SKOR.id&nbsp;–&nbsp;Dalam film-film bertema seni bela diri, duel terakhir sering menyuguhkan teknik terbaik dari sang pemeran utama. Adegan pertarungan itu juga sering menjadi penyelesaian akhir dari perseteruan kedua pihak.&nbsp;Menariknya, jurus pamungkas itu tidak jarang mendapat cibiran atau ejekan dari penggemar. Itu bisa jadi karena teknik yang ditampilkan sang jagoan mewakili penguasaan baru sang pahlawan atas bentuk seni mereka.&nbsp;Selain itu, biasanya gerakan penyelesaian sang jagoan sangat bervariasi. Mulai dari yang konyol hingga yang benar-benar menakutkan, masing-masing gerakan memberikan adegan akhir yang menarik yang dengan rapi menyimpulkan narasi dan perjalanan sang pahlawan.&nbsp;Tidak ada yang memungkiri bila gerakan penyelesaian terbaik dalam seni bela diri telah menjadi momen ikonik di dunia perfilman.&nbsp;Gerakan akhir dalam film seni bela diri seringkali menjadi bagian yang paling berkesan. Meskipun film seni bela diri dipenuhi dengan adegan pertarungan yang rumit, gerakan terakhir selalu jauh lebih khas dan biasanya secara intrinsik terkait dengan plotnya. Efektivitas adegan-adegan ini tidak terletak pada konfrontasi itu sendiri, tetapi pada seni yang digunakan para aktor untuk menampilkan rangkaian aksi yang mengesankan.&nbsp;Beberapa film ternama telah menjadi legenda karena adegan terakhirnya dan penyampaiannya oleh sejumlah pemain terampil yang memukau.&nbsp;Berikut lima film seni bela diri dengan penyelesaian akhir terbaik, dan menjadi bukti pesona abadi dan daya tarik genre tersebut.Flying Kick dari Jean-Claude Van Damme – Death Warrant (1990)Berada di posisi kelima adalah Death Warrant.&nbsp;Ini film thriller aksi dengan latar belakang penjara yang dibintangi Jean-Claude Van Damme. Dia berperan sebagai detektif polisi Louis Burke yang menyamar dan bertemu musuh bebuyutan bernama Sandman.&nbsp;Selama pertarungan terakhir yang penting dari pasangan tersebut, Sandman hampir mengalahkan Burke dan mencoba melemparkannya ke ruang ketel.&nbsp;Namun, sebelum Sandman bisa melakukannya, Van Damme dengan gaya pahlawannya memberikan tendangan terbang (flying kick) dramatis yang membuat Sandman terjatuh ke belakang ke dalam api. Ini adalah gerakan penyelesaian yang sangat melodramatis namun sangat menghibur karena ditampilkan dengan teknik dan semangat khas Van Damme.Knee Drop&nbsp;Tony Jaa – Ong-Bak: The Thai Warrior (2003)Peringkat keempat aksi penutup terbaik ditempati Ong-Bak: The Thai Warrior. Film tentang seni bela diri asli Thailand ini dibintangi oleh Tony Jaa sebagai Ting.Plotnya berkisah tentang sebuah desa yang patung sucinya dinodai dan sebagian dicuri, dan Tony Jaa secara sukarela mengambilnya.&nbsp;Selama konfrontasi terakhir yang penuh semangat, Tony Jaa mendorong dirinya ke udara di atas saingannya, yang tergeletak di lantai. Jaa lalu menekuk kakinya dan mendaratkan lututnya (knee drop) terlebih dahulu ke arah lawannya dengan kekuatan sedemikian rupa hingga keduanya menembus papan lantai.