- Massimo Rivola adalah salah satu sosok penting dalam peningkatan performa Aprilia di MotoGP sejak 2019.
- Kedatangan staf dari ajang Formula 1 menjadi salah satu rahasia peningkatan performa Aprilia.
- Penyesuaian suasana antara tim Formula 1 dan MotoGP menjadi tantangan terberat Aprilia.
SKOR.id - Berbicara mengenai peningkatan performa Aprilia dalam beberapa tahun terakhir tidak lepas dari sosok Massimo Rivola.
Pria asal Italia tersebut resmi menjadi direktur balap Aprilia sejak Januari 2019, bertepatan dengan perginya desainer mesin Mario Manganelli dari tim.
Rivola mengatakan bahwa kondisi internal Aprilia sangat berat ketika dia pertama kali menjabat sebagai direktur balap.
Aleix Espargaro yang hanya finis ke-17 di MotoGP 2018 berkali-kali meminta keluar dari Aprilia karena tidak adanya peningkatan performa motor miliknya.
Melihat kondisi yang genting, Rivola pun membuat gebrakan dengan mendatangkan teknisi baru dari tim lain termasuk ajang Formula 1.
"Stefano Romeo, dia adalah sosok yang penting. Michele Fantini telah memperkuat tim darii sisi departemen elektronik," kata Rivola kepada Speedweek.
"Kami juga melakukan pengembangan mesin. Dari sini kami mulai membangun banyak kompetensi. Tahun ini kami mendatangkan ahli lain dari Suzuki. Sekarang kami adalah tim yang lebih baik. Struktur kami membaik."
Sejak kedatangan para teknisi tersebut, Rivola mengakui bahwa performa Aprilia terus menanjak. Terutama sejak MotoGP 2021.
"Saya merasa bahwa dari 2019 ke sini kami mulai mengalami perubahan permanen di dalam perusahaan," kata Rivola menjelaskan.
"Pertama, silinder yang berubah dari 70 menjadi 90 derajat. Setelah itu, ada peningkatan performa mesin dan aerodinamis. Kami pun terus meningkatkan jumlah staf Aprilia tiap tahun untuk menemukan teknisi yang terbaik."
Meskipun tampak mulus dan impresif, Rivola mengakui bahwa tidak mudah untuk bekerja sama dengan teknisi dari ajang Formula 1.
Aprilia tidak seketika menjelma menjadi tim besar sesaat setelah para teknisi dari ajang balap jet darat tersebut datang.
"Iya, ada sedikit tantangan. Namun, pendekatan dan intergrasinya cukup mulus. Ada nilai tambahan. Mereka bekerja dengan pemikiran terbuka dan membantu kami dengan visinya," jelasnya.
"Kesulitan terbesar adalah teknisi yang tiba dari Formula, mereka biasa berada di tim dengan setidaknya 500 staf. Beberapa, seperti Ferrari, bahkan lebih dari 1000 staf."
"Bayangkan jika Anda datang dari tim yang terdiri dari 1000 pegawai ke MotoGP yang hanya ada 100 staf saja. Mereka harus berpikir dan bekerja dengan cara yang sangat berbeda."
Saat ini, Aleix Espargaro untuk sementara menduduki peringkat kedua MotoGP 2022. Hanya selisih 21 poin dari Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) di puncak klasemen.
Sementara itu, Maverick Vinales semakin yakin dengan keputusannya menerima pinangan Aprilia tahun lalu setelah meraih podium pertamanya di GP Belanda 2022.
Berita MotoGP Lainnya:
Podium MotoGP Belanda 2022 Bikin Maverick Vinales Makin Mantap bersama Aprilia
Lakukan Blunder Fatal di MotoGP Catalunya 2022, Aleix Espargaro Minta Maaf ke Aprilia