- Gelandang PSS Sleman, I Gede Sukadana, mengatakan pemotongan gaji 75 persen kurang pas untuk pemain.
- Pemain asal Bali itu mengatakan, pemotongan gaji 50 persen lebih sesuai untuk pemain.
- I Gede Sukadana juga menyayangkan, pemain tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan pemotongan gaji.
SKOR.id - Gelandang PSS Sleman, I Gede Sukadana, mengatakan pemotongan gaji 75 persen kurang pas untuk pemain.
PSSI dan klub menyepakati dalam force majeure pandemi virus corona ini pemain, pelatih, dan ofisial tim digaji maksimal 25 persen pada periode Maret, April, Mei, dan Juni.
Menurut I Gede Sukadana, persentase pemotongan yang sesuai adalah setengah dari gaji para pemain, atau 50 persen.
Baca Juga: Libur Kompetisi, Gelandang PSS Jadi Pelatih Liverpool yang Sukses Merekrut Neymar
"Ya, mungkin (potong gaji) 50 persen lebih pas. Soalnya tidak semua pemain gajinya besar," kata I Gede Sukadana, saat dihubungi Skor.id, Minggu (12/4/2020).
"Kami akui, pemain juga tidak mau dengan keadaan seperti ini (adanya pandemi virus corona)," I Gede Sukadana menambahkan.
Mantan gelandang Persela Lamongan dan Kalteng Putra tersebut mengungkapkan, seharusnya pemain juga dilibatkan dalam pengambilan keputusan perihal pemotongan gaji ini.
"Sebenarnya kami, pemain tidak mau seperti ini. Tapi itu semua sudah menjadi keputusan PSSI dan manajemen kayaknya," ujar Sukadana.
"Tapi memang seharusnya (soal gaji ini) diomongin dulu ke semua pemain," lelaki 32 tahun itu menegaskan.
Hampir seluruh klub perserta Liga 1 2020 pada force majeure pandemi virus corona ini memotong gaji 75 persen.
Baca Juga: Winger PSS Sleman Bercocok Tanam untuk Mengisi Jeda Kompetisi
Ada pula yang berbeda, yakni Persita Tangerang. Klub berjulukan Pendekar Cisadane itu memangkas gaji pemain, pelatih, dan ofisial hingga 90 persen, atau hanya menerima 10 persen.