- Pelatih Magnus Norman merasa Stan Wawrinka layak mendapat pengakuan sebagai rival The Big Four.
- Walaupun memiliki catatan karier yang naik turun, Stan Wawrinka sukses tiga kali kampiun grand slam ketika Big Four mendominasi.
- Menurut pelatih asal Swedia tersebut, Stan Wawrinka adalah petenis yang gigih.
SKOR.id - Dunia tenis putra tidak lepas dari Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic, yang dijuluki Big Three.
Ya, Big Three mendominasi berbagai turnamen selama sekitar satu dekade terakhir.
Namun, ada satu pemain di luar Big Three yang pantas untuk mendapatkan pengakuan sebagai rival selain Andy Murray, yakni Stan Wawrinka.
Begitulah yang dipercayai oleh mantan petenis nomor dua dunia serta finalis French Open 2000, Magnus Norman.
Magnus Norman merasa bahwa petenis dengan nama lengkap Stanislas Wawrinka tersebut layak untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu petenis terbaik dunia selain Big Four.
Big Four adalah Roger Federer, Rafael Nadal, Novak Djokovic, dan Andy Murray.
"Stan (Wawrinka) adalah salah satu petenis terbaik baik yang pernah ada. Jika Anda menengok rekornya, maka Anda akan tahu bahwa dia memenangi tiga gelar grand slam," kata Magnus Norman kepada ATP Tennis Radio dilansir Reuters.
"Dia memenangi tiga gelar grand slam yang berbeda (Australian Open, French Open, dan US Open) ketika dunia sedang didominasi oleh Big Four."
"Menurut saya, Stan Wawrinka tidak diperhitungkan padahal dia memiliki karier tenis yang luar biasa."
Norman menyadari bahwa performa Wawrinka tidak sestabil Big Four yang rutin menghiasai partai puncak turnamen akbar tenis.
Misalnya, pada French Open dan US Open tahun lalu, Wawrinka hanya sampai ke babak perempat final.
Bahkan di Australian Open 2020, petenis 35 tahun tersebut hanya sampai di babak delapan besar juga.
Peringkat Wawrinka pun menurun tajam menjadi urutan ke-263 pada 2018, yang kemudian perlahan kembali naik dan kini bertengger sebagai tunggal putra terbaik ke-17 dunia.
"Perjalanan kariernya naik turun. Dia tidak memiliki stabilitas, seperti Andy Murray atau Novak Djokovik atau Roger Federer atau Rafael Nadal," tutur Norman.
"Namun, ketika kondisinya prima maka saya rasa dia akan mampu mengalahkan empat nama tersebut. Itulah hal yang spesial darinya," ujarnya.
Norman menambahkan bahwa Wawrinka adalah tipe pemain yang berani mengambil risiko bahkan ketika situasi tidak menguntungkan baginya.
"Dia itu spekulatif. Dia bertanding dengan batas yang sangat sempit. Dia akan melakukan yang terbaik di situasi berbahaya sekalipun, (prinsipnya) lakukan atau mati."
Magnus Norman melatih Wawrinka sejak 2013 hingga 2017. Pelatih asal Swedia tersebut sempat rehat setahun sebelum akhirnya kembali melatih Wawrinka hingga sekarang.
Pelatih 44 tahun tersebut sukses menyabet predikat ATP Coach of The Year atau Pelatih Terbaik tahun 2016.
Pasalnya, Magnus Norman sukses membawa Stan Wawrinka menjadi jawara di tiga ajang grand slam, yakni Australian Open (2014), French Open (2015), dan US Open 2016.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Fabio Quartararo Akui Kesulitan Tunggangi Motor Tim Pabrikanhttps://t.co/Tu1XggCSAU— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 16, 2020
Berita Tenis Lainnya:
Jeda Terlalu Lama, Andy Murray Khawatirkan Usianya
Stan Wawrinka: Roger Federer adalah Petenis Terhebat Sepanjang Masa