SKOR.id – Pelatih sekaligus mantan pemain legendaris asal Jerman, Jurgen Kohler, telah resmi melamar posisi kepelatihan di Tim Nasional Ghana yang kini sedang kosong.Seperti diberitakan sebelumnya, Timnas Ghana memecat Chris Hughton dari jabatannya sebagai pelatih pada Rabu (24/1/2024) dini hari WIB.Keputusan tersebut diambil Asosiasi Sepak Bola Ghana (GFA) setelah Black Stars main imbang 2-2 lawan Mozambik dalam laga terakhir Grup B, Selasa (23/1/2024).Hasil tersebut tidak cukup bagi Ghana untuk lolos ke 16 besar Piala Afrika 2023.Setelah berdiskusi dengan GFA, Kohler mengajukan lamarannya ke komite pencarian yang beranggotakan lima orang sebelum batas waktu 2 Februari 2024.Beberapa media lokal Senin (29/1/2024) memberitakan, ketertarikan Kohler terhadap peran tersebut berasal dari pendekatan formal yang dilakukan GFA, yang difasilitasi oleh wakil presidennya, Mark Addo.&nbsp;Meski bukan tawaran pekerjaan langsung, percakapan tersebut meninggalkan kesan bagi Kohler bahwa ia akan dipertimbangkan jika melamar menjadi pelatih Timnas Ghana, meski pengalaman melatihnya terbatas.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/Brh7IZSnfbn"></oembed></figure>Kohler, yang memegang Lisensi Pro UEFA, terakhir kali menjabat sebagai pelatih sementara di klub FC Viktoria Koln pada tahun 2019.&nbsp;Meski kurang memiliki pengalaman melatih di level atas, lamarannya mencerminkan keinginannya untuk menghadapi tantangan memimpin Black Stars.Keputusan sekarang ada di tangan komite pencarian saat mereka menilai kandidat untuk posisi kepelatihan yang penting ini.Sebelumnya, Kohler pernah menangani Timnas U-21 Jerman. Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Sepak Bola Bayer Leverkusen dari Maret 2003 hingga Juni 2004.Kemudian melatih MSV Duisburg, dan juga menjadi direktur sepak bola di tim kasta ketiga Jerman, VfR Aalen.Ketika masih menjadi pemain dengan posisi bek tengah, prestasi pelatih berusia 58 tahun ini jauh lebih mentereng.&nbsp;Jurgen Kohler ikut memenangkan Piala Dunia 1990 bersama Jerman dan Liga Champions 1996-1997 bersama klub Borussia Dortmund.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/BrktcoJHM1Z"></oembed></figure>Lamaran Kohler, dan lamaran dari pelatih lainnya, akan dipertimbangkan oleh komite beranggotakan lima orang dari GFA yang bertugas mencari pelatih Black Stars berikutnya.Komite ini diketuai oleh Wakil Presiden GFA, Mark Addo, dengan praktisi hukum Ace Ankomah sebagai wakilnya.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/kS1JW2gdsOw?si=WlzlItg2fpUjXEi1" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>

Jurgen Kohler terakhir kali menjabat sebagai pelatih sementara di klub FC Viktoria Koln pada 2019.

