- Kontestan Liga 2 2020, AA Tiga Naga, ikuti anjuran PSSI dan PT LIB, namun dengan sejumlah modifikasi.
- Hak pemain selama April dan Mei akan dibayar 25 persen, sedangkan Maret dibayar secara penuh.
- Adapun tim pelatih dan ofisial tim juga dipotong, namun besaran angkanya hanya 50 persen dari kontrak.
SKOR.id - Liga 2 2020 ditunda karena darurat pandemi Covid-19 diperpanjang. Penundaan ini otomatis memengaruhi finansial semua tim, termasuk AA Tiga Naga.
Manajer AA Tiga Naga, Hidayat, mengatakan berhentinya kompetisi mau tak mau akan berefek kepada klub, karena klub sudah mengeluarkan banyak dana.
Pasalnya, sebagian besar tim telah mengeluarkan dana untuk persiapan menuju kompetisi, seperti pemusatan latihan ke luar kota dan laga uji coba.
Tak ada kompetisi, berarti pula pemasukan klub menghilang. Walau angka dari tiket tidak signifikan, ada sumber sponsor saat laga berlangsung.
Klub pun jadi terkendala dalam menggaji pemain, pelatih, dan ofisial tim. Sisi lainya, memotong hak pemain juga bukan keputusan yang mudah.
Baca Juga: Finansial AA Tiga Naga Terpengaruh Berhentinya Kompetisi karena Pandemi Corona
Pasalnya, sebagin besar klub Liga 2 2020, termasuk AA Tiga Naga, menggaji pemainnya dengan angka yang rendah tidak seperti klub Liga 1 2020.
Bila mengacu keputusan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru, yang persilakan klub memotong 75 persen hak bulanan pemain sebagaimana kontrak, pemain akan kesulitan.
"Pasti ada efek terhadap finansial perusahaan, baik untuk baik gaji, akomodasi, atau lainnya. Meskipun untuk sisi operasional ada penghematan," kata Hidayat pada Rabu (1/4/2020).
Menurutnya, manajemen juga terpaksa mengikuti instruksi lockdwon dengan tidak berkantor per 1 April hingga akhir Mei 2020.
Baca Juga: Ternyata Ini Makna Nama dan Logo Klub Liga 2 Tiga Naga
Para pemain semuanya dirumahkan. Karenanya pula untuk gaji pemain, pelatih, dan ofisial tim tetap harus dipangkas untuk mengurangi beban klub.
"Jadi, per April 2020 semua pemain gajinya 25 persen, sedangkan untuk pelatih dan ofisial kami bayar 50 persen," Hidayat menjelaskan.
Hidayat mengaku belum merinci berapa besar efek kerugian finansial imbas kompetisi yang dihentikan. Yang pasti, angkanya cukup signifikan.
Malahan, masalah utamanya adalah sebelum kompetisi musim ini dimulai, tim sudah dalam peak performance (performa puncak) dan siap menghadapi kompetisi.
Baca Juga: Tiga Faktor Jefri Wibowo Dipilih sebagai Kiper Utama Tiga Naga
Saat kompetisi dihentikan dan libur seperti saat ini, otomatis ketika berkumpul lagi program persiapan tim tentu akan dimulai lagi.
Dalam artian, tim pelatih harus kembali merancang program untuk menemukan kembali performa terbaik pemain secara bertahap.