Diego Schwartzman Tempuh Jalur Sulit Menjadi Petenis Top

Muhammad Ramdan

Editor:

  • Diego Schwartzman pernah mengalami masa sulit sebelum berhasil masuk  jajaran petenis elite dunia. 
  • Petenis asal Argentina tersebut mengaku sempat berjualan gelang karet untuk membiayai tur. 
  • Meski posturnya terbilang mini, Diego Schwartzman selalu yakin dengan kemampuan diri sendiri.

SKOR.id – Perjalanan petenis tunggal putra asal Argentina, Diego Schwartzman, menjadi pemain top dunia tak semudah membalikkan telapak tangan.

Schwartzman pernah mengalami masa sulit. Dari bisnis keluaga bangkrut, berjualan gelang karet, hingga vonis dokter soal posturnya yang tak bisa lebih tinggi dari 170 cm.

Melalui situs resmi ATP, Diego Schwartzman, yang kini menempati peringkat 14 dunia, bercerita tentang periode-periode kelam tersebut.

"Pada masa lalu, keluarga saya punya perusahaan pakaian dan perhiasan. Mereka menghasilkan banyak uang dan punya rumah di Uruguay,” kata petenis 27 tahun itu.

"Keluarga saya juga memiliki banyak mobil. Hidup (mereka) saat itu benar-benar luar biasa,” Schwartzman menambahkan.

Tetapi kehidupan keluarganya berubah drastis ketika Diego Schwartzman lahir pada 16 Agustus 1992.

Baca Juga: Postur Pendek Tak Menghalangi Mimpi Schwartzman Menjadi Petenis Top Dunia

Pada periode itu, pemerintah Argentina memangkas impor. Ayahnya, Ricardo, harus berjuang dan menghabiskan banyak uang untuk mendapatkan barang-barang dari luar negeri.

Sementara sang ibu, Silvana, juga susah payah mendapatkan bahan pakaian dari Cina. Semua menjadi serba sulit bagi keluarga Schwartzman dengan aturan di Argentina kala itu.

“Kehidupan keluarga saya semakin memburuk. Itu sangat mengerikan. Keluarga saya tidak punya bisnis lagi. Tidak ada lagi rumah dan mobil,” ujarnya.

Saat bisnis keluarga bangkrut, dua kakak Diego Schwartzman pun harus banting tulang demi membantu perekonomian mereka.

Di tengah keterbatasan tersebut, kecintaan Diego Schwartzman terhadap olahraga tenis mulai tumbuh setelah sang ayah kerap mengajaknya bermain.

Hingga akhirnya, Schwartzman memutuskan untuk fokus menekuni olahraga ayun raket ini. Keluarga pun mendukung penuh pilihan kariernya.   

“Saya mulai bepergian ke banyak turnamen bersama ibu. Ayah berjanji bahwa ia memesan hotel bagus dengan TV, internet, dan semua yang kami butuhkan,” kenang Schwartzman.

Baca Juga: Australia Open 2020: Nick Kyrgios Jumpa Rafael Nadal di Babak Keempat

Namun apa yang dikatakan sang ayah sebatas untuk memotivasi. Tak ada hotel yang diharapkan. Yang ada hanya tempat tidur sederhana.

“Kami tidak punya pilihan. Ini yang kami mampu,” kata Schwartzman yang mengerti kondisi kelurganya saat itu.

Bahkan untuk bisa membiayai tur, Schwartzman dan sang ibu harus berjualan gelang karet disela-sela turnamen yang diikuti.

“Kami melakukan apa pun yang bisa kami lakukan untuk mendapatkan uang demi membiayai tur saya,” ungkap Diego Schwartzman.

“Orang tua saya berusaha keras dan membiarkan saya fokus menjalani tur.”

Ketika berusia 13 tahun, Schwartzman mulai menjalani tur sendiri. Ia pergi ke setiap turnamen di berbagai negara seperti Kolombia, Venezuela dan Ekuador.

