- Eks bos Honda, Livio Suppo, menyebut bahwa Joan Mir adalah kandidat awal penerus Dani Pedrosa.
- Namun, Alberto Puig yang meneruskan jabatan Livio Suppo menolak kedatangan Joan Mir.
- Menurut Livio Suppo, salah pilih penerus Dani Pedrosa menjadi awal dari bencana Honda yang dampaknya terasa di 2020.
SKOR.id - Eks manajer Honda Racing Corporation (HRC), Livio Suppo, mengatakan bahwa Joan Mir seharusnya bisa menjadi salah satu pembalap mereka.
Ia bersama eks petinggi HRC lainnya, Shuhei Nakamoto, mengaku sempat tertarik dengan bakat yang dimiliki oleh Joan Mir muda.
Livio Suppo yang menjabat sebagai bos HRC hingga akhir musim 2017 bahkan telah melakukan pendekatan hingga tahap negosiasi dengan rider asal Spanyol tersebut.
Menurutnya, Joan Mir memiliki talenta sebagai penerus Dani Pedrosa jika sang pembalap pensiun dari dunia MotoGP.
Akan tetapi, rencana Livio Suppo dan Shuhei Nakamoto itu gagal total setelah Alberto Puig mengambil alih kepemimpinan Honda.
"Ketika saya masih di Honda saya sempat mendatangi Mir karena Nakamoto dan saya yakin dia bisa menjadi penerus Pedrosa," tutur Suppo kepada GPOne.
"Kemudian setelah saya pergi, dari apa yang saya dengar, negosiasi sebenarnya tetap berlanjut."
"Namun, Alberto Puig meminta Joan Mir menandatangani kerja sama tetapi tanpa garansi masuk ke dalam tim pabrikan Honda," Suppo menjelaskan.
Karena alasan itulah juara dunia Moto3 2917 itu memilih mundur dan mencari tim pabrikan lain yang mau memberi kesempatan tampil di kelas utama MotoGP.
Pada akhirnya, pilihan Mir jatuh kepada tim Suzuki Ecstar dan debutnya di kelas utama pun terjadi pada MotoGP 2019.
Joan Mir pun membalas kepercayaan itu dengan menjadi juara dunia pembalap MotoGP pada tahun keduanya memperkuat pabrikan asal Hamamatsu, Jepang itu.
Livio Suppo pun mengaku cukup kecewa karena rider bidikannya, yang terbukti bertalenta, justru disia-siakan oleh Honda.
Pilihan merekrut Jorge Lorenzo untuk menggantikan Dani Pedrosa pada MotoGP 2019 dinilainya malah mengantarkan Honda pada bencana di tahun berikutnya.
Memang, Honda sukses menyabet triple crown (juara dunia pembalap, tim, dan pabrikan) pada MotoGP 2019. Namun, semua itu bisa diraih berkat kecemerlangan Marc Marquez.
HRC tampaknya masih ingin mengandalkan jasa Marc Marquez dalam beberapa tahun ke depan. Hal itu dibuktikan dengan perpanjangan kontrak hingga akhir 2024.
Namun, rencana berantakan setelah Marc Marquez mengalami kecelakaan pada seri perdana MotoGP 2020 yang membuatnya absen panjang, bahkan hingga musim rampung.
Tanpa The Baby Alien, Honda terbukti keteteran sepanjang MotoGP 2020. Pada momen inilah peran pembalap yang mumpuni sangat diperlukan.
Jorge Lorenzo yang punya koleksi tiga gelar juara dunia MotoGP sejatinya punya kapasitas untuk menjadi tulang punggung Honda.
Namun, pembalap berjuluk X-Fuera itu sudah kadung memutuskan pensiun pada akhir musim 2019 dan menjadi pembalap penguji Yamaha.
Alex Marquez yang ditunjuk sebagai pengganti Dani Pedrosa pun tak bisa berbuat banyak, begitu juga dengan Stefan Bradl yang menggantikan posisi Marc Marquez.
Pada poin inilah, Livio Suppo meyakini jika kehadiran Joan Mir di kubu Repsol Honda lebih baik ketimbang Jorge Lorenzo maupun Alex Marquez.
"Jika Honda memilih Mir ketimbang Lorenzo, maka mereka pasti akan memenangi juara dunia dan mengamankan masa depan mereka sendiri," Livio Suppo menjelaskan.
"Terkait masa depan, mereka mungkin telah mencoba Alex Marquez. Padahal, penunjukan Alex Marquez lebih karena Jorge Lorenzo yang pensiun (bukan rencana matang)."
Anggapan itu seolah benar adanya lantaran Alex Marquez bakal turun ke tim satelit Honda pada kompetisi MotoGP 2021.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
78 Hari Pascamelahirkan, Arianny Celeste Sudah Tampil Sempurna Sebagai Ring Girl UFC https://t.co/hZobfw1kgs— SKOR Indonesia (@skorindonesia) December 15, 2020
Berita MotoGP Lainnya:
Hanya Menang Satu Kali pada MotoGP 2020, Marc Marquez Anggap Joan Mir Konsisten