- Tercatat ada empat nama turnamen bulu tangkis yang pernah digelar dengan konsep finals dan BWF World Tour Finals adalah nama terakhir yang dipakai.
- Sejak BWF World Tour Finals digelar pada 2018, Indonesia baru sekali meraih gelar juara lewat Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada 2019.
- Cina masih jadi negara tersukses dalam sejarah BWF World Tour Finals dengan koleksi enam gelar juara dari dua edisi yang diikuti.
SKOR.id - Dalam sejarah bulu tangkis dunia, setidaknya ada empat nama turnamen yang pernah digelar sebagai penanda berakhirnya sebuah musim kompetisi.
Turnamen bulu tangkis pertama yang menggunakan konsep finals adalah World Badminton Grand Prix Finals pada 1983-2000.
Indonesia jadi negara tersukses kedua sepanjang sejarah ajang ini dengan 24 gelar juara. Torehan tersebut hanya kalah dari Cina yang punya 35 gelar juara.
Turnamen dengan konsep finals sempat vakum dari dunia bulu tangkis sebelum kembali dengan nama BWF Super Series Masters Finals pada 2008.
Setelah bergulir dua edisi, nama ajang ini "disederhanakan" menjadi BWF Super Series Finals mulai 2010 dan bergulir hingga 2017.
Selama 10 edisi penyelenggaraan BWF Super Series Masters Finals dan BWF Super Series Finals, Indonesia tercatat hanya tiga kali meraih gelar juara.
Ketiga gelar itu diraih dari nomor ganda putra, lewat Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (2013 dan 2015) serta Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (2017).
Dengan koleksi tiga gelar, Indonesia hanya jadi negara tersukses kelima di bawah Cina (17 gelar), Denmark (10 gelar), Malaysia (9 gelar), dan Jepang (5 gelar).
Saat berganti nama menjadi BWF World Tour Finals mulai 2018, wakil Indonesia kembali kesulitan berprestasi dalam turnamen penutup musim.
Dari 20 gelar yang sudah diperebutkan dalam empat edisi BWF World Tour Finals (2018-2021), Indonesia baru mampu mendapat satu gelar juara.
Gelar juara tersebut lagi-lagi datang dari nomor ganda putra via Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada edisi 2019.
Sejauh ini, Cina masih jadi negara tersukses dalam sejarah BWF World Tour Finals dengan raihan enam gelar juara dari dua edisi yang diikuti.
Ya, Cina harus absen dalam dua edisi terakhir BWF World Tour Finals yang digelar pada awal dan akhir 2021 karena efek pandemi Covid-19.
Absennya, Cina dalam dua edisi terakhir pun "dimanfaatkan" dengan baik oleh sejumlah negara untuk memangkas jarak. Salah satunya adalah Korea Selatan.
Skuad Negeri Ginseng sukses membuka keran prestasi di BWF World Tour Finals dengan meraih tiga gelar juara selama Cina absen.
Lee So-hee/Shin Seung-chan dan Kim So-yeong/Kong Hee-yong yang bergantian juara ganda putri 2020-2021 serta An Se-young kampiun tunggal putri 2021 memang punya skill mumpuni.
Namun, tak bisa dimungkiri jika absennya para pemain Cina memengaruhi peta persaingan BWF World Tour Finals dan itu dimanfaatkan oleh Korea Selatan.
Korea Selatan pun kini tercatat sebagai negara tersukses kedua di BWF World Tour Finals bersama Jepang dengan torehan tiga gelar juara.
Sementara itu, Indonesia sejajar dengan India di peringkat tujuh dengan sama-sama mengantongi satu gelar dari BWF World Tour Finals.
Perolehan gelar Indonesia dan India lebih sedikit dibanding Taiwan, Denmark, dan Thailand yang sama-sama memiliki dua gelar.
Menariknya, dua gelar yang diraih Taiwan, Denmark, dan Thailand sama-sama didapatkan pada edisi 2020-2021 saat wakil Cina absen.
Pada BWF World Tour Finals 2022, Cina kembali meramaikan persaingan dengan meloloskan delapan amunisi dari kuota maksimal 10 wakil.
Terbaru, Indonesia kembali gagal meraih gelar juara dalam gelaran BWF World Tour Finals 2022 yang digelar di Nimibutr Arena, Bangkok, Thailand pada 7-11 Desember.
Indonesia yang diwakili Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra) dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (ganda putra) di partai puncak harus puas dengan predikat runner up.
Berita Lainnya terkait BWF World Tour Finals:
Sejarah BWF World Tour Finals, Turnamen Bulu Tangkis Elite Penutup Kompetisi di Akhir Musim
Cetak Sejarah, Indonesia Punya Wakil di Semua Nomor Turnamen Finals BWF