- Danielle Collins kecam Novak Djokovic yang enggan tampil di US Open 2020 karena protokol esktrem.
- Menurut petenis putri AS itu, Novak Djokovic seharusnya mendukung agar turnamen bisa digelar.
- Danielle Collins sindir Novak Djokovic karena telah meraih Rp2,65 triliun sepanjang kariernya.
SKOR.id – Petenis putri No.23 dunia asal Amerika Serikat (AS) Danielle Collins mengecam Novak Djokovic terkait pernyataannya soal protokol untuk US Open 2020.
Djokovic mengatakan mustahil turnamen tenis grand slam itu berlangsung dengan regulasi ekstrem guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
Dalam protokolnya, Asosiasi Tenis Amerika Serikat (USTA), selaku operator, membatasi pergerakan para atlet dan hanya diizinkan mereka membawa satu orang staf.
Novak Djokovic dianggap menentang bergulirnya US Open yang dijadwalkan berlangsung di New York, AS pada 31 Agustus-13 September mendatang.
Berita Tenis Lainnya: Petenis Big Three Diharapkan Bersedia Ikut US Open demi Bantu Pemain Medioker
Bagi Danielle Collins, pernyataan Djokovic kontras dengan inisiatifnya membantu petenis yang kesulitan finansial selama turnamen dihentikan akibat pandemi Covid-19.
Peraih 17 gelar grand slam tersebut giat mengajak pemain ranking 100 besar menggalang dana bagi para petenis berperingkat di luar 250 dan tanpa sponsor beberapa waktu lalu.
“Ini jelas sangat berseberangan. Perlu diingat, tak seorang (petenis) pun yang bisa bertanding atau menghasilkan uang sejak Februari,” ujar Danielle Collins via Instagram.
“US Open jadi kesempatan besar bagi para pemain kembali mendapatkan pemasukan, namun kami punya pemain top dunia (Djokovic) yang mengeluhkan protokol turnamen.”
Collins, yang berhasil menembus semifinal Australia Open 2019, meminta petenis kaya seperti Novak Djokovic tidak bertindak seenaknya.
Danielle Collins berharap atlet 32 tahun tersebut mendukung dan membantu USTA agar bisa menggelar turnamen tenis dengan aman.
Ia tidak berharap petenis putra No.1 dunia, yang juga menjabat kepala dewan pemain ATP, tersebut justru mengeluh dan mengancam absen dari US Open tahun ini.
“Tentu mudah bagi seseorang yang telah mengumpulkan 150 juta dolar AS (setara Rp2,65 triliun) sepanjang kariernya untuk menolak bermain,” kata Danielle Collins.
“Namun mayoritas petenis perlu bertanding lagi. Dan tentu saja akan menyenangkan jika pemain-pemain terbaik mau mendukung kembali bergulirnya turnamen.”
Sebelumnya, Novak Djokovic memang menyoroti protokol eskstrem yang bakal diterapkan USTA untuk US Open 2020, termasuk di antaranya hanya bisa didampingi oleh satu staf.
“Saya bisa memahami protokol ekstrem ini diambil demi alasan finansial dan kontrak yang harus ditempati oleh penyelenggara. Kita lihat apa yang akan terjadi nanti,” kata Djokovic.
Berita Tenis Lainnya: Rafael Nadal Sebut Dua Kunci agar Turnamen Tenis Bisa Bergulir Lagi
Bukan hanya petenis asal Serbia itu sebenarnya yang menyoroti rencana tetap bergulirnya US Open tahun ini. Rafael Nadal pun mengungkapkan kekhawatirannya.
Petenis putra No.2 dunia asal Spanyol itu ogah tampil bila situasi pandemi Covid-19 belum terkendali, termasuk melewatkan kesempatan mempertahankan gelar US Open.
“Jika Anda bertanya apakah saya mau pergi ke New York untuk bermain dalam turnamen tenis dalam kondisi seperti saat ini, saya akan bilang tidak,” kata Rafael Nadal.
“Saya tidak tahu bagaimana situasinya dalam beberapa bulan ke depan. Yang pasti turnamen harus berlangsung dalam kondisi yang sangat aman.”