- Mes Arseto Solo, klub elite era Galatama, hingga kini masih berdiri tegak meski terbengkalai.
- Banyak kisah manis di mes Arseto Solo, salah satunya melahirkan pemain timnas Indonesia.
- Ada pula kisah mistik di mes yang dulunya merupakan rumah sakit dan bekas sekolah perawat itu.
SKOR.id - Bicara sepak bola Indonesia, tidak bisa dilepaskan dengan klub Arseto Solo. Ini karena Arseto menjadi salah satu tim legendaris era Galatama.
Mes Kadipolo yang terletak di kawasan Panularan, Laweyan, Kota Solo, Jawa Tengah, menjadi saksi bisu Arseto. Ada banyak memori hingga kisah mistis di dalamnya.
Arseto adalah tim elite era Galatama yang dimiliki putra Presiden RI kedua, Soeharto, yakni Sigid Harjoyudanto.
Tim ini adalah juara Galatama musim 1992. Tim dengan warna kebanggaan biru muda tersebut kala itu juga sempat berjaya di level Asia: Liga Champions musim 1992/1993.
Pada musim tersebut Arseto lolos hingga fase grup semifinal. Padahal, saat itu pesaing Arseto merupakan tim langganan dan punya nama di pentas Asia.
Baca Juga: Nanang Hidayat, Bintang Arema saat Juara Galatama yang Kini Melatih di Timor Leste
Pada Selasa (31/3/2020), Skor.id berkunjung ke mes Arseto Solo. Ditemani mantan penjaga mes, Joko Prasetyo, ada banyak memori dan cerita yang terkuak.
Sepanjang mata memandang, terlihat bangunan terbengkalai alias tidak terawat. Tidak heran rumput liar tampak begitu tinggi dan atap bangunan yang sudah rusak parah.
“Memang klub Arseto Solo bubar sekitar tahun 1998. Saya kemudian ditugasi untuk menjaga kawasan mes ini sejak tahun 2007 hingga 15 tahun lamanya,” kata Joko.
Mes yang berada di kawasan dengan luas lebih dari dua hektar ini tetap dijaga sebagai antisipasi agar tidak ditinggali oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Baca Juga: Daftar Top Skor Liga Indonesia Setelah Perserikatan dan Galatama Dilebur
Sebagai warga asli yang tinggal di sekitar mes, Joko mengatakan sejak dia duduk di bangku SD sekitar awal tahun 1990, sudah kenal dengan tim Arseto.
“Mes ini punya banyak memori. Banyak melahirkan pemain timnas Indonesia. Mulai dari Eduard Tjong, Ricky Yacob, Sudirman, Rocky Putiray, dan Agung Setyabudi,” ucap Joko.
Mengenai sejarah mes, awalnya merupakan bangunan Rumah Sakit Kadipolo. Kemudian sempat digunakan sebagai sekolah perawat hingga akhirnya jadi mes Arseto pada 1990.
Selain banyak meninggalkan memori, mes ini juga sudah sangat dikenal punya kisah mistis yang kental, khususnya bagi warga sekitar.
“Untuk hal mistis, sudah bukan jadi rahasia lagi bagi warga sekitar mes ini. Ada banyak sekali cerita mistisnya,” kata pria 40 tahun itu.
Bahkan, mengenai kisah mistis ini, Joko menambahkan, juga sudah dialami sejak para pemain masih menempati mes.
“Jadi cerita mistis yang muncul bukan karena setelah mes kosong, tapi sudah ada sejak Arseto menempati bangunan ini,” ia menegaskan.
Adapun fasilitas yang masih digunakan secara aktif adalah fasilitas lapangan yang terletak di belakang mes. Lapangan digunakan untuk latihan sekolah sepak bola (SSB)