- Manajer Persekat, Ersal Aburizal, mengatakan manajemen tengah mempersiapkan gaji pemain untuk bulan April pada bulan Mei ini
- Dia meminta pada operator kompetisi agar jangan mengambil langkah yang merugikan klub sebagai komoditi kompetisi.
- Selain dana sponsor yang terhenti akibat pandemi Covid-19, pendapatan klub lainnya seperti dari penjualan merchandise juga menurun drastis.
SKOR.id - Tim promosi Liga 2 2020, Persekat Kabupaten Tegal, masih menantikan cairnya subsidi termin pertama dari PT LIB.
Manajer Persekat, Ersal Aburizal, mengakui pihaknya hingga kini masih belum juga menerima hak yang sudah dijanjikan oleh operator kompetisi.
"Sampai saat ini baru enam klub dari total 24 tim Liga 2 yang sudah menerima subsidi dari PT LIB. Kami tetap berpikir positif bahwa hak kami itu akan segera dicairkan oleh PT LIB," kata Ersal Aburizal kepada Skor.id, Kamis (14/5/2020).
Berita Persekat Lainnya: Usaha Beras Persekat Tegal di Official Store Laris Manis
Diakuinya, Persekat belum menerima subsidi sama sekali sehingga mengalami kesulitan finansial.
"Saat ini kami tengah mempersiapkan anggaran untuk membayar gaji pemain bulan April yang dibayarkan bulan Mei ini," tutur Ersal.
"Kami mau tak mau tetap membayarkan kewajiban kepada pemain dengan sumber internal yang ada," ucap dia lagi.
Ersal menyinggung permohonan adanya potongan subsidi yang dilayangkan PT LIB kepada PSSI baru-baru ini.
PT LIB mengajukan pemotongan subsidi untuk tim Liga 1 dari Rp520 juta menjadi Rp350 juta.
Sedangkan tim Liga 2 dipotong dari Rp250 juta menjadi Rp100 juta.
"Kami harapkan tentunya tidak ada pemotongan itu karena enam klub lain yang sebelumnya sudah menerima juga dalam jumlah tanpa potongan," kata Ersal lagi.
Dia meminta kepada operator kompetisi agar jangan mengambil langkah yang merugikan klub sebagai komoditi kompetisi.
Berita PT LIB Lainnya: Hasani Abdulgani: RUPS Luar Biasa PT LIB Belum Tentu Digelar 18 Mei 2020
"Jika dilakukan pemotongan, ini akan membuat klub makin babak belur karena saat ini kondisi sangat sulit," ucap Ersal.
Selain dana sponsor yang terhenti akibat pandemi Covid-19, pendapatan klub lainnya misal dari penjualan merchandise juga menurun drastis.