- Taufik Hidayat merupakan legenda bulu tangkis Indonesia yang nyaris menyapu bersih gelar elite dunia.
- Piala Sudirman gagal diraih Taufik Hidayat hingga pensiun.
- Lima kali memperkuat Indonesia di Piala Sudirman, prestasi terbaik Raja Backhand Smash itu hanya medali perak.
SKOR.id - Taufik Hidayat merupakan salah satu legenda bulu tangkis Indonesia dengan gelar juara yang nyaris lengkap. Ya, hanya Piala Sudirman lah yang gagal diraihnya.
Untuk kategori individu, Taufik Hidayat sudah mengantongi berbagai gelar dari BWF Superseries, Asian Games, Kejuaraan Asia, Kejuaraan Dunia, dan Olimpiade.
Sedangkan pada kategori beregu, Taufik Hidayat bersama tim putra Indonesia berhasil memenangi pesta olahraga dari SEA Games hingga Asian Games.
Pemain yang dikenal sebagai Raja Backhand Smash tersebut juga salah satu motor gelar back-to-back Thomas Cup 2000-2002 untuk Indonesia.
Namun, ada satu gelar pamungkas yang urung terwujud hingga Taufik Hidayat memutuskan pensiun pada 16 Juni 2013 yaitu Piala Sudirman.
Lima kali memperkuat tim campuran Merah Putih, terhitung sejak 1999 hingga 2007, prestasi terbaik ayah dari dua anak itu adalah medali perak.
Berikut ini perjalanan Taufik Hidayat di ajang Piala Sudirman:
1. Piala Sudirman 1999, Kopenhagen (Denmark)
Tampil perdana di Kopenhagen, Denmark, Taufik Hidayat yang kala itu masih berusia 18 tahun dipercaya menjadi tunggal putra utama.
Indonesia pulang dengan medali perak dari Piala Sudirman 1999 setelah dihentikan Denmark, 2-3, pada semifnal.
2. Piala Sudirman 2001, Sevilla (Spanyol)
Peluang Indonesia untuk membawa pulang Piala Sudirman terbuka dua tahun kemudian atau saat Piala Sudirman 2001 di Sevilla, Spanyol.
Namun, Cina menjegal langkah Indonesia yang berupaya mengakhiri penantian sejak Piala Sudirman 1989. Kala itu, di final, Merah Putih kalah 1-3.
3. Piala Sudirman 2003, Eindhoven (Belanda)
Datang ke Belanda dengan misi mengubah torehan runner-up menjadi trofi Piala Sudirman, Taufik dkk justru terpeleset pada semifinal.
Lagi-lagi, Cina menjegal langkah juara Indonesia dengan skor yang sama seperti dua tahun sebelumnya, yaitu, 1-3.
4. Piala Sudirman 2005, Beijing (Cina)
Cina kembali menjadi momok Indonesia untuk meraih kemenangan tertinggi pada ajang beregu campuran bulu tangkis tersebut.
Taufik Hidayat yang baru meraih medali emas Olimpiade 2004, kala itu, tak mampu membendung kekuatan Cina.
Tampil sebagai tuan rumah, Cina melibas Indonesia dengan skor telak 3-0 pada partai perebutan gelar juara.
5. Piala Sudirman 2007, Glasgow (Inggris)
Glasgow menjadi pemberhentian terakhir Taufik Hidayat dalam upayanya mencari trofi Piala Sudirman. Indonesia kalah 0-3 dari Cina di partai final.
Pada edisi pamungkas ini, Indonesia hanya meraih medali perak pada ajang yang diambil dari nama legenda bulu tangkis Indonesia, Dick Sudirman tersebut.
Lagi dan lagi, Cina menjadi monster yang menghancurkan asa Taufik Hidayat dan kawan-kawan untuk mengangkat trofi Piala Sudirman.
Hingga 2019, meski rutin mengikuti Piala Sudirman dan acap lolos hingga partai final, satu-satunya kemenangan Indonesia terjadi pada 1989.
Peluang Indonesia untuk kampiun Piala Sudirman masih terbuka mengingat kekuatan bulu tangkis Cipayung, mulai merata.
Namun, sektor tunggal putri masih menjadi pekerjaan rumah untuk Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI).
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Olahraga pakai masker atau tidak? Dokter tim @Persija_Jkt punya jawabannya pic.twitter.com/BysQ8pCqgH— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 25, 2020
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Menengok Era Dominasi Indonesia di Ajang Thomas Cup dalam Tiga Babak
Tunggal Putra Diharapkan Bisa Akhiri Paceklik di Olimpiade 2020