- Klub debutan IBL, Louvre Surabaya, kabarnya ingin diakuisisi oleh salah satu maskapai penerbangan Indonesia.
- Pemilik Louvre Surabaya Erick Herlangga membenarkan kabar tersebut.
- Namun, Erick Herlangga mengaku masi ingin menjadi pemegang saham mayoritas Louvre Surabaya.
SKOR.id – Beredar rumor bahwa tim basket Indonesia, Louvre Surabaya, ingin diakuisisi oleh salah satu maskapai penerbangan asal Indonesia.
Pemilik Louvre, Erick Herlangga, membenarkan rumor tersebut dalam sesi konferensi pers virtual pada Senin (13/4/2020).
Dalam kesempatan itu pula, Erick memberikan update seputar timnya selama Indonesian Basketball League (IBL) 2020 ditangguhkan.
Berbagai hal dibicarakan Erick Herlangga seperti masalah kontrak para pemain yang tengah menjadi perbincangan hangat.
Baca Juga: IBL 2020 Dihentikan Sementara, Louvre Surabaya Lakukan Penyesuaian Kontrak
Selain itu, Erick juga mengonfirmasikan bahwa ada salah satu maskapai penerbangan Indonesia yang ingin mengakuisisi timnya.
“Iya, itu betul ada,” jawab Erick Herlangga saat ditanya wartawan apakah benar Louvre Surabaya ditawar oleh sebuah maskapai penerbangan di Indonesia.
“Jadi ada offer dari salah satu pengusaha untuk mengakuisisi Louvre, tapi saat ini saya masih mau memegang saham mayoritas, belum mau lepas (sebagian) saham.”
Dengan kata lain, untuk sekarang Erick Herlangga tak tertarik menjual sahamnya di Louvre Surabaya mengingat timnya baru menjalani debut di IBL tahun ini.
“Karena memang kan perusahaan yang ingin akuisisi harus beli sahamnya dulu dan saya masih mau jadi pemegang saham mayoritas. Belum ada niat jual,” Erick menegaskan.
Kendati membenarkan kabar tersebut, Erick Herlangga tidak memberikan informasi detail mengenai maskapai penerbangan mana yang tertarik mengakuisisi Louvre Surabaya.
Penangguhan IBL karena pandemi virus corona (Covid-19) membuat banyak tim olahraga di Indonesia mengambil langkah drastis untuk menjaga stabilitas finansial.
Salah satunya adalah dengan memotong gaji pemain atau atlet. Ini dilakukan agar beban pengeluaran tim terjaga di tengah ketiadaan kompetisi.
Namun strategi ini juga memungkinkan klub tetap mampu menjalankan kewajibannya untuk membayar para pemain.
Baca Juga: Tiga Kota Jadi Kandidat Tuan Rumah Play-off IBL 2020
Akan tetapi, usai membicarakan rumor akuisisi tim, Erick Herlangga mengatakan timnya tak ingin mengambil langkah pemotongan gaji.
Erick Herlangga, yang juga dikenal sebagai pengusaha bidang perhotelan ini, menilai jika opsi pemotongan gaji tidak adil untuk para pemain Louvre.
“Keputusan potong gaji juga tak mudah, karena bervariasi. Misal, pemain A gaji 50 juta dipotong 50 persen jadi 25 juta. Tapi, si B gaji 5 juta, dipotong jadi 2,5 juta,” ucap Erick.
“Apakah itu adil? Jadi saya sih tetap inginnya opsi penyesuaian kontrak, tanpa pemotongan gaji. Kontrak delay (ditunda) tiga bulan ke belakang,” tambahnya.