- Alvaro Bautista mengungkapkan rahasia dirinya mampu memenangi Race 2 World Superbike (WSBK) Indonesia di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok, Indonesia.
- Kemenangan itu sangat berarti bagi posisi juara bertahan WSBK itu di klasemen.
- Pembalap Spanyol itu hanya kehilangan sekali finis podium dari enam race yang sudah digelar.
SKOR.id – Putaran kedua WSBK 2023 berakhir dengan tuntasnya Race 2 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Sejumlah drama plus ketegangan mewarnai tiga balapan di Mandalika.
Alvaro Bautista (Aruba.it Racing – Ducati) menunjukkan kebangkitan fantastis setelah mengalami crash di Superpole Race sehingga harus start dari grid ke-10 pada Race 2 untuk mengukuhkan diri sebagai penguasa WSBK Indonesia 2023 berkat total poin tertingginya.
Sang juara bertahan akhirnya mampu merebut kemenangan kelimanya musim ini (dari enam race yang sudah digelar) setelah sempat berduel sengit dengan rekan setimnya Michael Ruben Rinaldi di lap-lap akhir.
Seperti diketahui, kecelakaan yang dialami Bautista di Superpole Race tak hanya membuatnya kehilangan poin klasemen tetapi juga start untuk Race 2 yang digelar Minggu (5/3/2023) siang waktu setempat.
Karena tidak mampu finis di sembilan besar Superpole Race, Bautista harus start Race 2 dari posisi ke-10. Praktis, Bautista harus berusaha keras untuk meminimalisasi kemungkinan posisinya di klasemen memburuk karena para rivalnya start di depannya.
Saat turun di Race 2, Bautista mampu menanjak ke P4 saat Ducati Panigale V4 R geberannya memakai ban Pirelli SCX, ketika kemudian red flag muncul akibat insiden yang melibatkan Michael van der Mark (ROKiT BMW Motorrad WorldSBK Team) dan Philipp Oettl (Team GoEleven).
Saat start ulang, posisi grid diambil dari posisi terakhir pembalap saat red flag muncul. Dengan begitu, Bautista start dari posisi ke-4 saat awal balapan ulang. Yang krusial, ia ternyata mengganti bannya dari SCX ke SC0 untuk melibas 14 lap Race 2 yang diulang.
Dari situ, Bautista mulai mampu bersaing untuk merebut finis podium. Berikutnya, ia bertarung untuk kemenangan setelah sebelumnya dua kali berduel ketat dengan rekan setimnya hingga dua kali.
Usai mengurangi gap menjadi kurang dari satu detik, Bautista membuat satu kesalahan dengan melebar di Tikungan 1 sebelum kemudian memperkecil gap lagi.
Bautista lantas membuat manuver melibas Rinaldi di Tikungan 10 untuk merebut P1 pada lap 13 (dari 14) untuk kemudian melesat memperbesar gap rekan setimnya itu.
“Di Race 2, start dari posisi ke-10 tidaklah mudah. Apalagi di trek ini tidak mudah untuk menyalip. Dalam situasi normal, tidak banyak poin untuk menyalip pembalap lain. Tetapi dengan kondisi ini, dengan hanya area grip yang sempit, rasanya hampir tak mungkin overtake,” kata Bautista seperti dikutip worldsbk.com.
“Ketika red flag muncul, saya start ulang dari posisi keempat. Saat itu, saya melihat dan merasa racing line bakal menjadi sedikit lebih mudah.
“Saya harus memulai Race 2 dengan ban belakang yang lebih keras karena kami tidak memiliki lebih banyak ban lunak. Saya harus memilih antara hard dengan dua lap atau soft dengan delapan lap. Kami memakai ban keras dan mencoba beradaptasi.”
Alvaro Bautista mengaku mencoba tenang pada lap-lap awal Race 2. Namun, ia melihat Rinaldi memiliki kecepatan sangat bagus dan itu dijadikan Bautista sebagai referensi untuk mendapatkan keuntungan dari Toprak Razgatlioglu (Pata Yamaha Prometeon WorldSBK).
“Saya mengejarnya. Tapi, di Tikungan 1 saya membuat kesalahan dan melebar. Saya kehilangan lebih dari satu detik, jadi saya kehilangan banyak jarak dengan Rinaldi. Saya tidak berpikir mampu mengejarnya,” kata Bautista.
“Tetapi di lap terakhir saya melihat dia menurun drastis. Saya mencoba untuk menjaga kecepatan dan ketika mampu melibasnya, saya mampu jauh lebih cepat untuk menjaga gap dengan lawan hingga finis.”
Rinaldi akhirnya harus puas finis P4 pada Race 2 ulangan usai Razgatlioglu dan Xavi Vierge (Team HRC) melewatinya.