- WSBK Indonesia dihelat di Sirkuit Mandalika, 3-5 Maret 2023.
- Untuk acara ini, ada banyak volunteer yang diterjunkan oleh MGPA.
- Ada banyak kisah yang tersembunyi dari volunteer di Sirkuit Mandalika ini.
SKOR.id - Mari melihat lebih dekat balapan WSBK Indonesia 2023 dengan kisah dari volunteer di Sirkuit Mandalika.
Laporan langsung jurnalis Skor.id, Thoriq Az Zuhri, dari Mandalika, Lombok Tengah.
Mungkin, gelaran WSBK Indonesia 2023 tak akan sukses digelar seperti akhir pekan ini jika tak ada peran dari volunteer yang ada di sana.
Memang, Mandalika Grand Prix Association (MGPA) merekrut banyak sekali volunteer untuk bisa membantu mereka menyukseskan balapan WSBK Indonesia 2023.
Salah satu volunteer yang bertugas di sana adalah Dani (bukan nama sebenarnya). Ia merupakan mahasiswa semester dua dari kampus Politeknik Pariwisata Lombok yang berada di Lombok Tengah.
Kampus ini memang fokus ke bidang pariwisata dengan memiliki empat jurusan: D4 Usaha Perjalanan Wisata, D3 Seni Kuliner, D3 Tata Hidang, dan D3 Divisi Kamar.
Poltekpar Lombok kemudian bekerja sama dengan MGPA untuk program volunteer, dengan banyak mahasiswa mereka yang ditugaskan kampus untuk jadi volunteer.

Selain dari kampus, volunteer yang ada di sini juga ada yang dari mandiri, artinya mereka mendaftar sendiri.
Dani diberi tugas di bagian Security, dengan banyak temannya ditugaskan di bagian lain seperti Cleaning Service, Crowd Control, Ticketing, dll.
Ia sudah ikut jadi volunteer mulai WSBK tahun lalu. Kini, ia ikut lagi, meski mengaku tak jadi volunteer saat gelaran MotoGP tahun lalu.
Dani sudah mulai bekerja jadi volunteer sejak hari Minggu lalu karena dia berada di bagian security, menjaga barang-barang dari pabrikan dan tim yang sudah mulai berdatangan ke Sirkuit Mandalika, dan akan bekerja sampai hari Senin/Selasa.
Tim Security juga berjaga 24 jam, dengan beberapa shift. Pada hari balapan, Dani bekerja dari mulai jam 7 pagi sampai 7 malam. Ia mendapatkan dua kali makan dan satu kali snack selama ia shift bertugas di sana.
Selain pengalaman langsung di lapangan, Dani juga mendapat "bonus" berupa uang Rp125 ribu per hari, sebuah hal yang ia syukuri.
"Saya ikut untuk cari kegiatan, karena bosan di rumah dan kuliah, ingin pergi ke tempat baru," ujar Dani.
"Uangnya juga bisa buat beli apa-apa, saya juga ingin main ke Bali."