- Prestasi Persiba Bantul menurun tajam setelah meraih gelar juara Divisi Utama 2010-2011.
- PSIM Yogyakara berambisi besar naik ke kasta tertinggi tetapi selalu mendapat hambatan.
- PSS Sleman menjadi tim asal Yogyaarta paling berprestasi dalam satu dekade terakhir.
SKOR.id - Dari sekian banyak provinsi di Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu gudangnya pemain bola potensial.
Pada 2020, sedikitnya ada tiga tim asal Yogyakarta yang dikenal publik. Ketiga klub tersebut adalah PSS Sleman, PSIM Yogyakarta, dan Persiba Bantul.
Menariknya, dalam dua musim terakhir, baru PSS Sleman yang bisa bersaing di kasta tertinggi, Liga 1. Sedangkan tim lainnya, di Liga 2 dan Liga 3.
Baca Juga: Bek PSS Sleman Selesai Jalani Karantina 14 Hari
Pencapaian dalam 10 tahun terakhir inilah yang membuat Elang Jawa, julukan PSS, layak disebut sebagai tim penguasa tanah Kesultanan Yogyakarta.
Seperti apa perjalanan tim-tim asal Yogyakarta dalam satu dekade terakhir? Berikut gambaran situasi dan kondisinya:
Persiba Bantul
Laskar Sultan Agung, begitu julukan tim Persiba yang berkandang di Stadion Sultan Agung, Bantul ini. Dalam satu dekade terakhir, Persiba hanya bersaing dalam lima musim.
Selepas menjadi juara Divisi Utama 2010-2011, Persiba masih sempat menyabet beberapa gelar. Inilah masa-masa kejayaan Persiba dalam 10 tahun terakhir.
Juara Cilacap Cup 2010, runner-up Gubernur Aceh Cup 2011, Juara Batik Cup 2012 di Solo, dan juara Magelang Cup 2012, serta peringkat ketiga Piala Kemerdekaan 2015.
Setelah itu, prestasi Persiba terus menurun. Bahan, akhirnya Persiba terlempar ke Liga 3 2018 setelah tak bisa berbuat banyak dalam Liga 2 2017.
Musim lalu, dalam Liga 3 2018, langkah Persiba terhenti pada babak delapan besar. Mereka hanya menempati peringkat keempat dari empat tim di Grup Ciamis.
Manajerial yang kurang ideal disebut-sebut sebagai biang merosotnya prestasi Persiba. Ini pula yang akhirnya membuat suporter enggan hadir ke stadion.
PSIM Yogyakarta
Tim yang lahir pada tahun 1929 ini memiliki sejarah panjang. Beberapa prestasi yang dicatat Laskar Mataram antara lain juara Perserikatan tahun 1932.
Dalam 10 tahun terakhir, PSIM lebih banyak kalah bersaing di kompetisi yang diikutinya. Kasta kedua menjadi tempat langganan tim dengan warna kebesaran biru ini.
Bahkan, PSIM nyaris terdegradasi ke Liga 3 2018. Pasalnya dalam Liga 2 2017 PSIM harus melalui babak play-off untuk dapat selamat dan tetap di Liga 2.
Pada 2018, nasib tak baik masih menyelimuti PSIM. Tim asuhan Erwan Hendarwanto, kala itu harus mengawali kompetisi dengan nilai -9.
Namun demikian, daya juang tinggi dan mental jempolan yang dimiliki membuat PSIM justru nyaris lolos ke babak delapan besar.
Pada 2019, dengan investor baru PSIM bermaterikan pemain yang komplet. Bahkan dua pemain naturalisasi, Raphael Maitimo dan Cristian Gonzales, menjadi bagian tim.
Nyatanya PSIM gagal total. Estafet dari pelatih putaran pertama, Vladimir Vujovic ke Aji Santoso tak membawa dampak signifikan. PSIM tersungkur sejak fase Grup Timur.
Bicara mengenai fanatisme suporter, PSIM tak perlu diragukan. Ini karena Brajamusti dan The Maident dikenal sangat fanatik dan selalu memadati laga kandang PSIM.
Kekurangberuntungan dan faktor hukuman dari Komisi Disiplin PSSI akibat ulah oknum suporternya diyakini menjadi salah satu pengganjal laju PSIM.
Musim 2020 kiranya menjadi ujian lagi bagi tim yang kini dipimpin pelatih Seto Nurdiyantoro ini untuk menembus ambisi promosi ke kasta tertinggi.
PSS Sleman
Untuk sementara, PSS adalah tim dengan prestasi paling meyakinkan pada satu dekade terakhir: Juara Divisi Utama 2013, runner-up ISC B 2016, dan juara Liga 2 2018.
Bahkan, dalam empat tahun terakhir, PSS selalu memesona. Saat tampil sebagai tuan rumah Piala Presiden 2017, laga kandang selalu dipadati sedikitnya 30 ribu penonton.
Sebuah fakta menarik, mengingat PSS saat itu masih ada di kasta kedua. Usai gagal di Liga 2 2017, tim dengan warna kebesaran hijau ini begitu semangat bangkit.
Dalam Liga 1 2019, tampil sebagai tim promosi, PSS kembali membuat kagum dengan hasil finis di peringkat ke delapan dari 18 kontestan.
Baca Juga: Sejumlah Klub Usulkan Liga 1 2020 Dihentikan, Ini Sikap PSS Sleman
Sayangnya, meski punya prestasi meyakinkan, namun suporter PSS justru tak puas dengan manajemen. Suporter Sleman menuntut delapan poin kepada manajemen.
Bila tuntutan itu tak dipenuhi, mereka akan terus memboikot pertandingan. Karenanya tribune penonton akhirnya sepi tak berpenghuni.