&nbsp;Ini gerakan penyelesaian yang sangat brutal dan sinematik yang secara sempurna menyeimbangkan kombinasi realisme dan penampilan berlebihan dalam genre seni bela diri.Spear-Hand Attack dari Mang Hoi – Buddha Assassinator (1980)Shao Hai yang diperankan Mang Hoi, menghindari serangan Pangeran Yi dalam film Buddha Assassinator (1980).&nbsp;Film yang juga dikenal dengan judul Shogun Massacre&nbsp;ini adalah film seni bela diri yang dibintangi oleh penendang terkenal Korea, Hwang Jang Lee, sebagai Pangeran Yi yang jahat.&nbsp;Film ini mengisahkan seorang sarjana kung fu muda bernama Shao Hai yang dipekerjakan oleh Pangeran Yi sebelum dia mengetahui niat buruknya.&nbsp;Shao Hai menghadapi Pangeran Yi dalam pertarungan terakhir yang rumit saat dia menjatuhkan Yi ke punggungnya dan kemudian melompat ke dadanya.&nbsp;Shao Hai kemudian menyatukan kedua telapak tangannya dan menusukkannya ke tenggorokan Yi — sebuah gerakan yang dikenal sebagai serangan tangan tombak (spear-hand attack). Adegan tersebut sarat dengan sensasionalisme bela diri klasik dan kesimpulan yang sangat memuaskan.Belt &amp; Sword Combo dari Jet Li – Fist of Legend (1994)Jet Li menjadi bintang utama film Fist of Legend memerankan karakter Chen Zhen, seorang seniman bela diri yang menyelidiki kematian majikan lamanya di tangan penjajah Jepang.&nbsp;Pertarungan terakhir menggambarkan pertemuan intens antara Chen dan Jenderal Fujita (Billy Chow). Chen dengan anggun menghindari pedang katana Fujita sebelum dia menggunakan ikat pinggangnya sebagai senjata.&nbsp;Chen mengacungkan ikat pinggangnya dengan kemampuan mematikan, melilitkannya pada bilahnya (inilah mengapa disebutkan belt &amp; sword combo) dan menggunakannya untuk menyayat leher Fujita.&nbsp;Ini kematian yang sangat mengerikan yang mendapat manfaat dari efek khusus yang lebih modern. Adegan ini juga menunjukkan kreativitas yang sering dikaitkan dengan Li dan genre seni bela diri dan menawarkan salah satu pertarungan terakhir yang paling mendebarkan.Dagger Kick dari Bruce Lee – The Big Boss (1971)Inilah jurus pamungkas film bela diri paling epik yang pernah dibawakan oleh Bruce Lee yang ikonik di akhir film The Big Boss.&nbsp;Lee berperan sebagai seorang pemuda yang bekerja di pabrik es bersama sepupunya. Film ini berpuncak pada pertarungan sengit antara karakternya dan pemilik pabrik es, yang dipersenjatai dengan sepasang belati.&nbsp;Pada klimaks pertarungan, lawan Lee melemparkan belati ke arahnya. Tetapi Lee dengan cepat menangkis pedangnya dengan tendangan cepat dan mendorongnya kembali ke dada penjahat. Jurus akhir tendangan belati (dagger kick) Bruce Lee sangat melodramatis dan merupakan yang paling epik dalam genre seni bela diri.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/MCBxhBhGKk4?si=SLC_7ZVgmdNKhq2o" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>