World

Pahlawan Jerman di Piala Dunia 1990 Melamar Jadi Pelatih Timnas Ghana

SKOR.id - Tidak banyak pelatih tim nasional (timnas) dari Afrika, yang bertahan lama setelah menangani negara dari Benua Hitam tersebut.Hal tersebut tak hanya berlaku kepada pelatih yang gagal membawa negaranya berprestasi di ajang seperti Piala Afrika, tetapi juga pelatih yang berhasil menjuarai turnamen tersebut.Oleh karena itu, tidak banyak pelatih yang berhasil memenangi gelar Piala Afrika lebih dari satu kali, kebanyakan dari mereka telah mundur atau dipecat sebelum tampil di edisi selanjutnya.Sejak tahun 1957, Piala Afrika dimulai di Sudan dan Mesir menjadi juara di edisi pertama, sejak saat itu hanya tiga pelatih yang berhasil memenangi gelar lebih dari satu kali.Berikut ini tiga pelatih paling sukses di ajang Piala Afrika, di antaranya sukses tiga kali beruntun membawa Mesir juara.1. Herve Renard (2012, 2015)Herve Renard adalah pelatih asal Prancis yang pernah menangani beberapa negara Afrika, yaitu Zambia, Angola, Pantai Gading, dan Maroko.Sepanjang sejarah Piala Afrika, hanya Herve Renard, pelatih yang berhasil memenangi turnamen tersebut dengan dua negara berbeda.Kegagalan sempat dialaminya ketika menangani Zambia (2008-2010) dan Angola (2010). Kesempatan datang kembali ketika Zambia menggunakan jasanya yang berbuah gelar Piala Afrika pada tahun 2012.Sempat menangani Sochaux setelah hengkang dari Zambia, Herve Renard kemudian menangani Pantai Gading dan membawa negara tersebut meraih gelar Piala Afrika pada 2015.2. Hassan Shehata (2006, 2008, 2010)Kesuksesan tak langsung diper Hassan Shehata yang gagal membawa Mesir melewati fase grup Piala Afrika 2024, tetapi kesuksesan besar menantinya di masa depan.Pada tahun 2006 ketika Mesir menjadi tuan rumah Piala Afrika, Hassan Shehata mempersembahkan gelar untuk tim Negeri Firaun itu setelah mengalahkan Pantai Gading 4-2 di babak adu penalti.Kesuksesan kembali diraih Mesir, yang pada Piala Afrika 2008 kembali merengkuh gelar juara dengan menundukkan Kamerun 1-0, berkat gol tunggal Mohamed Aboutrika (77').Mesir yang masih menjadi favorit, kembali menjadi juara pada Piala Afrika 2010, setelah mengalahkan Ghana di laga puncak dengan skor 1-0.3. Charles Kumi Gyamfi (1963, 1965, 1982)Pelatih pertama yang berhasil meraih gelar Piala Afrika lebih dari satu kali adalah Charles Kumi Gyamfi.Charles Kumi Gyamfi ditunjuk untuk menangani Ghana pada tahun 1063, dan langsung mempersembahkan gelar Piala Afrika pada debutnya di turnamen itu.Keberhasilan Charles Gyamfi kembali berlanjut pada edisi 1965, kala itu Ghana mengalahkan Tunisia dengan skor 3-2 setelah melalui perpanjangan waktu.Sukses meraih dua gelar Piala Afrika, Charles Gyamfi sempat meninggalkan Ghana, untuk mencari tantangan baru pada tahun 1965.Namun, pada tahun 1982, ia kembali dan langsung membawa Ghana meraih gelar ketiga dengan mengalahkan Uganda 2-0 di laga final.Pada 2 September 2015, Charles Gyamfi meninggal dunia pada usia 85 tahun.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/qF5-ydHsJBk?si=9R--AOHNvspKIEiK" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>

Berikut ini daftar 3 pelatih tersukses di kompetisi Piala Afrika, salah satunya membawa Mesir juara 3 kali beruntun.

