SKOR.id – Indonesia siap kembali menjadi tuan rumah World Rally Championship (WRC) atau Kejuaraan Reli Dunia. Kabar ini disampaikan langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, Rabu (15/1/2025).&nbsp;Dito telah bertemu promotor WRC yang datang ke Tanah Air didampingi Ikatan Motor Indonesia (IMI) di kantor Kemenpora. Mereka melakukan penjajakan soal kemungkinan Indonesia masuk kalender reli dunia.&nbsp;Sebagai informasi, Indonesia pernah dua kali menggelar WRC, yakni pada 1996 dan 1997. Kala itu putaran Reli Indonesia diselenggarakan di Medan, Sumatera Utara.&nbsp;Setelah hampir tiga dekade, WRC berencana mengembalikan seri Indonesia ke dalam kalender kejuaraan dunia secepatnya.&nbsp;Menurut Menpora Dito Ariotedjo, WRC mengharapkan gelaran Reli Indonesia dapat terselenggara pada musim 2026 mendatang.“Jadi, sebenarnya yang realistis adalah di tahun 2027 karena WRC belum mengunci rangkaian series, tetapi dari WRC sendiri menginginkan untuk terselenggara di tahun 2026. Nah kita lihat probabilitas kesiapannya dari seri infrastruktur pendukung dan WRC itu sendiri,” ujar Menpora.Lebih lanjut Dito menjelaskan penyelenggaraan WRC Indonesia masih dalam tahap penjajakan untuk 2026 atau 2027. WRC sudah menyampaikan ketertarikannya sejak 2024 dan sepakat melakukan diskusi resmi.“Yang pasti di tahun 2026 sudah ada 14 series yang dikunci. Nantinya WRC, IMI Pusat dan LPDUK akan melakukan penjajakan final untuk realistisnya tahun 2026 atau 2027,” tutur Menpora Dito.&nbsp;“Dari WRC sebenarnya ingin di tahun 2026. Akan kita lihat selain teknis administrasi pasti ada juga kesiapan infrastruktur dan sebagaiya dan kita menunggu finalnya dari WRC.” katanya menambahkan.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Menpora_Dito_Ariotedjo_WRC_5ca6105a22.jpg" alt="Menpora Dito Ariotedjo - WRC"><figcaption>Menpora Dito Ariotedjo (tengah) berbicara soal kesiapan Indonesia kembali menggelar event reli WRC, 15 Januari 2025. (Dok. Kemenpora)</figcaption></figure>Terkait venue, rencananya digelar di Medan hingga Danau Toba, Sumatera Utara. Menpora berharap event WRC nanti bisa meningkatkan serta mengangkat perekonomian lokal juga sektor lainnya seperti halnya F1 Powerboat dan Aquabike. &nbsp;“Karena ini reli jadi tidak ada Pembangunan masif seperti stadion atau lainnya. Rencananya dari Medan sampai Danau Toba. Usai perjanjian yang telah ditandatangani, WRC akan melakukan investigasi dan pendalaman terkait venue yang akan dilalui untuk series Indonesia,” jelasnya.Ketua IMI Pusat Bambang Soesatyo mengungkapkan rencana menghadirkan kembali WRC di Indonesia juga dalam rangka melaksanakan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni peningkatan sport tourism guna meningkatkan ekonomi lokal maupun nasional.&nbsp;“Harapan kita event ini melengkapi apa yang sudah ada di Indonesia. Lengkap sudah kejuaraan dunia bisa kita hadirkan, hanya satu yang belum, Formula 1,” ujar Bamsoet.“Insyaallah masih dalam negosiasi apakah 2026 atau 2027. Kita berharap WRC ini bisa diselenggarakan di tahun depan, 2026 bulan Agustus sebelum series di Jepang pada November 2026,” tambahnya. &nbsp;&nbsp;Sementara itu, promotor WRC yang diwakili oleh Senior Director Event Simon Larkin dan Senior Sport Director Peter Thul merasa terhormat mendapatkan sambutan hangat di Indonesia. Mereka pun berharap reli dapat segera dilaksanakan di negeri ini.“Sangat terhormat bisa ada di sini, kami telah lama berdiskusi untuk penyelenggaraan WRC di Indonesia. Kami yakin ini masa depan yang cerah bagi Indonesia bekerja sama dengan WRC untuk menggelar motorsport yang menakjubkan,” ucap Larkin.“Dukungan pemerintah Indonesia juga sangat tinggi kami rasakan dengan telah ditandatanganinya kesepakatan bersama untuk penyelenggaraan WRC bisa digelar di Indonesia.” &nbsp;&nbsp;&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/VMdQXOBFODk?si=0RmjRUUylnBT0diP" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Menpora Dito Ariotedjo mengungkapkan pihak WRC ingin Reli Indonesia dapat terselenggara pada 2026.

Semua berita terkini tentang tenis, voli, MMA, renang, atletik, WSBK, Formula E, dan masih banyak lainnya.