“Saya kerap menangis di pesawat karena ingin bersama keluarga. Tetapi saya harus tetap mengikuti turnamen karena itu adalah bagian penting untuk mengejar mimpi saya,” katanya.

Baca Juga: Australia Open 2020: Diego Schwartzman Amankan Tiket Pertama Babak Keempat

Pada tahun yang sama, Schwartzman juga mendapat kabar buruk. Dokter memberikan vonis bahwa tinggi badannya tidak akan bisa melebihi 170 cm.

“Saya berusaha tegar dan meyakinkan diri bahwa tinggi badan tidak akan memengaruhi permainan saya. Tapi saat itu juga perasaan saya hancur,” ujarnya.

“Namun, orang tua saya tidak membiarkan saya terpuruk. Mereka mengatakan kepada saya bahwa tinggi badan seharusnya tidak mempengaruhi impian saya,” ia menuturkan.

Dukungan keluarga membuat Schwartzman tetap semangat mengejar mimpi. Berkat kerja kerasnya, ia pun mulai mendapat dukungan dari banyak orang untuk menjalani tur.

“Begitu saya menjadi seorang profesional, saya tak pernah meragukan diri sendiri, tidak peduli apa pun risikonya. Saya selalu percaya pada permainan saya.”

“Inilah saya sekarang, bersaing dengan para petenis terbaik di dunia. Tahu apa yang telah saya lalui, memberi pelajaran berharga tentang pentingnya keluarga,” kata Schwartzman.

Masa-masa sulit telah membentuk Diego Schwartzman menjadi sosok tangguh. Ia sadar apa yang terjadi dalam kariernya tidak sebanding dengan yang telah dialami keluarganya.

“Jangan sampai kesulitan membuat kita terpuruk, justru harus menjadikannya motivasi untuk mengubah situasi yang buruk jadi sesuatu yang baik,” Schwartzman menuturkan.

Ya, Diego Schwartzman tak penah menyangka bahwa kini bisa menjadi petenis papan atas dunia. Ia telah merasakan hasil kerja kerasnya selama ini.

“Percayalah pada diri sendiri, berikan semua yang Anda miliki dan suatu hari, bahkan dengan postur 170 cm atau kekurangan lainnya, Anda juga dapat mencapai impian,” ujarnya.

Pada gelaran Grand Slam pertama tahun ini, Australia Open 2020, langkah Diego Schwartzman harus terhenti di babak keempat.

Ia tak berkutik di hadapan juara bertahan Novak Djokovic. Dalam pertandingan di Rod Laver Arena, Melbourne, Minggu (26/1/2020), Djokovic menang tiga set langsung, 6-3 6-4 6-4.

  

Source: atptour.com

RELATED STORIES

Wuhan, Kota Olahraga Modern yang Kini Berduka

Wuhan, Kota Olahraga Modern yang Kini Berduka

Kota Wuhan kini menjadi perbincangan orang, usai satu dari kota olahraga modern milik Cina ini diserang wabah penyakit.

Australia Open 2020: Sempat Frustrasi, Simona Halep Amankan Tiket 8 Besar

Australia Open 2020: Sempat Frustrasi, Simona Halep Amankan Tiket 8 Besar

Simona Halep sempat terlihat frustrasi dalam laga babak keempat Australia Open 2020 yang digelar Senin (27/1/2020).

Venue US Open Akan Disulap Jadi Rumah Sakit Darurat Covid-19

Venue US Open Akan Disulap Jadi Rumah Sakit Darurat Covid-19

Lokasi pertandingan US Open 2020, Billie Jean King National Tennis Center, akan disulap menjadi rumah sakit darurat Covid-19.

Eugenia De Martino, Model Cantik Pendukung No 1 Diego Schwartzman

Eugenia De Martino, Model Cantik Pendukung No 1 Diego Schwartzman

Petenis Argentina, Diego Schwartzman dan kekasihnya, Eugenia De Martino diperkirakan mulai berpacaran sejak tahun 2019.

