- Ricardo Salampessy bersama sahabatnya Ardiles Rumbiak menjadi pelopor Jayapura Junior League.
- Jayapura Junior League pun bisa dikatakan kompetisi sepak bola usia dini terstruktur pertama di Papua.
- Selain mimpi, Ricardo Salampessy punya harapan besar dengan Jayapura Junior League.
SKOR.id - Pemain bertahan berpengalaman Persipura, Ricardo Salampessy punya pemikirian ke depan soal pembinaan dan merintis sekaligus memelopori Jayapura Junior League.
Jayapura Junior League adalah kompetisi antar tim atau sekolah sepak bola (SSB) di Jayapura yang dimulai sejak 2019.
Sempat terganggu pandemi Covid-19 pada tahun lalu dan tak jalan, Jayapura Junior League akan kembali eksis pada 2021.
Ricardo Salampessy salah satu penggerak utama Jayapura Junior League (JJL) dan berikut ini wawancara eksklusif dengan Skor.id:
Halo Ricardo, bagaimana ide awal pelaksanaan Jayapura Junior League (JJL) ini?
Ide awalnya itu adalah hasil diskusi sejumlah pembina sepak bola usia dini atau junior di Papua, khususnya Jayapura.
Selama ini, saya juga sudah terjun ke pembinaan usia dini di Jayapura dan memahami sejumlah persoalan kami.
Lalu, sejumlah pembina atau pelatih SSB di Jayapura, rata-rata mengeluh tak ada wadah bagi pemain muda yang mereka bina.
Namun, Jayapura beberapa kali disinggahi turnamen level nasional...
Benar. Tetapi itu justru masalahnya. Sebab, turnamen-turnamen itu hanya berkala saja, setahun bahkan hanya ada sekali.
Artinya, kami dari pembina sangat kekurangan untuk menambah jam terbang pemain. Apalagi, turnamen kan paling cuma hitungan hari dan pemain paling banyak main tiga sampai empat kali bagi tim yang tak ke final.
Usai turnamen, pemain tak ada lagi kesempatan main lagi. Ini lalu jadi bahan obrolan yang berkembang jadi diskusi serius kami para pembina.
Bagaimana akhirnya dari obrolan awal Anda dengan pembina lalu terwujud JJL?
Tiga atau dua tahun lalu, hal sama diutarakan. Lalu, saya hanya bisa menampung saja sambil memelajari bagaimana sistem yang nanti akan kami pakai.
Terus terang, salah satu acuan saya adalah Liga TopSkor. Sebab, Liga TopSkor mampu membuat kompetisi usia muda yang berjenjang.
Liga TopSkor pun bisa jadi sebagai patron kompetisi usia dini, tak hanya sekedar referensi.
Kemudian langkah konkrit Anda...
Setelah menelaah itu, saya sering bertemu Ardiles Rumbiak, yang sudah tak lagi main. Dia pun antusias jika kami membuat kompetisi usia muda ini.
Pada 2019 pun, kami sepakat menamai kompetisi ini dengan titel Jayapura Junior League.
Apa langkah pertama yang Anda lakukan dengan tim pada 2019?
Ya, kami memang semangat mewujudkan JJL ini dan melakukan simulasi pada 2019. Tetapi saat itu, kami hanya memutar kompetisi untuk U-12.
Simulasi ini kami buat dengan sejumlah persyaratan buat peserta agar yang ikut sudah punya lapangan sendiri, sehingga tak ada sewa.
Ternyata, ada delapan peserta yang rata-rata SSB di Jayapura ambil bagian dan mereka siap memulai dengan banyak hal sederhana. Pokoknya saat itu, kami jalan dulu.
Bagaimana selanjutnya atau pada awal simulasi JJL 2019?
Ternyata, JJL lancar dan terus berkembang pelaksanaannya. kompetisi diputar penuh dari Mei sampai September 2019.
Sistemnya memulai secara mandiri dan mengakalinya saat kerja sama dengan peserta. Misalnya, SSB Batik Kotaraja akan jadi tuan rumah pada pekan itu.
