- Mantan pebulu tangkis Denmark, Joachim Fischer Nielsen, mengaku kagum dengan performa Praveen Jordan.
- Walau mengakui kehebatan Praveen Jordan, tetapi Joachim Fischer Nielsen menyebut pasangan Melati Daeva Oktavianti ini masih inkonsisten.
- Akan tetapi, Joachim Fischer Nielsen tak terlalu mempermasalahkan dan menganggap itu sebagai gaya khas Praveen Jordan.
SKOR.id - Potensi Praveen Jordan sebagai pemain bulu tangkis top dunia kembali mendapat pengakuan. Kali ini pujian datang dari Denmark, tepatnya oleh Jochim Fischer Nielsen.
Joachim Fischer Nielsen adalah mantan pebulu tangkis Denmark yang memiliki spesialisasi tampil pada nomor ganda, baik putra maupun campuran.
Baca Juga: Peringatan Keras Pelatih Melecut Praveen Jordan
Dari enam pemain yang pernah menjadi duet bertanding, pencapaian terbaik Joachim Fischer Nielsen terjadi saat berpasangan dengan Christinna Pedersen.
Berbagai prestasi berhasil diraih duet Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen sehingga akhirnya sempat menjadi ganda campuran nomor satu dunia.
Setelah pensiun pada 2019, Joachim Fischer Nielsen tampaknya masih mengikuti persaingan ganda campuran dunia, termasuk performa Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Secara khusus, lelaki 41 tahun itu menyoroti performa Praveen Jordan yang membuatnya kagum, meski dinilai masih kerap tampil inkonsisten.
"Saya pikir, Praveen adalah pemain yang luar biasa. Performanya kadang naik dan turun, dia seperti itu sepanjang kariernya, tetapi mereka pasti telah mengetahuinya," kata Nielsen.
"Kadang ia menjalani turnamen dan mencapai level yang luar biasa tinggi. Namun ada turnamen yang membuat Anda heran bagaimana bisa dia bermain sejelek itu," ujarnya.
Meski demikian, Joachim Fischer Nielsen tak terlalu mempermasalahkan performa Praveen Jordan yang naik-turun itu.
Bagi Nielsen, tampil inkonsisten itu sudah menjadi semacam gaya khas yang dimiliki Praveen Jordan.
"Namun begitulah gaya (bermain) dia," tutur lelaki yang saat ini berkarier sebagai pelatih di Denmark itu.
Performa inkonsisten sosok yang akrab disapa Ucok ini pula yang sempat disoroti pelatih ganda campuran Indonesia, Nova Widianto, setelah menjuarai final All England 2020 digelar.
Menurut Nova Widianto, Praveen Jordan pernah tampil luar biasa saat menjuarai All England 2016 bersama Debby Susanto. Walau setelah itu ia tak kunjung bisa berprestasi lagi.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo Mundur, BAM Prediksi BWF Kewalahan Atur Turnamen
Sekitar tiga tahun kemudian, Praveen Jordan akhirnya mendapat momentum saat menjuarai Denmark Open dan French Open 2019 bersama Melati Daeva Oktavianti.
Dua gelar itu menjadi titik balik bagi Praveen/Melati hingga nantinya mampu menjuarai All England 2020, Maret lalu, hingga saat ini menduduki peringkat empat dunia.