- Arthur Ashe merupakan legenda dengan penghasilan dan kekayaan bersih yang sangat minim.
- Selama menjadi petenis, ia hanya punya kekayaan bersih 4 juta dolar AS, sangat rendah dibandingkan dengan petenis-petenis lain.
- Sikap vokalnya terhadap persamaan hak warga kulit hitam membuatnya kesulitan mendapatkan sponsor.
SKOR.id - Arthur Ashe merupakan petenis yang sangat legendaris. Betapa tidak, pria Amerika Serikat (AS) ini merupakan petenis kulit hitam pertama yang mampu menjadi juara grand slam.
Itu didapat pada US Open 1968. Sebagai catatan, Arthur Ashe mengakhiri karier dengan torehan 3 gelar grand slam. Selain US Open 1968, ia memenangi Australian Open 1970 dan Wimbledon 1975.
Prestasi ini membuat namanya diabadikan menjadi lapangan utama di kompleks digelarnya ajang US Open, USTA Billie Jean King National Tennis Stadium, Flushing Meadows, New York. Arthur Ashe Stadium menjadi arena termegah di dunia dengan kapasitas 23.771 penonton.
Namun ironisnya, dengan catatan manis ini, dirinya ternyata tidak mendapat penghasilan memuaskan selama aktif sebagai petenis.
Bahkan, boleh dibilang ia menjadi salah satu legenda tenis termiskin di dunia. Bayangkan, Arthur Ashe hanya memiliki kekayaan bersih sekitar 4 juta dolar AS (sekira Rp59 miliar). Sangat rendah jika dibandingkan dengan petenis besar lain.
Sikap vokalnya terhadap persamaan hak kulit hitam ternyata menjadi salah satu penyebabnya, Terlalu kencangnya ia meneriakkan nilai-nilai anti-diskriminasi rasial membuatnya dijauhi sponsor.
Tak hanya itu, akibat masih banyaknya masyarakat AS yang memiliki sikap rasis saat dirinya masih aktif sebagai petenis, sponsor seolah memandang jika petenis kulit hitam seperti Arthur Ashe sulit mendongkrak citra produk mereka.
Arthur Ashe semakin sulit mendapatkan sponsor setelah ia mencibir rekan senegaranya, Jimmy Connors. Ia menyebut Jimmy Connors tidak patriotik lantaran ogah membela tim AS di Piala Davis.
Saat itu, Jimmy Connors adalah sosok yang sangat populer. Jadi wajar saja banyak orang yang semakin memusuhi Arthur Ashe setelah pernyataannya ini.
Arthur Ashe memutuskan pensiun pada 1980. Ia mengakhiri karier dengan torehan 76 titel juara.
Sosok kelahiran Richmond Virginia ini meninggal pada 6 Februari 1993 dalam usia 49 tahun. Sebelum meninggal, ia didiagnosis terinfeksi HIV/AIDS.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia
Berita Tenis Lainnya:
AELTC Ingin Turnamen Tenis Wimbledon 2021 Digelar, 3 Opsi Disiapkan
Positif Covid-19, Petenis Ini Justru Bepergian dengan Jet Pribadi dan Terancam Hukuman Berat
Dewan Kota Sant Llorenç des Cardassar Berencana Adopsi Petenis Rafael Nadal