- Taufik Hidayat mengaku mengorbankan banyak hal ketika memutuskan menjadi seorang atlet bulu tangkis.
- Kehidupan peraih medali emas Olimpiade Athena itu hanya terpusat pada latihan dan bertanding.
- Taufik Hidayat menikmati statusnya sebagai legenda hidup bulu tangkis Indonesia.
SKOR.id - Taufik Hidayat, salah satu legenda hidup bulu tangkis Indonesia, menceritakan lika-liku kehidupannya saat aktif sebagai seorang atlet.
Eks-tunggal putra nomor satu dunia itu mengaku kehilangan masa kecilnya demi bisa fokus mewujudkan mimpi jadi pebulu tangkis dunia.
Bagi pria kelahiran Bandung, Jawa Barat itu bulu tangkis adalah kehidupan yang bahkan melebihi keluarga, teman, dan yang lain-lain.
Kisah tersebut diceritakan Taufik Hidayat dalam wawancara dengan Olympic Channel. "Saya berkorban segalanya untuk negara."
"Ketika sudah berkomitmen menjadi seorang atlet, saya akan melupakan apa pun di luar itu. Termasuk keluarga hingga teman," katanya.
Taufik Hidayat menyadari, fokus dan bekerja keras adalah kunci untuk meraih apa yang dia cita-citakan, dalam hal ini, atlet.
"Saat kecil, saya tidak pernah main seperti anak-anak lain. Tidak pernah pergi atau belajar bersama. Apalagi, ketika masuk pelatnas."
Dan, pengorbanannya tersebut terbayar ketika berhasil menyabet medali emas tunggal putra Olimpiade 2004 di Athena, Yunani.
Pencapaian tersebut bahkan belum bisa ditandingi oleh tunggal putra Indonesia yang berada di bawahnya, sampai sekarang.
"Berjuang untuk negara itu sangat berat. Perjuangan, pengorbanan, dan dukungan tak akan sia-sia karena hasilnya luar biasa."
"Saat (meraih medali emas Olimpiade) itu, saya merasa tugas sudah selesai. Saya sudah berada di puncak, menjadi yang terbaik."
"Namun, saya masih punya satu tujuan, Kejuaraan Dunia. Tahun berikutnya, 2005, target saya adalah juara dunia (dan tercapai)."
Bagi suami Ami Gumelar itu, medali emas Olimpiade tak hanya membawanya ke puncak karier sebagai tunggal putra terbaik dunia.
View this post on Instagram
Lebih dari itu, pria yang kini 39 tahun itu mencatatkan namanya sebagai salah satu legenda hidup tunggal putra Indonesia.
"Kadang, orang Indonesia itu, ketika atlet berada di atas mereka akan ingat. Tapi, saat (performa) menurun akan lupa," tuturnya.
"Semua orang masih ingat saya meskipun sudah tak main. Orang akan ingat (atlet) juara Olimpiade sekali daripada 10 kali juara Open (kejuaraan seri)."
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Persiapan Turnamen Pramusim, Persita Hanya Andalkan Pemain yang Tersisa https://t.co/ymMRCLHCI3— SKOR Indonesia (@skorindonesia) February 16, 2021
Berita Taufik Hidayat Lainnya:
Syarat Anthony Ginting dan Jonatan Christie Jadi Pemain Terbaik Dunia dari Taufik Hidayat
Taufik Hidayat dan Ricky Subagja Ingin PBSI Lebih Mandiri soal Keuangan