3 Pelatih Tersukses dalam Sejarah Piala Afrika

SKOR.id - Timnas Ghana memecat Chris Hughton dari jabatannya sebagai pelatih, Rabu (24/1/2024) dini hari WIB.Keputusan tersebut diambil Asosiasi Sepak Bola Ghana (GFA) setelah Black Stars imbang 2-2 lawan Mozambik di pertandingan terakhir Grup B, Selasa (23/1/2024).Hasil tersebut tidak cukup bagi Ghana untuk lolos ke 16 besar Piala Afrika 2023.Ghana hanya di peringkat ketiga klasemen Grup B dengan rapor 1 kali menang, 1 kali imbang, dan 1 kekalahan.Ghana mengalami kekalahan 1-2 dari Cape Verde di laga pembuka, lalu imbang 2-2 lawan Mesir, dan selanjutnya imbang pula lawan Mozambik.Sebelumnya, GFA sempat menyatakan bahwa mereka tetap memberikan dukungan penuh kepada Chris Hughton setelah kekalahan mengejutkan dari Cape Verde.Namun, hasil imbang 2-2 lawan Mozambik membuat mereka gagal melangkah ke 16 besar. Padahal, di laga tersebut, Ghana sudah unggul 2-0 tapi Mozambik berhasil mencetak dua gol jelang laga berakhir.Dengan hanya mengoleksi dua poin, tidak cukup pula bagi Ghana untuk lolos dari jalur status peringkat ketiga terbaik."Chris Hughton telah dibebaskan dari tugasnya. Bidang Eksekutif yang membuat keputusan membubarkan tim teknik dari Black Stars," demikian pernyataan resmi dari GFA, hari ini."GFA untuk selanjutnya akan membuat roadmap masa depan dari Black Stars."Kegagalan Ghana di Piala Afrika 2023 yang begitu cepat memang cukup mengejutkan karena mereka salah satu tim yang memiliki tradisi kuat di turnamen tim-tim Afrika ini.Dalam sejarahnya, Ghana telah empat kali meraih gelar Piala Afrika yaitu pada 1963, 1965, 1978, dan 1982.Pencapaian terbaik terakhir Ghana ketika mereka berhasil meraih posisi runner-up pada 2014 yang digelar di Guinea Khatulistiwa.Chris Hughton, 65 tahun, diangkat sebagai pelatih Ghana pada Februari 2023 lalu.Mantan pelatih Newcastle United dan Brighton &amp; Hove Albion ini memulai kariernya sebagai penasihat teknik pada Februari 2022 sebelum diangkat sebagai pelatih kepala setahun kemudian.Pengangkatan Chris Hughton ketika itu untuk menggantikan Otto Addo setelah gagal di Piala Dunia 2022, di mana Ghana hanya berakhir di posisi dasar klasemen Grup H.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/5kzeb6UsDmM?si=B9EzlhvLO0NFl2Ha" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>

Chris Hughton resmi dipecat oleh Asosiasi Sepak Bola Ghana, Rabu (24/1/2024) ini setelah gagal membawa Black Stars ke 16 besar Piala Afrika 2023.

