- Louvre Surabaya ingin agar kompetisi IBL dihentikan karena kondisi global sudah tak memungkinkan akibat pandemi Covid-19.
- Louvre Surabaya memberikan dua opsi, yakni IBL menobatkan NSH sebagai juara atau kompetisi yang sudah berjalan dibatalkan.
- Jika kompetisi batal, Louvre Surabaya ingin kembali mendapat jatah ambil nomor satu di IBL Draft musim depan.
SKOR.id – Pandemi virus corona membuat Louvre Surabaya menyarankan agar Indonesian Basketball League (IBL) Pertamax 2020 dihentikan secara permanen.
Jika akhirnya kompetisi dihentikan, maka ada dua opsi yang diajukan oleh CEO Louvre Erick Herlangga.
Baca Juga: Meninggal, Donor Organ Pesepak Bola Inggris Selamatkan 7 Orang
Salah satunya adalah memberikan gelar kepada penghuni posisi kedua klasemen sementara, NSH Jakarta.
NSH Jakarta dianggap pemuncak klasemen lantaran tim yang menempati posisi pertama, Indonesia Patriots hanya berstatus peserta tamu.
Indonesia Patriots adalah timnas basket Indonesia sehingga tak diizinkan ikut berburu gelar juara.
"Kalau NSH juara, maka kami ada di peringkat lima klasemen. Itu berarti kami mendapat jatah ambil draft pemain asing dan rookie musim depan di tengah,” ujar Erick Herlangga, kepada Skor.id, Senin (6/3/20).
Jika NSH juara, hal itu tidak adil bagi Pelita Jaya Bakrie Jakarta. Pasalnya, Pelita Jaya berada di peringkat tiga dengan ketertinggalan satu poin dari NSH.
Namun, Adhi Pratama dan kawan-kawan punya tabungan satu pertandingan lebih banyak.
Adapun, opsi kedua yang diajukan Louvre adalah menganggap kompetisi musim ini batal. Dengan demikian, tidak ada satupun tim yang dinobatkan sebagai kampiun.
Tapi, jika opsi ini diambil, Erick Herlangga menegaskan IBL harus kembali memberikan jatah ambil nomor satu di IBL Draft musim depan kepada Louvre.
Pada musim ini, Louvre menikmati keistimewaan menjadi tim pertama yang memilih pemain asing.
Mereka berhasil mendapatkan tiga pemain hebat, Savon Goodman, Michael Kolawole, dan Martavious Irving.
“Kalau musim ini batal, dianggap tidak ada, berarti susunan draft kembali ke awal, Louvre dapat jatah ambil nomor satu lagi. Ya, konsekuensinya harus demikian memang,” ucapnya.
Erick Herlangga menyatakan bahwa melanjutkan kompetisi merupakan hal yang sulit diwujudkan.
Jika IBL kembali bergulir secepatnya, para pemain asing belum tentu bisa kembali.
“Pemain asing hampir semua dari Amerika Serikat (AS). Apakah mereka bisa kembali sesegera mungkin mengingat di sana sudah ada 300 ribuan orang terinfeksi corona," kata Erick.
Baca Juga: Presiden UEFA: Liga Champions Bisa Batal
"Jika mereka kembali ke Indonesia dalam beberapa bulan ke depan, belum tentu masyarakat menerimanya,” ujarnya.
Seandainya dimulai September, kontrak pemain sudah habis. Apalagi, banyak pemain yang kontraknya berakhir pada Agustus dan September.