SSB yang tahan banting dengan ganjaran penghargaan Youth Soccer Award 2010.
“Dari kisah tersebut, saya pun meneladaninya dengan menggelar event Festival Sepak Bola Antar Provinsi (FSAP). Lalu, berkembang menjadi Turnamen Sepak Bola Nasional (TSN), dan kini semakin saya sesuaikan dengan perkembangan zaman menjadi Kejuaraan Sepak Bola Nasional (KSN),” ucap Supartono.
“Pesertanya saya pilih, persis seperti model Ronny Pattinasarny saat memilih peserta untuk Kids Soccer Tournamen dan McDonald's Futsal Perdana di Indonesia, serta saat Pro Arena memberikan ganjaran penghargaan Youth Soccer Award 2010,” ia menambahkan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan pelaksanaan Festival Sepak bola antarprovinsi yang sukses digelar pada 2018, 2019, dan 2021 adalah kelanjutan dari program triwulan SSB Sukmajaya yang telah digulirkan sejak tahun 2012.
Salah satu rekornya adalah saat festival triwulan pertama yang melibatkan 144 SSB se-Jabodetabek, Sukabumi, dan Lampung. Digelar di Lapangan Tembak Kostrad Cilodong dengan 12 lapangan, selama 3 pekan dari kelompok umur 9, 11, dan 13 tahun pada 2012 dan didukung oleh beberapa media cetak dan elektronik nasional.
“Saya, sebagai praktisi dan pengamat sepak bola nasional, sekaligus pengamat dan praktisi pendidikan nasional dan sosial, yang terjun langsung membidani pembinaan dan pelatihan di SSB Sukmajaya, merasakan betul, bahwa sepak bola akar rumput ini wajib disikapi dan dibenahi secara sungguh-sungguh,” ujarnya.
Selain itu, seluruh level kompetisi SSB terbaik sudah dirasakan oleh SSB Sukmajaya dari usia 8, 10, dan 12 tahun di Indonesia Junior Soccer Leauge (IJSL), usia 13, 15, dan 17 tahun di Divisi Utama Liga TopSkor, usia 14 tahun di Liga Kompas Gramedia, dan usia 16 tahun di Liga Pertamina.
Sementara pemain yang sudah mentas dari kelompok usia 16 tahun membela panji Sukmajaya FC yang kini bertengger di Divisi Utama (kasta tertinggi) kompetisi internal Askot PSSI Kota Depok.
Prestasi terbesar SSB Sukmajaya adalah tetap konsisten mengadakan pelatihan dan pembinaan sepakbola yang siswanya tidak pernah surut dan menjuarai Turnamen Internasional Serumpun Cup dan beberapa siswanya telah menjadi pemain nasional.
“Saya merasa wajib mengapresiasi SSB/akademi sepak bola/diklat sepak bola yang tidak mengenal lelah, tetap setia membina siswanya sejak berdiri dengan anggaran mandiri, hingga berprestasi dalam hal manajamen maupun kejuaraan, dengan saya pilih dan saya undang dalam KSN ke-2 2022 Piala Mochammad Yana Aditya,” mantan pemain Persap Purbalingga itu menegaskan.
Baca Juga Berita Sepak Bola Nasional Lainnya:
Victor Igbonefo Ungkap Pengalamannya Bertanding dengan Topeng Pelindung Wajah
Liga TopSkor U-12 Papua: Petra Sentani Ambil Puncak Klasemen Sementara