- Sederet keputusan Ronald Koeman dinilai membawa Barcelona ke dalam keterpurukan.
- Barcelona menelan empat kekalahan dan sekali seri di lima pertandingan Liga Champions di bawah komandi Koeman.
- Kini, nasib pelatih asal Belanda tersebut berada di ujung tanduk.
SKOR.id - Masa depan Ronald Koeman di Barcelona berada di ujung tanduk. Presiden Joan Laporta dan jajarannya dikabarkan tengah mempertimbangkan nasib entrenador asal Belanda tersebut.
Barcelona kembali menelan hasil memalukan di Liga Champions, menyusul kekalahan telak 0-3 dari Benfica. Dengan demikian Sergio Busquets dkk belum meraup poin dari dua pertandingan di kompetisi terelite antarklub Eropa di musim ini.
Secara total, Blaugrana tidak pernah menang di lima laga terakhir di Liga Champions, dengan rincian empat kali kalah dan sekali imbang.
Di pentas liga domestik tim Catalan tercecer dengan menempati urutan enam, mengantungi 12 poin dari enam kali bertanding.
Keberadaan Ronald Koeman sebagai juru taktik raksasa Catalan itu pun kian dipertanyakan. Memang, sejak menukangi Barcelona pada Agustus 2020 mantan pelatih timnas Belanda itu kerap dihujani kritik karena berbagai alasan.
Namun, enam hal di bawah ini dinilai paling krusial yang dianggap sebagai dosa besar pelatih 58 tahun tersebut di Camp Nou.
1. Menyalahkan pemain
Tak perlu dimungkiri, dari segi kualitas pemain, Barcelona memang mengalami penurunan drastis di musim ini menyusul kepergian Lionel Messi ke Paris Saint-Germain.
Beberapa Ronald Koeman menyoroti bahwa beberapa pemain muda dinilai lebih berkomitmen dibandingkan pemain senior di Barcelona. Ia juga kerap melontarkan kritik usai pertandingan, soal bagaimana pemainnya kehilangan peluang dan konsentrasi. Hal ini pun dilakukannya lagi setelah Barcelona kalah di Lisbon tengah6 pekan kemarin.
“Kami juga harus menuntut lebih dari para pemain, gol pertama kami tak boleh membiarkan pemain lawan masuk ke area pertahanan dengan begitu mudah, Barcelona sekarang tidak sama dengan delapan tahun lalu,” kata Koeman.
Komentar sejenis ini tentu saja tidak membuat sang pelatih disayangi para pemain.
2. Meninggalkan gaya tiki-taka
Gaya tiki-taka sudah menjadi ciri khas Barcelona sejak lama, dimulai dengan eranya pelatih Johan Cruyff, untuk kemudian disempurnakan Pep Guardiola yang memimpin tim pada 2008 hingga 2012.
Dengan gaya menyerang, Guardiola berhasil mempersembahkan total 14 gelar selama empat tahun membesut Blaugrana, termasuk sixtuple di musim pertamanya.
Tapi permainan indah yang sudah menjadi ciri khas the Catalans tersebut makin pudar di tangan Ronald Koeman. Ia lebih sering memilih formasi 4-2-3-1 dibanding pola 4-3-3, atau bahkan menggunakan lima pemain di belakang.
Kesulitan Barcelona terlihat jelas saat bermain imbang 1-1 dengan Granada, di mana Los Cules mencatat 54 crossing, namun hanya mampu mencetak gol penyelamat dari kekalahan di pengujung laga.
Lagi-lagi, Ronald Koeman menunjuk materi pemain dengan mengatakan, “Ini bukan pemain untuk memainkan tiki-taka.”
3. Disharmoni dengan Joan Laporta
Sejak awal keberhasilan Joan Laporta menjabat sebagai presiden anyar Barcelona, hubungannya dengan Ronald Koeman memang sulit. Saat kampanye pemilihan presiden, Laporta memberikan isyarat soal keraguannya terhadap pria berpaspor Belanda tersebut.
Dan di awal musim 2021-2022, Joan Laporta juga dikabarkan ingin mendepak Koeman dan mencari pelatih anyar, meski akhirnya mempertahankan sang arsitek karena masalah ekonomi.
Inkonsistensi performa Barcelona di awal musim ini membuat hubungan Ronald Koeman dan Joan Laporta makin meruncing.
4. Penurunan target
Dalam sebuah konferensi pers, Ronald Koeman menegaskan klub sedang dalam masa ‘pembangunan’ dan ia secara terang-terangan menurunkan ekspektasi di Barcelona.
“Klub bersama saya sebagai pelatih sedang dalam pembangunan kembali. Situasi finansial berkaitan dengan olahraga dan sebaliknya, sebagai sebuah skuad kami harus membangun tim tanpa mampu membuat investasi besar,” kata Koeman sebelum duel dengan Cadiz pada 24 September lalu.
“Tetap berada di papan atas klasemen liga akan menjadi sebuah kesuksesan, tapi di Liga Champions Anda tak bisa mengharapkan keajaiban.”
Komentar-komentar seperti ini bakal sulit diterima jajaran petinggi klub, para pemain, bahkan fans tim sekelas Barcelona.
5. Keras kepala
Meski mendapat tekanan dari berbagai pihak, termasuk Joan Laporta, Ronald Koeman bergeming soal pemain yang mau ia mainkan. Ia bersikukuh bahwa beberapa pemain lebih pantas mendapat kesempatan tampil dibanding Samuel Umtiti dan Riqui Puig meski desakan agar keduanya diturunkan terus mengalir.
6. Perjudian yang berujung bencana
Banyak orang mengerutkan dahi ketika Barcelona mengumumkan transfer peminjaman Luuk de Jong dari Sevilla. Ia diproyeksikan untuk menjadi andalan di lini depan menyusul kepergian Lionel Messi dan Antoine Griezmann.
Namun perjudian Ronald Koeman mendatangkan kompatriotnya ke Camp Nou berujung bencana. Meski mendapat banyak kesempatan, Luuk de Jong gagal memenuhi ekspektasi.
Tak hanya itu, beberapa keputusan taktik Koeman juga sering dipertanyakan. Menempatkan Eric Garcia di sisi kanan dalam tiga formasi bek sejajar dan merombak posisi Frenkie de Jong di laga melawan Benfica adalah salah satu contohnya.
Hasil Liga Europa: Leicester City dan Napoli Tumbang, Lazio dan West Ham Menang https://t.co/iVvL89z4WF— SKOR.id (@skorindonesia) September 30, 2021
Berita Barcelona lainnya
10 Kekalahan Terburuk dalam Sejarah Barcelona
VIDEO: Barcelona Tak Mampu Cetak Gol Lawan Cadiz, Ronald Koeman Bilang Begini