Piala Afrika 2023: Gagal ke 16 Besar, Ghana Pecat Chris Hughton

SKOR.id - Pertandingan putaran pertama fase grup Piala Afrika 2023 telah selesai.Dari laga pertama ada "gajah" yang mengalahkan "The Djurtus" (anjing liar), ketika Pantai Gading menang 2-0 atas Guinea Bissau di Grup A.Atau sang raja The Pharaohs Timnas Mesir menghindari gigitan berbisa The Mambas Mozambik dengan hasil imbang 2-2 di Grup B.Lalu dari Grup C, Indomitable Lions Kamerun yang memang tidak terkalahkan ketika menghadapi gajah The Syli National dari Guinea.Tertinggal 0-1, Kamerun memperlihatkan mereka adalah singa yang tidak tunduk kepada "gajah" dari Guinea.Dari grup C pula, Lions of Teranga Senegal mengalahkan The Scorpions (kalajengking) Gambia dengan skor meyakinkan, 3-0.Piala Afrika memang memiliki sisi menarik, di antaranya adalah nama-nama lain dari para tim kontestan.Jika negara-negara Eropa banyak yang memilih nama sederhana, seperti Italia dengan "Azzurri" "si Biru" atau Jerman dengan Die Mannschaft (The Team), tidak demikian dengan kebanyakan tim dari negara Afrika.Kebanyakan tim-tim asal negara Afrika menggunakan nama hewan atau binatang meski memang tidak semuanya.Kisah atau cerita dalam bentuk fabel mungkin bisa menjadi analogi untuk menggambarkan pertarungan di Piala Afrika 2023 yang tengah berlangsung ini.Di Grup C contohnya yang terdiri dari Senegal, Kamerun, Guinea, dan Gambia. Keempat negara ini berjulukan dengan nama-nama hewan.Senegal dengan Lions of Teranga, Kamerun dengan The Indomitable Lions, Guinea punya nama The Syli (gajah), dan Gambia dengan The Scorpions (kalajengking).Namun, tentu tidak semua negara-negara Afrika menggunakan nama hewan.Di antara mereka ada yang menggunakan nama warisan sejarah atau nama dari kekayaan budaya mereka yang tujuannya adalah menginspirasi.Berikut Ini Makna Julukan 24 Tim Kontestan Piala Afrika 2023:1. Pantai Gading: Les Elephants (The Elephants)Timnas Pantai Gading dijuluki Gajah (Sang Gajah). Hal ini karena gajah hewan yang paling banyak di Pantai Gading pada masa silam. Ini mencerminkan sifat nasionalis dan seruan kekuatan.2. Nigeria: Super EaglesDiambil dari Elang di lambang negara tersebut. Mereka bermetamorfosis dari Green Eagles menjadi Super Eagles setelah kalah dari Kamerun di final Piala Afrika 1988 yang membuat mereka tetap berdiri tegak dan membuat fans bangga.3. Guinea Khatulistiwa: Nzalang Nacional (National Thunder)Timnas Equatorial Guinea (Guinea Khatulistiwa) mengambil nama Nzalang Nacional sebagai julukan.Nama yang diambil dari sebuah peristiwa badai petir yang terjadi di negara mereka. Badai ini bahkan diabadikan dalam puisi David Rubadiri, “Badai petir Afrika”.4. Guinea-Bissau: Djurtus (Anjing Liar Afrika).Anjing liar Afrika juga dikenal sebagai anjing pemburu. Anjing liar Afrika dihormati di beberapa masyarakat yang memiliki tradisi sebagai pemburu, seperti Guinea-Bissau.5. Mesir: The PharaohsBerkaitan dengan orang Mesir kuno. The Pharaohs atau raja mesir yang menorehkan prestasi besar, seperti membangun Piramida yang merupakan salah satu keajaiban dunia. The Pharaohs Mesir bertujuan untuk memerintah negeri ini dengan kebijaksanaan dan strategi.6. Ghana: Black StarsBlack Stars atau Bintang Hitam, mengambil dari bintang hitam di tengah bendera nasional Ghana. Asosiasi Sepak Bola Ghana mengadopsi nama ini karena akan memupuk persatuan tidak hanya di negara ini, tetapi juga di seluruh benua.7. Tanjung