- Tentang "Kutukan Nomor 9 AC Milan" kembali muncul ke permukaan setelah Olivier Giroud mendapatkan nomor tersebut di I Rossoneri.
- Olivier Giroud resmi bergabung dengan AC Milan menggantikan posisi Mario Mandzukic yang kontraknya tidak diperpanjang.
- Mario Mandzukic adalah korban terakhir dari kutukan nomor 9 tersebut.
SKOR.id - Oliver Giroud telah resmi sebagai penyerang AC Milan. Bintang asal Prancis ini akan menambah daya gedor lini depan I Rossoneri mulai musim 2021-2022 ini.
Kehadirannya pun menjadi perhatian karena dia satu di antara pemain yang tercatat pernah memenangkan dua gelar utama: Liga Champions dan Piala Dunia.
Gelar Liga Champions baru diraihnya pada musim lalu (2020-2021) bersama Chelsea sedangkan gelar Piala Dunia diraihnya bersama timnas Prancis pada 2018.
Olivier Giroud juga menjadi perhatian karena usia dan intensitasnya dalam mencetak gol. Umur Olivier Giroud sudah 34 tahun, termasuk veteran untuk seorang pemain.
Sedangkan itensitasnya dalam mencetak gol memperlihatkan dirinya bukanlah tipikal mesin gol. Namun, Olivier Giroud disukai sejumlah pelatih yang mengenalnya.
Olivier Giroud memiliki peran krusial ketika Chelsea sukses meraih gelar Liga Champions musim lalu itu. Dia yang mencetak gol ke gawang Rennes di menit terakhir dalam fase grup.
Lalu Olivier Girpud mencetak empat gol ketika Chelsea menggulung Sevilla, 4-0, juga di fase grup.
Sedangkan di perempat final, Olivier Giroud mencetak gol penentu kemenangan atas Atletico Madrid, 1-0.
Boleh jadi, ada keberuntungan tapi fakta bahwa Olivier Giroud ada di momen-momen krusial ketika timnya sangat membutuhkan kemenangan.
"Keberuntungan" ini pula salah satu modal Olivier Giroud dalam mematahkan tentang "kutukan nomor 9" di AC Milan. Kedatangannya di Milan memang diiringi dengan isu tersebut.
Tentu saja tidak ada yang namanya kutukan dalam sepak bola, tapi sulit menjelaskan mengapa 10 penyerang Milan mengalami bernasib buruk dan semuanya adalah mereka yang menyandang nomor 9?
Terakhir yang mengalaminya adalah Mario Mandzukic. Kehadiran Mario Mandzukic yang tadinya diharapkan bisa menjadi alternativ bagi lini depan I Rossoneri, tapi malah seolah makin menegaskan tentang "kutukan nomor 9 Milan".
Setelah era Filippo Inzaghi, tidak ada lagi penyandang nomor 9 yang mampu memperihatkan produktivitasnya.
Total, kakak dari Simone Inzaghi ini menorehkan 126 gol dari 300 pertandingan. Menurut Sky Sport, rata-rata Pippo mampu mencetak 1 gol setiap 144 menit.
AC Milan pun menjadi klub terakhir dalam karier Inzaghi ketika gantung sepatu pada 2012.
Dari sinilah kemudian sejumlah penyerang datang dan pergi setelah mengenakan nomor 9 dan semuanya gagal.
Kebetulan atau tidak, setelah era Filippo Inzaghi yang kini sebagai pelatih Benevento, nomor 9 telah memberikan beban dan "petaka" bagi semua penyerang yang tiba di I Rossoneri.
Apakah itu memang kutukan, nasib buruk, atau memang hanya kebetulan?
Berikut 10 Penyerang yang mengenakan nomor 9 di AC Milan setelah era Filippo Inzaghi dan mereka memang tidak pernah sukses dengan nomor tersebut:
1. Alexandre Pato, 1 Gol setiap 171 Menit
Hari setelah Filippo Inzaghi mengucapkan selamat tinggal, nomor 9 sudah ada di punggung pemain muda asal Brasil, Alexandre Pato.
