- Belakangan, rumor diboyongnya pembalap IndyCar, Colton Herta, oleh Red Bull banyak mendapat sorotan.
- Herta diplot menggantikan Pierre Gasly di AlphaTauri jika pembalap Prancis tersebut dibajak Alpine.
- Namun, poin superlicense Herta belum mencukupi, sehingga kepindahannya ke F1 terancam batal.
SKOR.id - Pembalap IndyCar, Colton Herta, belakangan dirumorkan akan hijrah ke ajang Formula 1 (F1).
Herta diplot menggantikan Pierre Gasly jika pembalap Prancis tersebut jadi dipinang Alpine.
Seperti diketahui, Alpine tengah kesulitan mendapatkan pembalap setelah Fernando Alonso "dibajak" Aston Martin menggantikan Sebastian Vettel.
Bahkan, upaya mereka menggaet Oscar Piastri gagal setelah sang pembalap dikontrak McLaren.
Herta dinilai menjadi kandidat pembalap yang cocok untuk AlphaTauri, mengingat usianya yang baru menginjak 22 tahun.
Namun, rencana mendatangkan Herta terancam gagal. Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, ingin berpegang teguh pada Kode Olahraga Internasional dan tidak memberi jalan mudah kepada Herta.
"FIA tidak akan ditekan oleh tim-tim terkait keputusan terhadap masalah poin superlicense," ujar juru bicara FIA.
"Presiden FIA telah menerapkan tata kelola yang kuat, dan kami akan mematuhinya," ia menambahkan.
Problem superlicense jadi bahasan publik setelah sejumlah petinggi klub melayangkan protes terhadap rencana Red Bull Racing mendatangkan Herta.
Prinsipal Mercedes, Toto Wolff, Fred Vasseur (Alfa Romeo), Mike Krack (Aston Martin) dan Gunther Steiner (Haas) menyebut Herta tak seharusnya diberi izin ke F1.
Pasalnya, Herta belum mampu memenuhi jumlah minimum 40 poin. Mereka juga mendesak agar FIA tak membengkokkan aturan demi Herta.
Bos Ferrari, Mattia Binotto, juga mendukung penolakan. Di sisi lain, dia juga meminta untuk memantau situasi.
"Kami akan melihat apa yang dilakukan FIA mengenai masalah tersebut. Saya kira setiap tim akan melakukan hal serupa, karena ini untuk kepentingan olahraga kami," ia menjelaskan.
"Kami tidak bisa memiliki force majeure atau apa pun dari situasi, yang mana bukan force majeure, tentunya dalam kasus ini," tuturnya.
Senada dengan Binotto, CEO F1, Stefano Domenicali, mengindikasikan sistem poin yang harus dihormati.
"Saya kira, yang paling penting punya tata kelola solid. Kalaupun tidak ada aturan tertulis, masih ada kerangka tata kelola," ia menuturkan.
"Saya kira dia (Ben Sulayem) mendukung itu. Tidak selalu menyenangkan. Tapi yang paling penting transparansi dan integritas dan mengikuti aturan, tidak ada yang lain," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Motorsport Indonesia dengan judul "FIA Ganjal Upaya Colton Herta ke Formula 1
Hasil F1 GP Italia 2022: Diakhiri Drama Safety Car, Max Verstappen Rebut Kemenangan ke-11
Hasil Kualifikasi F1 GP Italia 2022: Charles Leclerc Sabet Pole Position di Kandang Ferrari
F1 GP Italia 2022: Ungguli Red Bull Racing di Hari Jumat, Ferrari Makin Percaya Diri