- Direktur PSS Sleman, Hempri Suyatna, berharap petinggi PT LIB yang baru bisa memberi dampak positif.
- Mewakili PSS Sleman, Hempri Suyatna berharap ada inovasi-inovasi dalam pengelolaan kompetisi.
- Dalam kajian manajemen PSS Sleman, PT LIB selayaknya kolaborasikan sepak bola dan industri pariwisata.
SKOR.id - PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah punya direksi dan komisaris baru dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Sabtu (13/6/2020).
Dalam RUPSLB yang digelar secara virtualtersebut semua pemegang saham hadir, termasuk perwakilan PSS Sleman, selaku pemegang saham.
Berita PSS Lainnya: PSS Sleman Bersiap Menuju Lanjutan Liga 1, Ini Rencana Sang Pelatih
Para pemegang saham sepakat menunjuk Akhmad Hadian Lukita menjadi Direktur Utama PT LIB menggantikan Cucu Sumantri yang mundur dalam RUPSLB sebelumnya.
Hadian Lukita dikenal sebagai sosok yang berpengalaman dalam bidang informasi dan tekhnologi, serta pengelolaan perusahaan berkembang.
Untuk PT LIB, Hadian akan dibantu oleh Irjen (Purn) Sudjarno (Direktur Operasional), Rudy Kangdra (Direktur Bisnis), dan Anthony Chandra (Direktur Keuangan).
Dalam jajaran komisaris ada Juni Ardiyanto Rahman yang akan mengisi posisi komisaris utama menggantikan Mayjen (Purn) Sonhadji yang juga mundur.
Sedangkan posisi komisaris yang ditinggalkan Hasani Abdulgani dan Hakim Putratama akan diisi Mayjen (Purn) Leo Siegers dan Mayjen (Purn) Anggodo Wiradi.
Direktur PT Putra Sleman Sembada, pengelola PSS Sleman, Hempri Suyatna, menawarkan tiga inovasi kepada petinggi baru PT LIB dalam mengelola kompetisi.
“Pandemi ini tentunya menjadi tantangan terdekat yang dihadapi. Menurut perkiraan, wabah ini kan bisa berlangsung lama," kata Hempri.
"Sehingga, ke depan harapannya ada inovasi-inovasi dalam pengelolaan kompetisi,” ucap Hempri saat berbincang dengan Skor.id, Minggu (14/6/2020).
Berita PSS Lainnya: Striker PSS Sleman: Hai PSSI, Ini Hidup Kami
Inovasi pertama, Hempri berharap para petinggi PT LIB dapat membangun kompetisi yang profesional dan ketat dalam menjalankan aturan yang dibuat.
Kedua, sepak bola Indonesia yang mulai menjadi industri menggiurkan, bisa dikemas dan dikolaborasikan dengan pemerintah lewat kampanye pariwisata.