- Sektor lini serang PSMS Medan dan Timnas Indonesia pernah diisi oleh sosok penyerang legendaris, yakni Tumsila.
- Salah satu kelebihan utama Tumsila ialah kemampuan heading-nya yang mumpuni.
- Sejumlah gelar bergengsi pernah dipersembahkan Tumsila untuk PSMS Medan dan timnas Indonesia.
SKOR.id - Pada periode akhir 60-an hingga awal 70-an, timnas Indonesia pernah memiliki sosok penyerang yang terkenal dengan julukan "Si Kepala Emas".
Sosok tersebut ialah Tumsila, penyerang legendaris asal Sumatera Utara yang lahir 72 silam, tepatnya pada 18 Agustus 1948.
Tumsila adalah sosok penyerang mematikan di depan gawang, utamanya karena ditopang oleh kemampuan heading-nya yang mumpuni.
Awal karier Tumsila bermula pada periode 1967. Saat itu, usianya masih terbilang hijau, yakni 19 tahun.
Namun, di usia yang terbilang muda, Tumsila berhasil naik kelas ke tim PSMS Medan senior.
Pada tahun yang sama pula, ia sukses membawa tim berjulukan Ayam Kinantan itu menjuarai Piala Soeratin.
Tak hanya itu, PSMS juga sukses menggondol gelar Piala Perserikatan untuk pertama kali sepanjang sejarah.
Penampilan impresif itu turut membawa PSMS Medan mewakili Indonesia pada gelaran Aga Khan Gold Cup di Pakistan Timur.
Pada ajang tersebut, Tumsila dan kawan-kawan sukses mengakhiri turnamen sebagai jawara selepas menumbangkan tim tuan rumah dengan skor 2-0.
Dua gol yang tercipta pada laga itu seluruhnya diborong Tumsila lewat aksi tandukannya.
Inilah momen penting munculnya julukan "Si Kepala Emas" yang mulai dilekatkan publik terhadap Tumsila.
Setahun berselang, tepatnya pada tahun 1968, aksi gemilang Tumsila turut mengantarkannya ke timnas Indonesia.
Bersama skuad Merah Putih, ia sukses menjuarai King's Cup di Thailand dan meraih juara pada ajang Merdeka Games setahun berikutnya.
Sejarah mencatat, Tumsila pernah beberapa kali menghadapi kesebelasan kelas dunia.
Pada 1975, misalnya, ia sukes membawa timnya menang 4-2 atas wakil Austria, FC Voetslin, lewat dua gol yang lahir dari tandukannya.
Berkat kontribusi itu, pelatih FC Voetslin pun memberikan tawaran kepada Tumsila untuk bergabung.
Akan tetapi, Si Kepala Emas menolaknya lantaran ingin tetap bermain di Indonesia.
Masih pada tahun yang sama, giliran Stoke City yang hars merelakan gawangnya kebobolan lewat aksi tandukan Tumsila.
Satu gol yang dicetak Tumsila pada laga itu turut membuat PSSI Harimau terhindar dari kekalahan.
Sepanjang perjalanan kariernya di kancah sepak bola, setidaknya ia telah menggenggam sembilan trofi bergengsi, baik bersama PSMS maupun timnas Indonesia.
Setelah gatung sepatu, ia melanjutkan karier sebagai PNS di Medan dan sampai saat ini masih aktif mengurusi PSMS Medan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Legenda Timnas Indonesia lainnya:
PSSI Mengais Masukan dan Kritik dari Legenda Timnas Indonesia
Legenda Timnas Indonesia Dukung Program Pelatihan Shin Tae-yong