Verde: Tubaroes Azuis (Blue Shark atau Hiu Biru)Hiu Biru, juga dikenal sebagai Hiu biru besar. Ini adalah spesies hiu yang ada di Tanjung Verde, yang menghuni perairan dalam di lautan beriklim &nbsp;tropis di dunia.Tim ini juga punya nama lain yaitu “Kreol”, sebutan untuk keturunan campuran Eropa dan kulit hitam di Karibia. Luis Nani lahir di Praia, Tanjung Verde, namun dia bermain untuk Portugal.Selain itu, ayah Henrik Larsson berasal dari Tanjung Verde meskipun Henrik bermain untuk Swedia.8. Mozambik: The Mambas (Mambas Hitam)Timnas Mozambik mempunyai nama 'mamba hitam', ular paling berbahaya di dunia dan banyak gigitannya pada manusia mengakibatkan kematian.Ular Mamba juga dikenal karena kecepatan dan kemampuannya mengalahkan siapa pun yang dianggap penyusup di wilayahnya.9. Gambia: The ScorpionsJulukan ini tidak ada kaitannya dengan ciri dari negara Gambia. Nama The Scorpions diambil dari pilihan nama-nama yang diajukan publik sepak bola Gambia pada 1985.10. Senegal: Lions de la Teranga (Lions of Teranga)Julukan tidak selalu seram ada juga yang membuat senyum seperti Senegal ini. Teranga adalah bahasa dari Wolof, yang berarti keramahtamahan atau kemurahan hati saat menyambut.Jadi, Senegal adalah Singa yang ramah. Teranga bukan sekadar sebutan, namun cerminan sifat masyarakat Senegal yang menerima tamunya dengan tangan terbuka.Dan, sikap ini faktanya memang terlihat dalam pribadi kapten mereka, Sadio Mane.11. Kamerun:The Indomitable LionsTimnas Kamerun dijuluki Singa Indomitable yang berarti mustahil untuk ditundukkan atau dikalahkan. Tim ini awalnya dijuluki Singa karena Singa dianggap hewan paling penting dan kuat di negara ini.Namun pada tahun 1972, julukan timnas diubah dan ditambahkan kata indomitable sehingga menjadi Indomitable Lions.Nama tersebut diambil dari perjuangan mereka untuk memperoleh kemerdekaan dari penguasa kolonial Eropa, Prancis dan Inggris.Perubahan ini membuahkan hasil ketika Indomitable Lions memenangkan turnamen tahun 1984 dan 1988.12. Guinea: Syli National (Gajah Nasional)Syli nationale” dalam bahasa setempat berarti “Gajah Nasional”. Dalam budaya mereka, gajah merupakan simbol kekuatan dan persatuan.Guinea adalah rumah bagi Gajah Afrika dan bekas lambang negara pada tahun 1960 menampilkan perisai merah dan kuning dengan gajah hijau di atasnya.13. Aljazair: The Greens, The Fennec Foxes, The Desert WarriorsTimnas Aljazair mempunyai beberapa julukan: Rubah Gurun, Pejuang Gurun, dan The Greens. Rubah gurun hidup di Afrika Utara dan beberapa bagian Jazirah Arab di Arab Saudi.Ciri khas The Fennec Foxes adalah telinganya yang besar, rubah dengan ukuran kecil yang mampu beradaptasi dengan lingkungan panas hingga dingin di gurun.14. Burkina Faso: The Stallions (Kuda Jantan)Pada lambang Federasi Sepak Bola Burkina Faso terdapat dua ekor kuda jantan, Stallions.Kehadiran hormon seperti testosteron memberi Stallions leher yang lebih tebal dan jambul dengan fisik lebih berotot.15. Mauritania: Al-Murabitun (Singa Chinguetti)Julukan ini mengacu pada dinasti Almoravid yang merupakan dinasti kekaisaran Muslim yang muncul pada abad ke-5 dan ke-6 H di wilayah Afrika. Pada masanya mereka adalah pejuang.Julukan tersebut membangkitkan keberanian dan warisanbangsa. Mourabitounes Mauritania bertujuan untuk mempertahankan kehormatan mereka dengan semangat juang yang kuat.16. Angola: Palancas Negras (Antelop Hitam)Antelope hewan yang ditemui di