Kisah Vonis Sang Dokter dan Panggilan ''Big Diego'' untuk Diego Schwartzman

Petenis Diego Schwartzman mengaku legenda sepak bola Diego Maradona selalu memanggilnya “Diegito” sebelum US Open 2017.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Nike LeBron 22 “Xmas”, Nike KD 17 “Christmas”, Adidas AE 1 Low “Christmas”, Rigorer AR 2 “Snowman”, Nike Book 1 “Nightmare Before Christmas”, dan Nike Ja 2 “Christmas”. (Dede S. Mauladi/Skor.id)

Sneakers

Sepatu-sepatu Favorit di NBA Christmas Day 2024

Sepatu-sepatu yang muncul di NBA Christmas Sneakers selalu spesial dan menarik perhatian.

Tri Cahyo Nugroho | 23 Dec, 22:46

Kobe Bryant mengenakan Nike Kobe 6 “Grinch” pada NBA Christmas Day tahun 2010 (foto kiri) sedangkan Jamal Murray memakai New Balance TWO WXY v3 “Gingerbread” pada 2022. (Dede S. Mauladi/Skor.id)

Culture

Mengenal Sejarah NBA Christmas Sneakers

NBA mulai memberikan kebebasan warna sepatu pemain di laga Hari Natal sejak 2009 hingga sejak saat itu dikenal dengan NBA Christmas sneakers.

Tri Cahyo Nugroho | 23 Dec, 22:32

Lando Norris, Lewis Hamilton, Max Verstappen, Charles Leclerc

Formula 1

Daftar 10 Pembalap F1 dengan Bayaran Tertinggi pada 2024

Beberapa pembalap Formula 1 menerima bonus yang lebih besar dibandingkan gaji pokok mereka sepanjang musim ini.

I Gede Ardy Estrada | 23 Dec, 17:28

Kepa Arrizabalaga, kiper Bournemouth. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Inggris

Meredam Arsenal, Tottenham, dan Man United, Kepa Arrizabalaga Bangkit di Bournemouth

Kepa Arrizabalaga menjadi kunci sukses Bournemouth meraih hasil bagus di musim 2024-2025 ini.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 16:24

saddil

National

Saddil Ramdani Tak Ada di DSP, Sabah FC ke Semifinal Piala Malaysia 2024-2025

Sabah FC hanya bermain imbang dengan Kuching City FC pada leg kedua semifinal Piala Malaysia 2024-2025.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 16:07

Antonio Conte (tengah) merupakan pelatih tercepat dalam meraih kemenangan ke-150 di Liga Italia. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Italia

Antonio Conte Pelatih Tercepat yang Meraih 150 Kemenangan di Liga Italia

Antonio Conte meraih kemenangan ke-150 sebagai pelatih di Liga Italia ketika membawa Napoli menang atas Genoa, pekan lalu.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 14:16

NBA Christmas games

Basketball

NBA Christmas Games 2024 Sajikan Duel Klasik Golden State Warrios Vs LA Lakers

NBA Christmas Games 2024 menggelar lima pertandingan, salah satunya adalah Golden State Warrios melawan LA Lakers.

Arin Nabila | 23 Dec, 13:57

Inter Milan vs Como 1907. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Italia

Prediksi dan Link Live Streaming Inter Milan vs Como di Liga Italia 2024-2025

Prediksi dan link live streaming Inter Milan vs Como di Liga Italia 2024-2025 yang akan digelar pada Selasa (24/12/2024) pukul 02.45 WIB.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 12:18

Liga TopSkor

Ikut TC Timnas U-20 Indonesia, Evandra Dapat Pesan dari Nova Arianto

Terdapat 13 Alumni Liga TopSkor yang mengikuti TC timnas U-20 Indonesia.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 11:31

Rapor pemain Indonesia yang berkiprah di luar negeri, lebih tepatnya di kompetisi negara Asia. (Hendy AS/Skor.id)

National

Rapor Pemain Indonesia di Asia: Jordi Amat Absen, Brisbane Roar Kalah Tanpa Rafael Struick

Jordi Amat tidak masuk DSP ketika Johor Darul Takzim pesta gol ke gawang Kuala Lumpur City.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 10:08

Load More Articles