- Zheng Siwei/Huang Yaqiong mengaku kerap terbebani dengan predikat nomor satu dunia.
- Ganda campuran Cina tersebut menilai kekalahan sebagai aib bagi atlet nomor satu dunia.
- Zheng Siwei/Huang Yaqiong tidak terlalu ambil pusing dengan target medali emas Olimpiade.
SKOR.id - Ganda campuran Cina, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, mengungkapkan beban berat di pundak mereka setelah berstatus nomor satu dunia.
Mulai berpasangan sejak November 2017, Zheng Siwei/Huang Yaqiong langsung meraih tiga trofi kemenangan beruntun di ajang bulu tangkis bergengsi dunia.
Dengan performa yang terus menanjak, keduanya pun ditahbiskan menjadi ganda campuran nomor satu dunia hanya dalam kurun waktu kurang dari setahun.
Sering dianggap "monster" di sektor ganda campuran, Zheng Siwei pun mengungkapkan fakta soal beban yang dia dan Huang Yaqiong sandang saat ini.
Menurut pebulu tangkis putra 23 tahun tersebut kekalahan adalah aib yang paling tidak bisa ditolerir ketika mereka mengikuti sebuah pertandingan.
"Saat Anda sedang menuju posisi nomor satu orang-orang masih maklum jika Anda kalah," ujar Zheng Siwei dalam wawancara dengan Olympic Channel.
"Namun, ketika Anda dalam posisi untuk mempertahankan peringkat teratas maka orang-orang akan mulai sulit menerima jika Anda kalah," ia menambahkan.
Apabila itu terjadi, otomatis kritikan akan dialamatkan kepada mereka. Kemenangan adalah sebuah keharusan. Karenanya, hal tersebut kerap menjadi beban.
"Mereka (publik) akan mulai berkata, 'Bagaimana bisa nomor satu dunia kalah dalam pertandingan?'" ujar Zheng Siwei.
"Itulah saya merasa mempertahankan posisi nomor satu jauh lebih sulit daripada berjuang meraihnya," Siwei menyimpulkan.
Huang Yaqiong pun menyadari bahwa predikat nomor satu dunia tidak berarti sosok sempurna sehingga dia tidak pernah lelah dalam belajar.
"Saya masih terus belajar karena masih banyak yang harus diperbaiki. Jadi, kami terus mencari metode untuk memperbaiki diri sendiri," ujar Huang.
Sebagai ganda campuran nomor satu dunia, Zheng/Huang tentu jadi unggulan di berbagai ajang bulu tangkis termasuk Olimpiade Tokyo, Jepang tahun depan.
Meskipun ekspektasi publik sangat tinggi, keduanya mencoba untuk tidak terlalu ambil pusing dengan perebutan medali emas Olimpiade.
"Kalau bisa meraih medali emas Olimpiade tentu kami akan senang. Namun, kini masih dalam tahap kualifikasi sehingga kami belum berpikir sejauh itu," ujar Huang.
"Kami tidak ingin terpatok harus menang medali (emas Olimpiade) tetapi fokus kerja keras untuk meraihnya," lanjut perempuan 26 tahun tersebut.
"Selama Anda bekerja keras maka hasil bagus pun akan datang. Jika Anda hanya fokus pada hasil maka Anda akan kehilangan banyak hal selama prosesnya," Zheng menimpali.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Masalah Mesin, Yamaha Kehilangan Banyak Momen dalam MotoGP 2020https://t.co/lKQ7hPdKAr— SKOR Indonesia (@skorindonesia) September 7, 2020
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Skuad Olimpiade Tak Kunjung Lengkap, Agus Dwi Santoso Khawatir Timnas India
Belajar dari Rio 2016, Ratchanok Intanon Optimistis Tatap Olimpiade Tokyo