- Barcelona kini dipenuhi para pemain berkepala tiga di skuad utama mereka.
- Para pemain muda memiliki menit bermain terbatas di Blaugrana.
- Banyak darah muda yang kemudian dijual atau dipinjamkan.
SKOR.id - Regenerasi La Masia di Barcelona mungkin jadi salah satu hal tersulit di dunia saat ini.
Dalam sejarah umat manusia, ada beberapa hal yang dulu dianggap mustahil untuk dilakukan.
Berjalan di bulan, berkomunikasi tatap muka dari jarak jauh, hingga terbang di angkasa pernah dianggap mustahil dicapai oleh manusia.
Dalam konteks yang jauh berbeda, kemustahilan yang sama kini dirasakan dalam upaya melakukan regenerasi La Masia di skuad utama Barcelona.
Jompo -- dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai tua sekali dan sudah lemah fisiknya, tua renta, atau uzur.
Hal tersebut bisa dibilang kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan skuad Barcelona saat ini.
Para pemain utama mereka sudah berkepala tiga, usia yang bisa dibilang tak lagi muda untuk pesepak bola.
Masalahnya, Blaugrana seperti tak percaya pada pemain belia dan regenerasi di tubuh klub kemudian tak berjalan sebagaimana mestinya.
Ruang Sempit Pemuda di Rumah Orang Tua
Seperti panti jompo, Barcelona musim ini memang dipenuhi para lansia sepak bola.
Sebut saja Gerard Pique, Lionel Messi, Arturo Vidal, dan Luis Suarez yang sudah sama-sama berumur 33 tahun.
Selain itu, ada nama Ivan Rakitic (32 tahun), Sergio Busquets (31), dan Jordi Alba (31) yang sudah berumur.
Sisanya juga tak bisa dibilang muda dengan Marc-Andre Ter Stegen berusia 28 tahun, Antoine Griezmann 29 tahun, dan Sergi Roberto 28 tahun.
Mungkin hanya Clement Lenglet (25 tahun) dan Nelson Semedo (26) yang bisa dibilang masih muda, dengan Arthur (23) akan ditukar Miralem Pjanic (30) musim depan.
Dalam daftar pemain utama, hanya Ansu Fati (17 tahun) sebagai pemain muda yang paling sering tampil, itupun ia kerap turun berlaga karena para penyerang Barcelona terus bergantian cedera.
Ansu Fati tercatat sudah bermain 28 laga. Sisanya, penampilan para pemain belia Barcelona bisa dihitung dengan jari.
Mereka yang masih bertahan di Camp Nou punya waktu tampil terbatas seperti Riqui Puig (8 laga), Ronald Araujo (2), dan Alex Collado (1).
Bahkan beberapa nama harus rela dipinjamkan atau dijual demi mendapat menit bermain seperti Carles Perez (AS Roma), Jean-Claire Todibo (Schalke), Carles Alena (Real Betis), hingga Moussa Wague (Nice).
Daftar ini tak menghitung lulusan La Masia yang harus hengkang bahkan sebelum menembus tim utama seperti Marc Cucurella yang kini sudah dibeli permanen oleh Getafe.
Meski para pemain muda tersebut tak semuanya lulusan akademi la masia Barcelona, hal ini cukup menunjukkan betapa susahnya menembus tim utama Blaugrana sebagai pemain muda.
Jadi sebenarnya, siapa yang salah soal tak adanya menit bermain bagi darah muda di skuad Barcelona?
Bukan Salah Pelatih Semata
Pelatih Barcelona, Quique Setien, tak asing dengan kritikan bahwa ia tak berani menurunkan pemain muda.
Sebenarnya ini bukan eksklusif untuk Setien saja, pelatih Barcelona sebelumnya juga mendapatkan kritikan serupa.
Meski begitu, Setien mengakui bahwa apa yang ia lakukan bukan sepenuhnya kesalahan dia pribadi.
"Memberikan kesempatan lebih pada para pemain muda harusnya bukan hanya pekerjaan saya, ini harusnya jadi perjudian klub saat merencanakan musim," ujar Setien, dilansir dari Marca.
"Jika Anda merekrut lima pemain terbaik di dunia di posisi tersebut, akan sulit untuk membuat ruang bagi pemain muda."
Masalahnya bagi Barcelona, kemenangan juga seperti hal wajib bagi mereka untuk terus bersaing di Eropa dan papan atas klasemen Liga Spanyol setiap musim.
Berjudi dengan memainkan pemain muda sepertinya tak jadi jalan yang dipilih, setidaknya untuk sekarang.
"Kami ingin memenangi segalanya, kami ingin bersaing, tetapi kami juga ingin pemain berusia 17 tahun bermain seperti seseorang yang sudah menang Piala Dunia."
"Kini semua orang berbicara keinginan untuk menang, tetapi jika saya menurunkan empat pemain muda dan kami tak menang, mereka akan memecat saya," kata Setien.
Sama seperti jejak kaki Neil Armstrong di bulan, teknologi video call, hingga pesawat terbang, hal yang awalnya dianggap mustahil bukan berarti tak bisa dilakukan oleh manusia.
Hal yang sama berlaku untuk regenerasi La Masia di skuad utama Barcelona yang mungkin akan terjadi suatu hari nanti.
Akan tetapi, sampai mereka berani memberikan banyak waktu bermain bagi para pemain muda, jangan harap ada Lionel Messi kedua yang muncul dari La Masia di Barcelona.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Leroy Sane Hengkang, Manchester City Mungkin Akan Sulit Terbang https://t.co/R3NW1D4UAe— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 3, 2020
Berita Barcelona Lainnya:
7 Kisah Transfer Mahal Barcelona yang ''Lebih Gagal'' dari Antoine Griezmann