Gerakan penyelesaian akhir dalam film seni bela diri telah menjadi momen ikonik di dunia perfilman.

Films

5 Film Laga dengan Jurus Pamungkas Terbaik

SKOR.id – Pencinta film laga mungkin tak asing dengan nama dan wajah Scott Adkins.&nbsp;Seniman bela diri asal Inggris ini telah menghabiskan sebagian besar kariernya selama 20 tahun bertarung di dunia&nbsp;layar lebar.&nbsp;Dalam prosesnya,&nbsp;Adkins&nbsp;telah melawan setiap bintang laga yang ia idolakan. Kini, dengan John Wick 4 telah memberinya peran paling menarik dalam sebuah judul studio besar hingga saat ini.&nbsp;Selama tur persnya untuk John Wick 4, bintang utama film tersebut Keanu Reeves ditanya tentang dua “legenda seni bela diri” dalam diri Donnie Yen dan Hiroyuki Sanada yang bekerja dengannya dalam film tersebut, dan menambahkan Scott Adkins ke daftar ini.&nbsp;Ketiganya, kata Reeves, adalah “seniman bela diri sejati” (berlawanan dengan dirinya yang hanya “seniman bela diri film”), dan menegaskan bahwa “teknik dan hasrat Adkins berada pada level lain.”&nbsp;Walaupun itu pujian yang sangat tinggi dari Reeves, bagi banyak penggemar yang telah dikumpulkan Adkins selama dua dekade, mengingat ia telah melakukan tendangan memutar, membalikkan badan, dan melakukan akrobatik di layar, itu tidak lebih daripada yang pantas ia dapatkan.&nbsp;Dengan lebih dari 60 gelar, atlet asal Inggris ini telah menunjukkan kehebatannya dalam berbagai disiplin ilmu bela diri yang belum pernah diketahui banyak orang — termasuk taekwondo, judo, karate, ninjitsu, capoeira, krav maga, wushu, muay thai, kung fu, jeet kune do, kickboxing, dan jiu jitsu Brasil — dan keterampilan akting yang kuat.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/Crbesqks07O"></oembed></figure>Namun, dengan sebagian besar karier yang dihabiskan Adkins, bagi siapa pun yang selera film aksinya jarang menyimpang dari arus utama, John Wick 4 mungkin merupakan perkenalan pertama mereka dengan pria berusia 47 tahun itu.&nbsp;Ini tentu saja menyajikan perjalanannya yang paling menarik dalam judul teater besar hingga saat ini, saat ia tidak hanya menjadi samsak tinju yang berpenampilan kejam dan sebagian besar tidak berotot untuk bintang-bintang utama.&nbsp;Sebagai bos mafia Jerman yang terlalu besar, suka mengejek, dan bergigi emas, Killa, itu adalah peran yang benar-benar dia nikmati, mencuri adegan dari bawah hidung Reeves (atau “Mr. Vick”, begitu Killa memanggilnya) sebelum keduanya berhadapan di bawah guyuran hujan dalam salah satu adegan pertarungan film terbaik.&nbsp;Sayangnya bagi Adkins, Killa mungkin tidak mendapatkan sambutan seperti yang diharapkannya di Hollywood, dengan fisiknya yang terpahat dan ketampanannya yang tersembunyi di balik setelan tebal yang besar (sebenarnya dibuat agar terlihat lebih berat dari sebelumnya).<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/Cw93ehNqn0l"></oembed></figure>“Aneh, karena saya tidak terlalu bisa dikenali. Meskipun itu karakter yang hebat untuk dimainkan dan saya sangat menikmati kesempatan untuk menciptakannya dan melakukan sesuatu yang berbeda, saya masih di bawah radar,” tutur AdkinsKendati di bawah radar, Adkins terbukti telah berkembang pesat, seorang tokoh film B yang di zaman saat CGI dan pemeran pengganti telah mengurangi kebutuhan para aktor untuk benar-benar melakukan gerakan mereka sendiri, melakukan semuanya sendiri dan dengan bangga melakukannya.&nbsp;Bagi banyak orang, Adkins bukan hanya salah satu bintang aksi terakhir yang bekerja saat ini, tetapi seseorang yang telah diabaikan secara kriminal oleh studio.“Scott seharusnya sudah menjadi James Bond, dia seharusnya menjadi Batman,” ujar Isaac Florentine, veteran film aksi yang menyutradarai Adkins di berbagai judul.&nbsp;“Karena orang-orang akan melihat seseorang yang tidak hanya bisa berakting, tapi juga bisa bergerak tidak seperti orang lain (maksudnya menunjukkan keahlian seni bela diri), tanpa pemeran pengganti. Dia pantas menjadi bintang film arus utama.”&nbsp;Bukan berarti Adkins terlalu banyak mengeluh. “Saya mendapat penghasilan yang baik dengan melakukan apa yang saya sukai,” ucapnya, saat berbicara dari rumahnya di utara kota Birmingham, Inggris, tempat dia tinggal bersama istri dan dua anaknya.