Sebenarnya, ini hanyalah perubahan nomor karena sebelumnya Alexandre Pato mengenakan nomor 7.
Meski demikian, pergantian nomor 7 ke nomor 9 ternyata tidak membuat Pato mendapatkan keberuntungan di I Rossoneri. Malah sebaliknya, performanya semakin menurun.
Dengan nomor 7, rata-rata dia mampu mencetak 1 gol setiap 155 menit. Sedangkan dengan nomor 9, Alexandre Pato butuh rata-rata 171 menit untuk mencetak 1 gol.
Total, dia hanya mencetak dua gol selama enam bulan mengenakan nomor 9 sebelum akhirnya pergi.
2. Alessandro Matri, 1 Gol setiap 933 Menit
Pada 30 Agustus 2013, AC Milan mengungumkan bahwa Alessandro Matri resmi masuk dalam skuad senior setelah sebelumnya sempat bermain dalam 71 menit di Liga Italia dengan status pemain muda I Rossoneri.
Alessandro Matri datang dengan pengalaman yang lebih matang dan mendapatkan nomor 9. Meski demikian, harapan atau ekspektasi terhadap pemain ini justru jauh meleset.
Dia hanya mencetak satu gol, tepatnya saat lawan Parma. Menurut Sky Sport, Alessandro Matri merupakan pemain terburuk di Milan yang mengenakan nomor "kutukan" tersebut, rata-rata 1 gol setiap 933 menit.
3. Fernando Torres, 1 Gol setiap 592 Menit
Setelah Alessandro Matri hanya enam bulan di I Rossoneri, pada musim panas berikutnya, AC Milan pun mendatangkan Fernando Torres pada Agustus 2014.
Dengan nomor 9 di punggungnya, bintang asal Spanyol tersebut awalnya langsung membuat pendukung I Rossoneri terkesan lewat gol menghadapi Parma, melalui tandukan.
Fernando Torres yang bergabung ke Milan dengan status pinjaman ternyata tidak mampu melanjutkan performa positif tersebut.
Faktanya, gol ke gawang Parma menjadi satu-satunya gol yang dia ciptakan untuk Milan dari total 592 menit, sebelum akhirnya pergi pada Januari 2015, kembali ke Atletico Madrid.
4. Mattia Destro, 1 Gol setiap 281 Menit
Berikutnya, pada bursa transfer Januari pula, Milan memberikan nomor 9 kepada pemain baru mereka, Mattia Destro.
Mattia Destro datang dengan kondisi yang lebih bugar setelah pengalamannya naik dan turun bersama AS Roma.
Mattia Destro berhasil membuat pendukung Milan terkesan dengan gol ke gawang Empoli pada laga pertamanya bersama Milan.
Namun, selama enam bulan setelah gol ke gawang Fiorentina dan ke gawang mantan klubnya, Roma, Mattia Destro tercatat hanya mampu mencetak satu gol setiap 281 menit.
5. Luiz Adriano, 1 Gol setiap 271 Menit
Selanjutnya, Juni 2015, AC Milan kemudian memutuskan untuk memberikan nomor 9 kepada penyerang baru mereka, Luiz Adriano yang didatangkan dari Shakhtar Donetsk.
Tapi, lagi-lagi, nomor 9 di I Rossoneri terlalu berat bagi bintang asal Brasil tersebut yang hanya bertahan satu setengah tahun dan hanya mencetak 6 gol.
Menurut Sky Sport, rata-rata Luiz Adriano hanya mampu mencetak 1 gol setiap 271 menit.
Dengan rata-rata tersebut, AC Milan kembali belum menemukan pemilik yang pas setelah kepergian Filippo Inzaghi.
6. Gianluca Lapadula, 1 Gol setiap 170 Menit
Gianluca Lapadula ke Milan pada 2016-2017. Ada harapan besar karena dia datang dengan status pencetak gol terbanyak di Seri B bersama Pescara dengan 27 gol dari 40 laga.
