SKOR.id - Setelah puluhan tahun dinakhodai Vince McMahon, perusahaan promotor gulat profesional WWE (World Wrestling Entertainment) membuka lembaran baru.
Pada Senin (3/4/2023), WWE dikabarkan bersepakat dengan ajang seni bela diri campuran UFC (Ultimate Fighting Championsip) yang dinaungi Endeavor Group Holdings Inc.
Kesepakatan tersebut bakal membuat WWE dan UFC "melebur" dan membentuk perusahaan baru dengan nilai lebih dari 21 miliar dolar Amerika Serikat.
UFC saat ini memiliki nilai perusahaan sebesar 12,1 juta dolar Amerika Serikat sementara WWE berada di angka 9,3 miliar dolar Amerika Serikat.
"Ini merupakan kesempatan langka untuk menciptakan pertunjukan olahraga dan hiburan global yang dibuat sesuai dengan industri ini," kata Ariel Emanuel selaku CEO Endeavor.
"Selama puluhan tahun, Vince McMahon dan timnya telah menunjukkan rekam jejak yang luar biasa dalam hal inovasi dan penciptaan nilai saham."
"Kami yakin Endeavor bisa memberi nilai tamba yang signifikan untuk para pemegang saham dengan membawa UFC dan WWE bersama," Ariel Emanuel menambahkan.
Pada sisi lain, Vince McMahon mengaku turut senang atas tercapainya kesepakatan antara kedua belah pihak meski dirinya tak akan lagi memegang kendali langsung di WWE.
Sebab, peran CEO WWE diserahkan kepada Nick Khan yang bakal diberi jabatan sebagai Presiden WWE sehingga "setara" dengan Dana White yang tetap jadi Presiden UFC.
Meski demikian, nama perusahaan yang menggabungkan WWE dan UFC belum diketahui tetapi diyakini bakal segera diumumkan pada paruh kedua tahun 2023.
Sementara itu, Vince McMahon bakal menjabat sebagai executive chairman di perusahaan baru gabungan antara WWE dan UFC.
Vince McMahon bakal bekerja sama dengan Mark Shapiro yang jadi presiden perusahaan dan Ari Emanuel selaku CEO.
"Melihat kerja luar biasa Ari dan Endeavor dalam menumbuhkan UFC, saya yakin langkah ini adalah hasil terbaik bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan," kata Vince.
"Bersama-sama, kami akan jadi kekuatan dunia olahraga dan hiburan dengan nilai lebih dari 21 juta dolar AS, gabungan fan berjumlah miliaran, dan kans tumbuh yang menarik."
"Saya bersama manajemen WWE menantikan untuk bekerja dengan Ari dan Endeavor serta tim UFC untuk membawa bisnis ini ke level selanjutnya," kata Vince.
Dampak Merger WWE dan UFC
Bergabungnya WWE dan UFC dalam sebuah perusahaan baru tentu bakal menimbulkan dampak tersendiri.
Pasalnya, dampak tersebut diyakini hanya bakal terjadi di balik layar terkait bagaimana perusahaan tersebut beroperasional.
Kans untuk menyaksikan duel Roman Reigns (pemegang sabuk WWE Universal Championship) dengan Jon Jones (juara kelas berat UFC) pun terbilang tipis.
Pegulat WWE nantinya diperkirakan bakal lebih sering terlibat dalam event buatan UFC, begitu pula sebaliknya, untuk kepentingan promosi.
Meski demikian, tak menutup jika kemungkinan kerja sama ini juga bakal mempermudah perpindahan talent WWE untuk tampil di UFC.
Seperti diketahui, beberapa pegulat WWE sempat menjajal arena UFC seperti Brock Lesnar dan CM Punk.
Brock Lesnar bahkan sempat jadi juara kelas berat UFC pada periode 2008-2010 setelah meninggalkan WWE setelah WrestleMania XX pada 2004.
Sebaliknya, Dana White selaku Presiden UFC juga pernah menyarankan Ronda Rousey yang sudah melewati masa kejayaan di MMA untuk menjajal karier di WWE.
Ronda Rousey pun mengikuti saran tersebut dan seolah mendapat kehidupan kedua karena mendapat sambutan hangat dari fan gulat profesional.
Dari sisi UFC, kemampuan WWE dalam mengemas pertunjukan secara spektakuler seperti yang ditunjukkan dalam WrestleMania 39 awal bulan lalu bisa jadi pelajaran tersendiri.
Dibandingkan dengan WWE, cara UFC mengemas duel termasuk pay-per-view (PPV) event bisa dibilang biasa saja.
Dalam ajang WWE, setiap pegulat punya lagu tema masing-masing yang bakal diputar setiap akan memasuki arena beserta grafis yang ditayangkan di TitanTron (layar besar).
Proses entrance seorang pegulat biasanya dikemas lebih "istimewa" dalam event tertentu, dengan melakukan pertunjukan api, menyalakan suar, atau gimik lainnya.
WWE juga kerap menyiapkan kembang api yang akan dinyalakan saat pegulat merayakan kemenangan.
Cara WWE mengemas pertunjukan bisa saja diaplikasikan ke UFC meski diperlukan kajian terkait pelaksanaannya karena bakal memengaruhi banyak hal termasuk layout area duel.
Ekspansi ke Tinju
Kerja sama WWE dan UFC belum seumur jagung, rencana Endeavor untuk melakukan ekspansi pasar ke dunia tinju pun sudah jadi bahasan.
Meski mulai tergeser dalam beberapa tahun terakhir, industri tinju dinilai masih punya potensi pasar yang cukup besar untuk digarap.
Apalagi Nick Khan yang merupakan CEO WWE saat ini punya kedekatan tersendiri dengan dunia tinju karena pernah bekerja sama dengan Manny Pacquiao, James Toney, hingga promotor kenamaan Top Rank.
Nick Khan, bersama Stephanie McMahon selaku co-CEO WWE, pun pernah mengungkapkan ketertarikannya merambah ke dunia tinju pada Desember 2022 lalu.
Akan tetapi, Nick Khan menyebut pihaknya saat ini masih fokus dalam proses integrasi antara UFC dan WWE yang diperkirakan rampung pada paruh kedua tahun 2023.
Sementara itu, Dana White selaku Presiden UDC juga pernah mengunkap rencananya untuk merilis perusahaan promotor tinju dalam satu hingga dua tahun ke depan.
Dana White pun pernah menjajaki proses kerja sama dengan promotor Zuffa Boxing tetapi berjalan tak sesuai rencana.