&nbsp;Namun begitu, dia mengakui bahwa impian untuk mencapai “anak tangga berikutnya” dan memimpin sebuah film teatrikal besar – sejauh ini – masih sulit dicapai.&nbsp;Dorongan dan dedikasi Scott Adkins tentu ada, dengan produser, sutradara, dan lawan mainnya yang sering mengutip etos kerja Adkins yang luar biasa.&nbsp;<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/CwYIH-st-wh"></oembed></figure>“Selain sebagai pria yang luar biasa, dia sangat fokus dan pekerja keras, dan sangat terlatih dalam segala hal yang dia lakukan,” kata Jeffrey Greenstein, bos raksasa genre Millennium, yang telah memproduksi banyak film Adkins.&nbsp;Selera seni bela diri pertama Scott Adkins muncul pada usia 10 tahun, ketika ia terinspirasi untuk mempelajari judo setelah menonton film yang dibintangi Bruce Lee.&nbsp;Pelatihan Adkins ditingkatkan ketika dia berusia 13 tahun, setelah dirampok. Dengan menambah taekwondo dan kemudian kickboxing ke dalam repertoar-nya, Adkins pun mengubah garasi ayahnya menjadi dojo pribadi (lengkap dengan kuil untuk Lee).&nbsp;Kemudian, pada waktu yang hampir bersamaan, Jean-Claude Van Damme datang. “Dia sangat berarti bagi saya. Saya ingat menonton Bloodsport dan benar-benar berkata kepada ibu: ‘Kemarilah dan lihat orang ini, itulah yang ingin saya lakukan’,” kata Adkins, yang telah membintangi empat judul bersama pahlawannya.&nbsp;Arnold Schwarzenegger, Sylvester Stallone, dan Jackie Chan akan segera bergabung dengan “bintang aksi yang lebih besar dari kehidupan” yang ingin ia tiru.Nama Scott Adkins mulai terkenal karena perannya sebagai petarung penjara Rusia, Yuri Boyka, dalam waralaba Undisputed. Adkins telah memerankan Yuri Boyka di Undisputed II: Last Man Standing (2006) dan dua sekuelnya, Undisputed III: Redemption (2010) dan Boyka: Undisputed (2017).&nbsp;Adkins makin berkibar saat memerankan Casey Bowman di Ninja (2009) dan sekuelnya Ninja: Shadow of a Tear (2013). Dia juga berperan sebagai orang Prancis di The Debt Collector (2018) dan sekuelnya pada tahun 2020, Debt Collectors (dibintangi bersama Louis Mandylor).&nbsp;Adkins juga telah bekerja di empat film dengan idolanya Jean-Claude Van Damme, yakni The Shepherd: Border Patrol, Assassination Games, Universal Soldier: Day of Reckoning, dan The Expendables 2.&nbsp;Dia juga membintangi The Legend of Hercules, Wolf Warrior, dan Ip Man 4: The Finale&nbsp;dengan memainkan peran antagonis utama di ketiga film tersebut.&nbsp;Adkins juga muncul di The Bourne Ultimatum, Zero Dark Thirty, dan proyek Marvel Mutant X, X-Men Origins: Wolverine, dan Doctor Strange. Pada tahun 2022, ia membintangi Day Shift bersama Jamie Foxx dan Dave Franco, dan di John Wick: Chapter 4 bersama Keanu Reeves pada tahun 2023.Namun, meskipun berulang kali bermain di film-film besar bersama bintang-bintang ternama, batu loncatan bagi Scott Adkins untuk memasuki liga besar belum sepenuhnya terbentuk.&nbsp;Salah satu masalahnya, mungkin, adalah bahwa perannya yang biasa sebagai penjahat atau antagonis, yang jarang mencapai akhir film besar dalam keadaan utuh. Kondisi itu telah membuatnya tidak bisa tampil lagi di franchise tersebut.&nbsp;Meski begitu, semakin banyak orang di eselon atas industri tempat Adkins bekerja, kian banyak pula rasa hormat yang dia kumpulkan.&nbsp;Donnie Yen — legenda lain yang menjadi obsesi Adkins saat tumbuh dewasa — secara pribadi memintanya untuk tampil di Ip Man 4: The Finale, giliran terakhir ikon seni bela diri Hong Kong dalam serial film biografinya yang sangat sukses (serial yang ia mulai pada usia 45 tahun, membuktikan tidak ada kata terlambat untuk memulai karier aksi besar).&nbsp;Menurut Scott Adkins, Yen-lah yang kemudian memberitahu sutradara John Wick 4 Chad Stahelski untuk memilihnya sebagai Killa.Kini, usai membintangi John Wick 4, Scott Adkins memiliki mega penggemar baru, Keanu Reeves. Awal tahun ini, aktor tersebut muncul di serial YouTube The Art of Action yang populer milik Adkins.&nbsp;Dalam acara itu, Reeves mewawancarai rekan-rekan dan lawan mainnya tentang dunia seni bela diri di layar, dan sekali lagi memberikan pujian yang lebih antusias kepada pembawa acaranya tentang John Wick 4. “Penampilan Anda dan karakter yang Anda bangun sangat mengagumkan,” kata Reeves.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/zCxah01hzuQ?si=RDGXebMHmiClWIyG" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>