Angola. Jenis Antelope ini hanya ditemukan Angola. Oleh karena itu hewan ini dianggap sebagai salah satu hewan sangat berharga.Pentingnya hewan ini diperlihatkan dengan keputusan pemerintah menampilkannya di uang kertas, paspor, dan bahkan perangko pos. Dalam mitologi Afrika, termasuk mitologi Angola, kijang legendaris ini melambangkan keindahan, semangat, dan ketajaman visual.17. Tunisia: Eagles of Carthage (Elang Kartago)Kartago adalah tempat lahirnya peradaban Tunisia dan ibu kota negara Fenisia kuno. Julukan pemenang Piala Afrika 2004 ini dipilih karena kekuatan dan kecepatannya mengacu pada peradaban kartago di masa lalu itu.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Piala_Afrika_9cc4e7110c.jpg" alt="Piala Afrika bergulir untuk ke-34 kalinya pada Januari 2024 ini di Pantai Gading. (Hendy Andika/Skor.id)."><figcaption>Piala Afrika bergulir untuk ke-34 kalinya pada Januari 2024 ini di Pantai Gading. (Hendy Andika/Skor.id).</figcaption></figure>18. Mali: The EaglesNama Elang diambil dari nama burung “Elang” yang menunjukkan kekuatan, kecepatan, dan ketahanan hewan dalam tim.Elang ini juga diambil dari burung elang suku Tuareg yang merupakan burung tradisional yang digunakan dalam berburu.19. Afrika Selatan: Bafana BafanaDalam bahasa Zulu “Bafana” berarti “Anak Laki-Laki”. Ketika Afrika Selatan bergabung dengan FIFA setelah jatuhnya rezim apartheid, para pejabat sepak bola di Afrika Selatan mulai mencari nama panggilan untuk tim sepak bola mereka.Seorang jurnalis bernama Pero Meselco menyarankan julukan tersebut sebagai cerminan masa muda.Julukan tersebut disukai oleh para pecinta sepak bola dan menyebar di kalangan mereka, sehingga dengan sangat cepat menjadi julukan resmi tim.20. Namibia: Brave Warriors (Prajurit Pemberani)Nama diambil sebagai penghormatan untuk para para pejuang pribumi Namibia yang pemberani.Pada masanya, sebagian besar sejarah Afrika sejumlah kerajaan berperang satu sama lain untuk mendapatkan kekuasaan.21. Maroko: Atlas LionsJulukan ini didapat dari singa di pegunungan Atlas. Atlas Lions sendiri merupakan atlas yang sangat besar dan diyakini sudah punah.Atlas Lions mewakili banyak hal bagi masyarakat Maroko yang mencintai sepak bola seperti pada Piala Dunia FIFA 2022 ketika negara tersebut menjadi negara Afrika pertama yang mencapai Semifinal.22. Republik Demokratik Kongo (DRC): Les Leopards (Macan Tutul)Pada tahun 1997-2006, tim ini dijuluki Simba, sebuah kata dalam bahasa Swahili yang berarti Singa namun kemudian tidak populer. Baru pada tahun 2007 hingga sekarang diberi nama Leopards.23. Zambia: Chipolopolo (Peluru Tembaga)Chipolopolo – artinya peluru tembaga, kata ini berasal dari tambang tembaga di kota bersejarah Kitwe.Nama tim ini pertama kali diambil dari kata presiden pendiri negara tersebut, Kenneth Kaunda.Pada tahun 1993 tim memilih julukan peluru yang menakutkan untuk mencerminkan bidang perdagangan di negara tersebut yang cepat meningkat seperti peluru.24. Tanzania: Taifa Stars (Bintang Taifa)Taifa berarti "Nasional" yang berarti Bintang Nasional, kebanggaan negara Tanzania.Timnas Tanzania juga memiliki julukan Kilimanjaro Stars, dengan tiga gunung berapinya yaitu Kibo, Mawenzi, dan Shira, gunung berapi aktif di Tanzania yang merupakan gunung tertinggi di Afrika.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/x94-PUIj8BE?si=6rA7D_oZFdjQ_Ond" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>