Meski demikian, pemain yang kemudian memilih tampil dengan timnas Peru ini hanya tampil semusim bersama I Rossoneri.
Dia mencetak delapan gol dari 29 pertandingan atau rata-rata 1 gol setiap 170 menit. Bukan statistik yang bagus memang tapi rata-rata lebih baik setelah era pensiunnya Inzaghi.
7. Andre Silva, 1 Gol setiap 202 Menit
Andrea Silva datang dengan status bintang baru dalam sepak bola Eropa. I Rossoneri menaruh harapan besar kepada pemai asal Portugal ini.
Kualitasnya dapat dilihat dari harga transfernya saat ke Milan yang mencapai 40 juta euro saat itu. Tapi, situasinya tidak berjalan sesuai harapan.
Di ajang Liga Europa, dia mencetak delapan gol dari 14 pertandingan, sedangkan di Liga Italia total hanya dua gol.
8. Gonzalo Higuain, 1 Gol setiap 230 Menit
Kehadirannya di AC Milan pada 2018-2019 seperti akan memecahkan persoalan lini serang I Rossoneri karena bobot produktivitas dari penyerang asal Argentina ini.
Total, tidak kurang Gonzalo Higuain menorehkan 111 gol antara kariernya di Napoli dan Juventus.
Tapi, lagi-lagi, yang terjadi justru hanya persoalan pemain ini. Il Pipita hanya mencetak 6 gol di Liga Italia, sedangkan di Piala Italia 2 gol.
9. Krzysztof Piatek, 1 Gol setiap 269 Menit
Awalnya, Krzystof Piatek mengenakan nomor 19 di AC Milan namun kemudian mendapatkan nomor 9 setelah kepergian Gonzalo Higuain.
Piatek merupakan pencetak gol produktif di klub sebelumnya, Genoa. Dengan total 13 gol dari 19 pertandingan Liga Italia, dia pun bergabung ke Milan pada Januari 2019.
Piatek hanya mencetak 9 gol dari 18 laga pada paruh kedua 2018-2019 tersebut. Sedangkan pada 2019-2010 lalu, tampil dalam 18 laga dan hanya mencetak empat gol.
Piatek kini justru menemukan keberuntungan bersama Hertha Berlin dengan total sudah mencetak empat gol sepanjang 2020-2021 ini.
10. Mario Mandzukic, 0 Gol dalam 287 Menit
Mario Mandzukic tiba di AC Milan pada Januari 2021 lalu. AC Milan mendatangkan pemain timnas Kroasia ini dengan transfer gratis.
Sebelum bergabung dengan I Rossoneri. Mario Mandzukic bermain di klub asal Qatar, Al-Duhail.
Di AC Milan, statusnya menjadi pelapis (cadangan) bagi penyerang utama Zlatan Ibrahimovic. Hanya, memang Mario Mandzukic lebih banyak absen karena kondisinya yang tidak fit..
Pada akhir 2020-2021, AC Milan pun melepas dirinya. Total, Mario Mandzukic selama enam bulan tersebut tampil dalam hanya 10 pertandingan dan hanya satu di antaranya sebagai starter.
Mario Mandzukic adalah pemain terakhir yang mengenakan nomor 9 di AC Milan dan seperti kebanyakan penyerang lainnya setelah era Filippo Inzaghi, dia menjadi korban dari "kutukan" nomor tersebut.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Kyogo Furuhashi mencetak gol perpisahan untuk Vissel Kobe sebelum hijrah ke Celtic FC. https://t.co/ZHKoLS0NBr— SKOR.id (@skorindonesia) July 18, 2021
Berita AC Milan Lainnya:
AC Milan Resmi Dapatkan Ballo-Toure, Pesaing Theo Hernandez
10 Pemain Prancis di AC Milan: Hanya Sedikit yang Sukses
Jadwal Pramusim AC Milan: Ada Partai Akbar lawan Real Madrid