Peran-peran antagonis menyulitkan Scott Adkins untuk mendapatkan peran utama di film besar. 

Scott Adkins Aktor Film Laga Sejati Terakhir

SKOR.id – Dalam dunia film laga, aktor legendaris Steven Seagal dan Jean-Claude Van Damme telah lama dikenal karena kemampuan akting dan kepiawaian teknik bela diri mereka di layar lebar.&nbsp;Baru-baru ini Van Damme ​​mengungkapkan bahwa telah menyodorkan tawaran kepada Steven Seagal untuk bertarung dengannya. Namun, aktor yang dikenal karena kemampuan bela diri aikidonya itu menolaknya.Van Damme, 63 tahun, menceritakan detail menarik tersebut kepada media Inggris The Telegraph dalam sebuah wawancara baru-baru ini. Dia teringat bagaimana produser dan eksekutif film Peter Guber mengusulkan pertarungan antara dua bintang laga tersebut, yang rencananya digelar di The Mirage di Las Vegas.Jumlah hadiah uang yang disediakan pun fantastis, yakni masing-masing mendapatkan 20 juta dolar AS (sekira Rp&nbsp;318,98 miliar). Namun, Seagal memilih untuk tidak menerima tantangan tersebut.&nbsp;Persaingan Sudah Puluhan Tahun&nbsp;Pengungkapan ini menyoroti perseteruan yang sedang berlangsung antara Van Damme dan Seagal, dan telah berlangsung selama beberapa dekade.Akar dari perseteruan ini dimulai pada era tahun 1990-an, ketika Seagal mempertanyakan kemampuan bertarung Van Damme, sehingga menimbulkan keraguan pada keterampilan seni bela diri yang sah.&nbsp;Dalam wawancara dengan The Telegraph tersebut, Van Damme juga menepis klaim yang dibuat oleh Sylvester Stallone mengenai Seagal yang menolak kesempatan untuk bertarung di pesta yang diselenggarakan Stallone pada 1997, dan menamakannya sebagai “barang anak-anak”.Menanggapi rumor bahwa Seagal tidak berbicara baik tentang dirinya, Van Damme menyatakan, “Saya tidak tahu kenapa.”&nbsp;Meskipun pria kelahiran Brussels, Belgia, itu menyatakan rasa hormatnya terhadap karisma dan kehadiran Seagal, ia tidak dapat menahan diri untuk memberikan komentar ringan mengenai potensi pertarungan mereka.&nbsp;Van Damme vs Seagal, Duel “Hit and Run”&nbsp;Ketika ditanya tentang bagaimana pendekatan yang akan dipakainya jika melawan Seagal, Van Damme dengan bercanda menyatakan ia akan menggunakan strategi “hit and run” karena kecepatannya yang superior.“Saya berlari lebih cepat daripada dia, jauh lebih cepat,” ujar Van Damme sambil terkekeh.&nbsp;Van Damme menyebut dirinya akan memukul lalu berlari menghindar agar Steven Seagal lelah, dan kemudian kembali menyerangnya.&nbsp;Van Damme pun mengakhiri komentar lucunya dengan pertanyaan kepada pewawancara, “Apakah Anda menyukai teknik ini?”Jean-Claude Van Damme menekankan bahwa segala permusuhan antara dia dan Seagal sudah terjadi di masa lalu, dengan menyatakan: “Saya tidak memiliki masalah dengan Steven. Ketika masih muda, Anda pasti ingin menjadi pria macho. Jika saya melihatnya hari ini, saya tidak akan punya masalah.”&nbsp;Perseteruan kedua bintang laga papan atas era 1980-an sampai 1990-ann yang telah berlangsung selama puluhan tahun ini memang terus menjadi daya tarik bagi para penggemar seni bela diri dan film aksi. Dan, tawaran pertarungan senilai 20 juta dolar Amerika menambah sisi lain dari kisah mereka.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/zCxah01hzuQ?si=5V9ej6FEqiR4_cz4" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>

Rivalitas Jean-Claude Van Damme dan Steven Seagal sudah berlangsung lama.