Other Sports

Indonesia Siap Kembali Masuk Kalender World Rally Championship

SKOR.id&nbsp;– “Anda tidak akan bisa mengalahkan mereka dengan mobil normal,” kata Walter Rohrl (diperankan Volker Bruch). “Tentu saja bisa…jika Anda yang mengendarainya,” tutur Cesare Fiorio (Riccardo Scamarcio)Demikian petikan dialog antara Rohrl, pereli legendaris kampiun Kejuaraan Reli Dunia (World Rally Championship) dua kali (1980, 1982), dengan Fiorio selaku Manajer Tim Martini Racing-Lancia dalam film bertema balap Race for Glory: Audi vs Lancia.&nbsp;Film persembahan Lionsgate memang terasa berbeda karena selama ini sangat jarang sineas menyorot reli dunia jika membuat film bertema motorsport. Race for Glory: Audi vs Lancia&nbsp;merupakan proyek garapan tiga negara, yakni Italia, Inggris, dan Irlandia.Race for Glory: Audi vs Lancia&nbsp;— yang sebelumnya diberi judul 2 Win&nbsp;namun dinilai kurang menjual — mengajak penonton merasakan serunya perjalanan dan drama olahraga penuh aksi yang terinspirasi dari peristiwa nyata yang terjadi di WRC 1983.Saat itu, terjadi persaingan sangat sengit di antara dua pabrikan legendaris di WRC yang mewakili dua negara hebat di industri otomotif, Jerman yang bangga dengan Audi dan Italia yang mencuat lewat Lancia.&nbsp;Dikisahkan pereli asal Jerman Walter Rohrl, kampiun WRC 1982 bersama Rothmans Opel Rally Team, berhasil ditarik Tim Martini Racing untuk musim 1983 dengan menggeber Lancia Rally 037, mobil baru di Grup B (kelas tertinggi di WRC saat itu) namun berpenggerak roda belakang (rear-wheel drive).&nbsp;Di Martini Racing saat itu, Rohrl satu tim dengan sejumlah nama top seperti pereli Finlandia Markku Alen dan andalan Italia Attilio Bettega.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/UzRI4vC05GU?si=ywjp2TWGvMxOf-0H" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>Namun, kala itu mereka harus menghadapi “monster” di Grup B, Audi Quattro A1 (di tengah musim dilanjutkan model upgrade, Quattro A2) milik Tim Audi Sport yang diperkuat pereli Finlandia Hannu Mikkola dan pereli wanita asal Prancis Michele Mouton.&nbsp;Kehebatan dan kekuatan Audi Quattro A1 sudah terbukti pada musim sebelumnya (1982), saat Mouton dan Mikkola menempati peringkat kedua dan ketiga pereli untuk membantu Audi merebut gelar juara dunia pabrikan.&nbsp;Persaingan sangat ketat akhirnya benar-benar terjadi di WRC 1983, baik di kategori pereli maupun pabrikan. Di pabrikan, Audi dan Lancia berhasil memenangi 10 dari 12 lomba dan merebut 30 dari maksimum 36 finis podium yang mungkin direbut pada tahun 1983 itu.&nbsp;Di kategori pabrikan, Lancia akhirnya memenangi persaingan di WRC 1983 kendati tidak turun di dua lomba terakhir. Itu menjadi gelar pertama Lancia setelah sebelumnya merebutnya tiga kali beruntun pada 1974, 1975, dan 1976.&nbsp;Namun di sisi lain, performa Audi sangat mengesankan setelah Quattro A1 digantikan Quattro A2 pada paruh kedua WRC musim 1983, dengan memenangi tiga dari empat event terakhir dan hampir mengejar Lancia. Mikkola membuat Audi bangga dengan merebut gelar pereli di WRC 1983.Lancia dan Audi adalah dua merek legendaris di WRC meskipun saat ini tidak turun lagi. Lancia masih menjadi brand&nbsp;dengan jumlah gelar pabrikan terbanyak di WRC, 10 (1974, 1975, 1976, 1983, 1987, 1988, 1989, 1990, 1991, 1992).&nbsp;Lancia juga merebut lima gelar pereli, yang empat di antarnya dibuat dalam lima tahun antara 1988 sampai 1991 (hanya kecolongan pada 1990 dari Toyota).Audi masing-masing memang hanya merebut dua gelar pabrikan (1982, 1984) dan pereli lewat Mikkola (1983) dan Stig Blomqvist (1984). Namun, Audi Quattro adalah mobil reli pertama yang mengadopsi sistem penggerak 4 roda (four-wheel drive) di WRC.&nbsp; &nbsp;Selain Walter Rohrl dan Cesare Fiorio, Race for Glory: Audi vs Lancia juga menampilkan karakter insinyur Jerman Roland Gumper (Daniel Bruhl), yang saat persaingan itu menjadi Head of Sport and Special Development di Audi Sport.&nbsp;Selama Gumpert — pendiri produsen mobil sport Apollo Automobil — menjadi direktur di Audi Sport, Audi berhasil memenangi total 25 lomba WRC dan empat gelar di ajang itu.Disutradarai oleh penulis/pembuat film Italia Stefano Mordini yang berpengalaman mengarahkan banyak film dokumenter (Paz '77, Referees, Il Confine, dan Come Mio Padre, Cloud Man), skenario Race for Glory: Audi vs Lancia digarap oleh Fillippo Bologna, Stefano Mordini, dan Scamarcio.&nbsp;Diproduksi oleh Scamarcio dan Jeremy Thomas, Race for Glory: Audi vs Lancia rencananya bakal diputar di bioskop-bioskop dan di VOD mulai 5 Januari 2024.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/iWUA1-gDzj4?si=ryAahLoYzSPXvB-y" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>

Race for Glory: Audi vs Lancia mengisahkan perseteruan sengit di WRC 1983.

Latest Articles - WRC

Indonesia Siap Kembali Masuk Kalender World Rally Championship

Race for Glory: Audi vs Lancia, Kisah Riil Rivalitas Dua Pabrikan Legendaris di WRC