- CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, memperingatkan kepengurusan PT LIB yang baru jangan sampai ada praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
- Yoyok Sukawi ingin kepengurusan baru di PT LIB dapat bekerja lebih baik dari sebelumnya.
- Ia juga tidak akan segan untuk menyerukan mencopot jabatan direktur dan komisaris jika kinerjanya tidak baik.
SKOR.id - PSIS Semarang sebagai salah satu klub pemegang saham di PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) berharap kepengurusan baru dapat bekerja lebih baik daripada yang sebelumnya.
Hal tersebut diutarakan oleh Yoyok Sukawi, sebagai CEO dari tim berjuluk PSIS Semarang sekaligus Exco PSSI.
"PSIS mendukung siapa pun yang ditugaskan oleh Ketum PSSI di direksi dan komisaris PT LIB. Namun ingat, ini amanah klub," kata Yoyok Sukawi.
Berita PT LIB Lainnya: Akhmad Hadian Lukita Terpilih Jadi Dirut PT LIB, Madura United Sebut PSSI Sudah Benar
"Jangan dipakai untuk main-main apalagi KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) sehingga lupa bahwa tugas utama LIB adalah menyejahterakan klub," ujar Yoyok.
Yoyok Sukawi mengungkapkan tidak akan segan untuk menyopot kembali jabatan direktur dan komisaris baru jika kinerjanya buruk.
"Direktur dan komisaris sewaktu-waktu dapat kami copot kembali kalau tidak berhasil membawa kemajuan di PT LIB sehingga mereka harus berkerja keras," ujar Yoyok.
"Direktur dan komisaris baru harus mampu memperjuangkan untuk meningkatkan hak komersial klub. Dengan kerja keras dan komitmen, saya optimistis bisa," ucapnya.
PT LIB selaku operator kompetisi profesional Indonesia telah menetapkan susunan terbaru di jajaran direksi.
Hal tersebut diumumkan pada Sabtu (13/6/2020) lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Akhmad Hadian Lukita dipilih sebagai direktur utama menggantikan Cucu Somantri yang sebelumnya mundur.
Berita PT LIB Lainnya: Haruna Soemitro Tantang Direksi Baru PT LIB Buktikan Kapasitas
Adapun jajaran direksi lain diisi oleh Sudjarno (direktur operasional), Rudy Kangdra (direktur bisnis), dan Anthony Chandra Kartawiria (direktur keuangan).
Juniardi Anto Rachman menjadi komisaris utama menggantikan Sonhadji, diikuti oleh Leo Siegers, Andogo Wiradi, Ferry Paulus, Endri Erawan, dan Munafri Arifuddin sebagai komisaris.