- Hidup sebagai pesepak bola ternyata membuat Marc Klok harus berteman akrab dengan kesepian dan kesendirian.
- Gelandang Persija Jakarta, Marc Klok mengakui dirinya tidak memiliki teman baik dari pekerjaannya sebagai pesepak bola.
- Ada sejumlah latar belakang yang membuat Marc Klok merasa tidak penting memiliki teman baik dalam dunia sepak bola.
SKOR.id – Kesepian dan kesendirian sudah bukan lagi menjadi hal yang baru bagi pemain naturalisasi Persija Jakarta, Marc Anthony Klok.
Bagi pemain yang akrab dengan nama Marc Klok itu, sulit rasanya mencari teman baik dari dunia sepak bola yang digelutinya.
Marc Klok bukannya tak punya teman sesama pesepak bola. Namun, baginya, mencari teman baik atau bahkan sahabat, adalah perkara yang sulit.
"Jujur saja, saya sesungguhnya tidak punya teman di sepak bola. Kami sekadar saling mengenal dan bersenang-senang bersama," kata Marc Klok kepada Skor.id.
"Jadi, untuk mengatakan apakah saya benar-benar memiliki teman baik di sepak bola, saya pikir tidak," ia melanjutkan, dalam sesi bincang-bincang bertajuk Dine with Viola.
Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu akhirnya harus menciptakan garis tegas untuk memisahkan dunia kerja dengan ranah privat.
Dari pengalamannya selama ini, bukan hal yang baru jika antarpemain memiliki persaingan tersendiri, meskipun sebenarnya mereka adalah rekan satu tim dan berteman baik.
Barangkali, persaingan semacam itulah yang sering dijumpai Klok sepanjang kariernya bermain sepak bola.
Suasana kompetitif sepertinya tak hanya terjadi antara tim satu dengan tim yang lain, tetapi juga pada relasi antarpemain dalam satu tim yang sama.
"Saya suka memisahkan pekerjaan dengan privasi. Saya pikir sudah cukup umum jika sesama pemain sepak bola sedikit cemburu," ujar Klok.
"Mereka juga memikirkan kariernya sendiri-sendiri. Jadi, terkadang sulit untuk memiliki teman baik di sepak bola," ia melanjutkan.
Itulah sebabnya, pemain berusia 28 tahun ini lebih memilih menghabiskan waktu luangnya bersama keluarga.
Menurutnya, hubungan pertemanan di sepak bola tak banyak membantu. Sebab, pada akhirnya, performa setiap pemain ditentukan oleh pemain itu sendiri.
Kalaupun ia memiliki teman dekat dan menghabiskan waktu bersama, tetap saja penampilannya di atas lapangan menjadi tanggung jawabnya sendiri.
"Karena pada akhirnya, saya sendiri yang harus tampil, bukan teman atau rekan setim saya," kata Klok.
"Sangat sulit untuk mengatakan ini, tetapi terkadang dalam sepak bola sebagian waktu dihabiskan bersama orang-orang yang bekerja denganmu, atau orang-orang yang pernah bekerja denganmu."
Pemain kelahiran Amsterdam, Belanda, ini menyebut situasi semacam itu terjadi karena dunia sepak bola memiliki dinamika tersendiri.
Sebab, pergantian pemain ataupun pelatih pada setiap musim sudah jamak terjadi dan bukan hal yang asing bagi dirinya.
Sehingga, jika suatu waktu ia sudah dekat dengan pemain tertentu, bisa jadi di musim berikutnya mereka akan berpisah karena pemain tersebut hengkang menuju klub lain.
Setiap perpisahan itu terjadi, Klok harus kembali menyadari bahwa perpisahan merupakan hal yang tak terpisahkan dari sebuah pertemuan.
Sebab, setiap awal perjumpaannya dengan teman-teman baru akhirnya akan kembali ke ujung yang sama, yakni perpisahan dan kesendirian.
"Sepak bola begitu dinamis, sehingga setiap kali kami akan berganti dengan pemain baru, pelatih baru, tapi pada akhirnya, siapa yang masih ada?" ujar Klok.
"Kita tentu ingin mengobrol dengan pemain ini atau pemain yang itu. Namun, mungkin tahun depan pemain itu akan pergi. Pada akhirnya, kita akan kembali sendirian dan harus mencari teman yang baru."
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Marc Klok Lainnya:
Eksklusif Marc Klok: Bicara Kompetisi di Indonesia dan Ada Satu Masalah Krusial
Bukan Belanda, Ezra Walian dan Marc Klok Punya Jagoan Sama soal Juara Euro 2020