- Jonatan Christie meraih kemenangan pada laga perdana di Olimpiade Tokyo.
- Menghadapi Aram Mahmoud, Jojo menang dalam dua gim langsung.
- Aram Mahmoud menjadi pebulu tangkis pertama yang tampil di Olimpiade dari kontingen tim pengungsi.
SKOR.id - Pebulu tangkis Indonesia, Jonatan Christie, berhasil menang dalam laga pertama di Olimpiade Tokyo, Sabtu (24/7/2021).
Jojo menang telak atas pebulu tangkis dari Tim Pengungsi, Aram Mahmoud, dalam dua gim langsung, 21-8, 21-14.
Sosok Aram Mahmoud memang sempat dibicarakan banyak media, sebagai pebulu tangkis pertama berstatus pengungsi di Olimpiade.
Aram Mahmoud adalah atlet kelahiran Suriah yang berlatih di Belanda dengan dukungan IOC Refugee Athlete Scholarship. Ia melarikan diri dari perang dan tidak adanya peluang menjadi atlet di Suriah.
Pebulutangkis berbakat ini membangun kembali permainannya hingga lolos Olimpiade.
Mahmoud sempat tidak bisa bersaing di tingkat internasional dari 2015 hingga 2018 Karena situasi dan status hukumnya. Namun, semua berubah setelah adanya Tim Pengungsi Olimpiade.
Pada September 2018 ia peringkat 937 di dunia, namun Ia terus naik ke 185 dan memiliki harapan mewakili Tim Pengungsi Olimpiade untuk Olimpiade Tokyo 2020.
Mahmoud menggabungkan pelatihan dengan belajar di Akademi Johan Cruyff dan sangat gembira ketika dia menerima kabar bahwa dia dianugerahi beasiswa IOC pada Juni 2019.
"Semua orang punya ambisi dan mimpi. Sebagai seorang atlet, impian saya adalah untuk bersaing suatu hari di Olimpiade. Beasiswa ini berarti saya masih bisa mengejar mimpi ini,” kata Mahmoud di media sosial.
Tahun 2019 menjadi pembuktian Aram Mahmoud di ajang internasional. Bermain di Latvia International (level BWF Future Series), Mahmoud keluar sebagai juara setelah mengalahkan Magnus Johannesen dari Denmark.
Sempat frustrasi
Aram Mahmoud adalah atlet muda yang tumbuh di ibukota Suriah, Damaskus, tetapi harus meninggalkan negaranya dan keluarganya untuk mengikuti impian olahraganya.
Pada tahun 2015, ia memutuskan untuk meninggalkan Suriah dan tiba di Belanda.
Tetapi itu juga bukan perjalanan yang mudah. Ia telah berkompetisi secara internasional untuk Suriah, pebulu tangkis itu harus menunggu tiga tahun sebelum bergabung kembali dengan sirkuit internasional.
"Periode 2014-2018 terkadang membuat frustrasi," katanya kepada BWF dan situs resmi Tokyo 2020 saat diwawancara pada 2019.
“Saya memenangkan kejuaraan bulu tangkis putra di Suriah dua kali berturut-turut (Tahun 2014) dan kompetisi junior se-Arab. Peringkat internasional saya di tingkat junior adalah 85."
“Saya menunggu berakhirnya krisis di negara saya, tapi malah sebaliknya, krisis semakin membesar.”
Selama tiga tahun itu ia hanya bisa bermain di tingkat lokal, regional dan nasional, berpindah dari kota ke kota untuk mencoba dan menemukan tempat untuk bermain.
Dalam perjalanannya, Ia juga mencari tim yang dapat membantunya, mengandalkan kebaikan dan persahabatan baru yang ia jalin melalui bulu tangkis.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Menuju Olimpiade Tokyo: Semua yang Harus Kamu Tahu tentang Olimpiade ke-32 https://t.co/ALvr16SJH5— SKOR.id (@skorindonesia) July 22, 2021
Berita Olimpiade Tokyo Lainnya:
Sejarah, Cina Rebut Emas Pertama Olimpiade Tokyo 2020
Tampil di Olimpiade Tokyo, Fadlan dan Azzahra Hanya Ditarget Pertajam Rekornas
Hasil Menembak Olimpiade Tokyo 2020: Vidya Rafika Gagal ke Babak Final