Melihat lebih jauh makna nama julukan 24 tim kontestan yang tampil di ajang Piala Afrika 2023 ini.

Piala Afrika 2023: Julukan 24 Kontestan, dari Nama Hewan hingga Sejarah

SKOR.id - Piala Afrika 2023 telah bergulir sejak Minggu (14/1/2024) WIB, sebagian tim peserta telah memainkan pertandingan perdana mereka di fase grup.Gelaran Piala Afrika 2023, dilangsungkan mulai 14 Januari hingga 12 Februari 2023, dan kali ini Pantai Gading berkesempatan menjadi tuan rumah.Pantai Gading yang menjalani pertandingan pembuka Piala Afrika 2023 di Grup A, berhasil memetik kemenangan dengan skor 2-0 atas Guinea-Bissau.Dua gol kemenangan Pantai Gading diciptakan oleh Seko Fofana (4') dan Jean Philippe Krasso (58'), yang mengawali langkah positif mereka di turnamen ini.Pantai Gading, seperti negara-negara lainnya, juga masih mengandalkan beberapa pemain tua (pemain senior) untuk menjadi yang terbaik di turnamen Piala Afrika.Meski tak lagi muda, para pemain ini dinilai masih memiliki pengaruh besar terhadap tim, terutama di kompetisi level internasional.Berikut ini 5 pemain tua yang masih menjadi andalan di Piala Afrika 2023.1. Max Gradel (Pantai Gading)Max Gradel yang kini berusia 36 tahun, adalah pemain tertua kedua di kubu tim tuan rumah Piala Afrika 2023, Pantai Gading, setelah kiper cadangan Badra Ali Sangare (37 tahun).Namun, Max Gradel dinilai punya peran besar dengan pengalamannya selama ini membela Pantai Gading di level Internasional.Meski tidak tampil pada laga pembuka, Max Gradel sudah mencatatkan 106 pertandingan dan 17 gol bersama Pantai Gading.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Piala_Afrika_9cc4e7110c.jpg" alt="Piala Afrika bergulir untuk ke-34 kalinya pada Januari 2024 ini di Pantai Gading. (Hendy Andika/Skor.id)."><figcaption>Pemain senior masih menjadi andalan di Piala Afrika 2023 . (Hendy Andika/Skor.id).</figcaption></figure>2. Islam Slimani (Aljazair)Islam Slimani (35 tahun) memang masih kalah senior dibanding Rais M'Bolhi (37 tahun) yang merupakan kiper andalan Aljazair.Rais M'Bolhi sudah mencatatkan 96 penampilan untuk Aljazair, sedangkan Islam Slimani tampil dalam 100 di berbagai ajang laga Internasional dengan juara Piala Afrika 2019 itu.Namun, Islam Slimani adalah top skorer sepanjang masa Aljazair, dengan torehan 46 gol selama berkiprah di level internasional.3. Youssef Msakni (Tunisia)Youssef Msakni adalah kapten sekaligus legenda hidup Tunisia yang tampil di edisi kedelapan Piala Afrika secara beruntun (2010, 2012, 2013, 2015, 2017, 2019, 2021, dan 2023).Total Youssef Msakni sudah tampil dalam 100 pertandingan bersama Carthage Eagles, dan menyumbangkan 23 gol.Pemain yang berposisi sebagai sayap kiri yang kini berusia 33 tahun itu, saat ini bermain untuk tim Qatar, Al-Arabi.4. Andre Ayew (Ghana)Andre Ayew kini telah berusia 34 tahun, dan tak banyak waktu baginya untuk menyamai prestasi sang ayah yang juga legenda Ghana, Abedi Pele.Piala Afrika 2023 juga menjadi keikutsertaan kedelapannya bersama Ghana di turnaman level internasional.Andre Ayew yang kini membela Le Havre, masih menjadi kapten Ghana, sekaligus andalan di lini serang.5. Elias Gaspar Pelembe (Mozambik)Pada Piala Afrika 2023, Elias Gaspar Palembe yang bermain untuk Mozambik, akan menjadi pemain tertua, setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-40 pada November 2023.Piala Afrika 2023 menjadi ajang keduanya di turnamen antarnegara Benua Hitam ini, setelah edisi 2010 di Angola.Pria dengan sebutan Domingues ini adalah bintang sepak bola di negaranya, kini ia telah kembali ke Mozambik untuk membela UD Songo, setelah 16 tahun bertualang di Afrika Selatan.<div class="raw-html-embed"></div>

Meski usianya tak lagi muda, lima pemain ini masih diandalkan negara mereka di Piala Afrika 2023.

Latest Articles - Ghana

Pahlawan Jerman di Piala Dunia 1990 Melamar Jadi Pelatih Timnas Ghana

3 Pelatih Tersukses dalam Sejarah Piala Afrika

Piala Afrika 2023: Gagal ke 16 Besar, Ghana Pecat Chris Hughton

Piala Afrika 2023: Julukan 24 Kontestan, dari Nama Hewan hingga Sejarah

5 Pemain Tua yang Jadi Andalan di Piala Afrika 2023