Steven Seagal Tolak Tawaran Duel lawan Jean-Claude Van Damme Senilai 20 Juta Dolar AS

SKOR.id – Selama beberapa dekade, Jean-Claude Van Damme adalah salah satu aktor paling dicari di Hollywood dan industri film pada umumnya. Kemampuan bela diri aktor asal Belgia itu menjadikannya ikon film aksi dan beberapa filmnya tetap populer hingga saat ini.&nbsp;Oleh karena itu, hampir mustahil untuk berpikir bahwa citranya tidak cocok dengan salah satu saga aksi dan hiburan terbaik, Fast &amp; Furious.&nbsp;Namun perkataan Van Damme telah menimbulkan semua kontroversi karena dia hampir setuju dengan Fast &amp; Furious, untuk menjadi salah satu pemeran.&nbsp;Sang aktor telah berbicara dengan “keluarga”, sebutan untuk produksi film tersebut. Namun, salah satu bintang film tersebut menolaknya. Vin Diesel saat itu tiba dan berkata tidak: “Tidak, saya tidak menginginkannya”.Vin Diesel Dikabarkan Menahan Van Damme dari Fast &amp; FuriousMenurut kata-kata Van-Damme, itulah yang dikatakan Vin Diesel, yang sangat menentangnya untuk bermain dalam saga film tersebut, saat diwawancara The Telegraph.&nbsp;Sejauh ini, aktor yang disinggung Van Damme itu belum membantah ucapannya atau mengeluarkan pernyataan.&nbsp;Di sisi lain, Van-Damme meninggalkan “pesan” kepada Vin Diesel dengan pernyataan lain: "Orang-orang telah bertemu dengan Tesla di layar melalui CGI (Computer-Generated Imagery) yang indah dan sempurna, namun beberapa orang ingin kembali mengemudi dengan gearbox manual.”&nbsp;Van Damme menambahkan: “Tahukah Anda maksud saya? Beberapa orang lebih menyukainya. Tidak semuanya. Saya yang beralih ke manual.”&nbsp;Van Damme Pernah Mengonsumsi Kokain di Lokasi SyutingDi sisi lain, Van Damme terkenal konfrontatif dalam pengambilan gambar film. Salah satu yang paling terkenal adalah film Street Fighter: The Last Stand pada 1994, ketika ia mengonsumsi kokain di lokasi pengambilan gambar.“Saya tidak bisa membicarakannya saat itu, tapi sekarang saya bisa. Jean-Claude akan menjadi gila karena kokain. Studio pernah mempekerjakan seseorang untuk mengawasinya, tapi sayangnya dia memberikan pengaruh buruk,” kata seorang penulis skenario dari produksi.&nbsp;“Van Damme akan menelepon dan mengatakan bahwa dia sering sakit sehingga dia harus mencari naskah untuk mencari hal lain untuk syuting, kami tidak bisa berhenti begitu saja.&nbsp;“Dalam satu momen, produser membiarkannya pergi ke Hong Kong dalam dua kesempatan. Celakanya, ia selalu datang terlambat pada dua kesempatan itu. Pada hari Senin dia bahkan tidak muncul.”<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/5PsgPn-szTU?si=XoFoHpz2PS1Z_0l2" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>

Latest Articles - Jean-Claude Van Damme

5 Film Laga dengan Jurus Pamungkas Terbaik

Scott Adkins Aktor Film Laga Sejati Terakhir

Steven Seagal Tolak Tawaran Duel lawan Jean-Claude Van Damme Senilai 20 Juta Dolar AS

Jean-Claude Van Damme Mengaku Ditolak Bermain di Fast & Furious