Maka, semua laga akan dilaksanakan di lapangan SSB itu seharian. Kami dari operator menanggung pengecatan lapangan dan wasit.
Lalu hasil akhirnya pada simulasi itu...
Simulasi 2019, secara penyelenggaraan kami puas. Ya, ajang ini sukses ketika awal memulai banyak keterbatasan, tetapi semua saling bahu membahu.
Lalu, beberapa SSB yang rajin membina pemain pun kelihatan dari kelebihan mereka. Itu terlihat dari hasil latihan tersruktur mereka.
Namun bagi tim atau SSB lain yang ketingggalan, awalnya enggak rutin latihan, ikut berbenah. Mereka pun memiliki jadwal yang tertata demi tampil bagus di JJL.
Apa masalah yang timbul saat itu dan seperti apa pembenahannya?
Kualitas pelatih. Sebab, banyak SSB yang pelatihnya saat itu belum memiliki lisensi, tetapi kini justru berkembang dan semua sadar akan apa yang harus dilakukan untuk pembinaan.
Yang lebih menyenangkan lagi, sebelumnya jika SSB main, hanya pelatih saja yang mendampingi tim. Tetapi seiring rutinnya laga di JJL, orang tua murid ikut hadir.
Dengan hadirnya orang tua mendampingi anaknya, itu adalah perkembangan bagus. Apalagi, JJL akan memainkan pertandingan setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
Apakah peran orang tua di Papua khusus Jayapura memang masih minim?
Saya tak mengatakan seperti itu. Tetapi, kehadiran orang tua penting karena mereka bisa melihat anaknya punya bakat dan bisa memiliki peluang berkembang.
Maka, orang tua tentu akan semakin support. Selain itu, perekonomian juga berputar. Sebab, pedagang bisa jualan di lapangan tempat JJL berlangsung.
Semua ini berkembang ke banyak hal dan kami juga tak pernah lupa mengembangan Filanesia. Semua pelatih SSB pun menjalankan program itu dan telah punya lisensi.
Bagaimana dengan musim 2021?
Kami sempat mandek pada 2020 karena pandemi Covid-19. Kini keadaan mulai membaik, kami pun sepakat menggelar lagi JJL tetapi untuk U-16.
Kenapa untuk U-16, kami tak mau ambil risiko dengan pelaksanaan prokes. Jika anak usia di bawah itu, risikonya lebih tinggi karena secara pola pikir masih sulit diatur.
Kami sudah mengundang 12 tim atau SSB dan ada delapan yang memberikan kepastian lalu menetapkan kick-off pada 16 Juni 2021.
Selain dengan Ardiles Rumbiak, berapa anggota tim pelaksana JJL ini?
Kami berdelapan yang bekerja, termasuk pelaksana lapangan serta pemandu bakat. Walau khusus pemandu bakat, kami juga dapat bantuan beberapa pihat termasuk soal database pemain.
Selain Ardiles, ada Steven Hendambo, mantan pemain Persiran Raja Ampat yang juga sudah tak aktif lagi main.
Terakhir, apa misi atau harapan Anda pribadi dari semua yang Anda bangun ini?
Ini mungkin baru hal kecil. Sebab, mimpi besar saya adalah Papua Junior League bisa terlaksana.
Sebab saya menyadari, kenapa timnas U-16 atau U-19 minim pemain Papua, karena ada kelemahan yang harus ditingkatkan.
Untuk bakat alam, pesepak bola Papua sangat banyak. Tetapi, perkembangan taktikal bermain sebagai tim kalah dari daerah lain dan itu yang jadi fokus kami.
Selain itu, wadah ini juga menyediakan kepada pemandu bakat jika ingin melihat potensi pemain muda Papua khususnya Jayapura secara lebih detail dan lengkap.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Persipura Jayapura lainnya:
Jelang Tampil di Piala AFC 2021, Persipura Agendakan Uji Coba Lawan Tim Liga 1 Asal Jawa Timur
Persipura Wajib Bangun Mental Pemain Sebelum Tampil di Piala AFC 2021
Persipura Tak Liburkan Pemain Menjelang Lebaran, Punya Rencana Mulia pada Hari Raya