- Alan Budikusuma menceritakan pengalaman saat mengikuti seleksi Olimpiade 1992.
- Sistem kualifikasi zaman Alan Budikusuman masih menjadi pemain berbeda dengan saat ini.
- Alan Budikusuma adalah peraih emas Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol, dalam nomor tunggal putra.
SKOR.id - Legenda bulu tangkis Indonesia, Alan Budikusuma, membagikan kisahnya saat melakoni seleksi menuju Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol.
Alan Budikusuma, mantan pemain tunggal putra Indonesia, mengatakan jika proses seleksi saat itu sangat ketat karena bulu tangkis baru pertama kali tampil di Olimpiade.
Sejak Olimpiade modern pertama kali digelar pada tahun 1896, bulu tangkis baru dipertandingkan lebih dari seabad kemudian tepatnya pada Olimpiade 1992.
"Pada saat sudah ditunjuk bulu tangkis masuk Olimpiade, tentunya sangat luar biasa. Persaingan mulai terasa," ujar Alan Budikusuma seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.
Antusias pebulu tangkis dunia pun membludak setelah keputusan tersebut, termasuk Alan Budikusuma yang saat itu menjadi tunggal putra andalan Indonesia.
"Mungkin kalau turnamen perseorangan yang lain, seperti All England dan open-open yang lain kan bisa satu tahun sekali," ucap Alan.
"Tapi, Olimpiade merupakan turnamen terbesar di seluruh cabang olahraga, istilahnya turnamen puncaknya di Olimpiade. Jadi setiap atlet tentunya ingin ikut. Kualifikasi memang terasa berat," ujarnya.
Baca Juga: Barcelona Spain Masters 2020: Jadwal Tanding Greysia/Apriyani di Semifinal
Suami Susy Susanti tersebut kemudian menceritakan perjalanannya menuju Olimpiade Barcelona 1992.
"Kami berlima bersaing bebas menuju Olimpiade dalam waktu satu tahun itu. Tepatnya bulan Mei 1991," kata Alan.
Kala itu, jika masuk dalam ranking delapan besar dunia, maka tiga pemain yang bisa ikut. Jika di luar delapan besar, hanya dua.
"Akhirnya saat itu yang lolos ada tiga, saya, Ardy (B. Wiranata) dan Hermawan," kata Alan.
Sejak pertama kali muncul di Olimpiade Barcelona 1992, sistem kualifikasi sering mengalami perubahan termasuk Olimpiade Tokyo 2020 kali ini.
Jika pada tahun 1992, kontestan bulu tangkis nomor tunggal putra bisa mencapai 57 peserta maka tahun 2020 hanya 16 besar dalam daftar peringkat Race to Tokyo 2020.
Alan dan kawan-kawan mungkin bisa tampil bertiga di Olimpiade Barcelona 1992 tetapi untuk saat ini setiap negara dibatasi maksimal dua perwakilan di masing-masing nomor.
Proses seleksi Olimpiade Tokyo 2020 telah dimulai sejak New Zealand Open 2019.
Selama setahun hingga 30 April 2020, para pebulu tangkis sektor tunggal akan berebut top 16 dan sektor ganda berebut top 8 di daftar peringkat Race to Tokyo untuk memastikan diri terbang ke Jepang.
Hingga pekan ke-8 musim 2020 ini, Indonesia setidaknya telah mengamankan dua tiket dari pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Dua ganda putra Indonesia ini saat ini menduduki peringkat pertama dan kedua dalam daftar Race to Tokyo.