- Sofia Kenin mengatakan kemenangan Naomi Osaka dan Bianca Andreescu dalam ajang grand slam memotivasinya.
- Petenis asal Amerika Serikat (AS) itu meraih titel Australia Open 2020 usai mengalahkan Garbine Muguruza dengan skor 4-6, 6-2, 6-2.
- Dominasi petenis muda tunggal putri terus berlanjut.
SKOR.id - Sofia Kenin membuat sejarah dengan memenangi titel grand slam perdana di Australia Open 2020.
Pada partai final tunggal putri, akhir pekan lalu, petenis Amerika Serikat (AS) berusia 21 tahun itu mengalahkan Garbine Muguruza dengan skor 4-6, 6-2, 6-2.
Di balik kesuksesan tersebut, Sofia Kenin mengungkapkan ada dua sosok inspirator. Mereka adalah Naomi Osaka dan Bianca Andreescu.
Dua koleganya tersebut telah lebih dulu membuat catatan fantastis. Naomi Osaka yang kini berusia 22 tahun adalah peraih titel Grand Slam US Open 2018 dan Australia Open 2019.
Sedangkan petenis asal Kanada Bianca Andreescu meraih titel US Open 2019 pada usia 19 tahun.
Adapun kemenangan Sofia Kenin di Australia Open 2020 kian mempertegas dominasi petenis tunggal putri muda di ajang utama.
Ya, lima dari enam turnamen grand slam terakhir dimenangi petenis berusia di bawah 23 tahun.
Selain Naomi Osaka dan Bianca Andreescu, ada nama Ashleigh Barty (23 tahun) yang meraih titel Roland Garros (French Open) 2019.
“Pastinya, hal tersebut menjadi motivasi dan ayah saya (Alex) memberi tahu saya bahwa prestasi tersebut adalah hal luar biasa,” kata Sofia Kenin.
“Di usia yang masih muda, mereka meraih gelar grand slam. Ayah mengatakan saya harus bermain dan berjuang. Semakin jauh melangkah, apa pun bisa terjadi,” ia menambahkan.
Sofia Kenin, yang lahir di Moscow, Rusia, mengenal tenis dari sang ayah yang kini juga menjadi pelatihnya.
“Orang-orang melihat sesuatu yang istimewa dalam dirinya (Sofia),” kata Alex yang bekerja sebagai sopir di New York.
“Ia benci kekalahan karena bukan pilihan. Ia tampil dengan semua hal yang baik, bahkan saya tidak percaya ia bisa melakukannya,” imbuh Alex.
“Ia berjuang begitu keras. Lawannya memiliki kekuatan yang lebih besar dan bermain dengan begitu apik, tetapi Sofia menolak untuk kalah.”