- Ghanim Al Muftah menjadi bintang dalam seremonial pembukaan Piala Dunia 2022 bersama aktor Hollywood, Morgan Freeman.
- Pemuda Qatar berusia 20 tahun tersebut terpilih sebagai Duta Piala Dunia 2022 karena kegigihannya melawan penyakit yang dideritanya.
- Dia mengidap Caudal Regression Syndrome kelainan bawaan langka yang terjadi ketika bagian bawah tulang belakang tidak terbentuk sempurna sebelum lahir.
SKOR.id - Ghanim Al Muftah, yang mencuri perhatian pada upacara pembukaan Piala Dunia 2022 bersama aktor Hollywood, Morgan Freeman, adalah salah satu selebritas terbesar di Qatar saat ini.
Sosok Ghanim menjadi sorotan ketika melantunkan Surat Al Hujurat ayat 13 selagi berbicara dengan Morgan Freeman. Pemuda 20 tahun itu juga dipilih menjadi Duta Piala Dunia 2022 karena kegigihannya melawan penyakit yang dideritanya.
Pada kenyataannya, Ghanim yang kelahiran 5 Mei 2002 itu juga seorang pembicara motivasi dan influencer media sosial tersebut telah menjadi wajah yang tidak asing lagi di Timur Tengah.
"Saya bekerja dengan beragam orang, dari segala usia dan kebangsaan, yang datang bersama untuk satu tujuan. Mereka memberi saya harapan besar untuk masa depan. Itu adalah pengalaman yang memperkaya dan saya berteman seumur hidup. Akan lebih baik lagi di Piala Dunia," kata Ghanim saat dipilih menjadi duta Piala Dunia 2022.
1 minute under water ????
Don’t try this at home ???? #غانم_المفتاح #GhanimAlMuftah pic.twitter.com/fMYcoOSOuw— غانم المفتاح | Ghanim Al-Muftah (@g_almuftah) November 24, 2022
Ketika mencoba untuk bertemu dengannya secara langsung, jurnalis onmanoram berjumpa dengan seorang Keralite – penduduk asli Kumbalangi – bernama Josi Antony yang tak lain adalah pelatih pribadi Ghanim beberapa tahun yang lalu.
Josi mengatakan bahwa tidak mungkin untuk bertemu Ghanim sekarang karena dia sedang menjalani perawatan untuk masalah kesehatan yang terkait dengan Caudal Regression Syndrome (CRS), dikenal sebagai caudal dip atau sacral dysgenesis, kelainan bawaan langka yang terjadi ketika bagian bawah tulang belakang tidak terbentuk sempurna sebelum lahir.
Josi adalah instruktur renang Ghanim selama lebih dari sepuluh tahun.
Behind the scenes with #MorganFreeMan for the FIFA World Cup Opening Ceremony #GhanimAlMuftah#غانم_المفتاح #FIFAWorldCup2022 pic.twitter.com/tHCwCnj4qV— غانم المفتاح | Ghanim Al-Muftah (@g_almuftah) November 22, 2022
"Ghanim pertama kali dibawa kepada saya saat dia berusia tiga setengah tahun. Pada tahun 2005, saya berhenti dari pekerjaan saya di Doha Indian School dan kembali ke Kerala," instruktur renang mengisahkan awal pertemuannya dengan Ghanim.
Ternyata, pada saat itu ibunda Ghanim, Eman, yang meminta Josi untuk kembali ke Qatar.
"Dia ingin saya melatih anak-anaknya olahraga air. Saya menerima undangan tersebut dan mulai mengadakan sesi latihan untuk kedua anaknya di kolam renang di rumah keluarga Muftah di Al Wakrah," kata Josi.
Menurut Josi, Ghanim dan saudara kembarnya, Ahmed yang tumbuh normal, diperlakukan sama oleh Eman dan suaminya, Muhammed Ahmed Ali Mustafa.
View this post on Instagram
"Mereka tidak peduli bahwa salah satu saudara kandung itu memiliki kecacatan. Ahmed bermain sepak bola seperti anak lainnya sementara Ghanim bermain dengan tangannya.
"Mereka berdua adalah saudara kakak beradik yang paling ramah dan aneh yang pernah saya temui dalam hidup saya," kata Josi, merenungkan sosok Ahmed dan Ghanim.
Ghanim, yang juga seorang YouTuber, dan Ahmed memiliki saudara perempuan – Garisa – yang lima tahun lebih tua. "Mereka sangat dekat dengan putri saya Jislin," kata Josi.
Menjelma sebagai entrepreneur termuda Qatar, usia 15 tahun (2017), Ghanim lalu menjadi sensasi media sosial setelah dia berbagi kisah hidupnya yang luar biasa dengan para pengikutnya.
View this post on Instagram
Dengan lebih dari tujuh juta follower di TikTok, lebih dari 3,3 juta di Instagram, dan hampir satu juta pelanggan di YouTube, dia merupakan salah satu pemberi pengaruh media sosial utama di Timur Tengah.
Keluarga kerajaan Qatar selalu menjadi pilar pendukung yang kuat bagi Ghanim. Dan, saat ini, bersama Ahmed, sedang mengejar gelar Ilmu Politik dari sebuah universitas di London.
"Ikatan kuat yang kami bagi dengan keluarga Ghanim adalah hal paling berharga yang kami peroleh dari hidup kami di Qatar," kata Josi, yang juga seorang pelukis, dan istrinya Mary Diaz.
"Ketika Ghanim masih muda, dia biasa memanggil saya 'Coachee'. Saya hanya mengajarinya berenang, tapi dia dan keluarganya yang mengajari saya banyak hal tentang kehidupan," ujar pria yang saat ini bekerja sebagai instruktur olahraga air di America School of Doha.***
Berita Piala Dunia 2022 Lainnya:
Qatar Minta Militan Hamas dan Jihad Islam Palestina Jaga Ketenangan di Gaza selama Piala Dunia 2022
Piala Dunia 2022: Konflik Israel-Palestina Merambah ke Kalangan Fans dan Jurnalis di Qatar
Piala Dunia 2022: Suporter Wanita Merasa Lebih Aman Berkat Larangan Alkohol