- World Atlethics berencana menyeragamkan ketebalan sol sepatu atlet cabang olahraga (cabor) atletik.
- Organisasi yang dulu bernama IAAF itu bertekad meminimalisasi ketidakadilan dalam setiap lomba akibat perkara sepatu.
- Teknologi penginderaan buatan dalam sepatu juga akan dilarang oleh World Athlethics.
SKOR.id - Federasi Atletik Dunia yang kini bernama World Atlethics, mengumumkan wacana soal penyeragaman ketebalan sol sepatu para atlet.
Ketebalan sol sepatu untuk atlet lintasan maupun lapangan akan disederhanakan menjadi setinggi 20 milimeter (mm) mulai 1 November 2024.
Peraturan itu cukup berbeda dengan ketentuan saat ini, di mana ketebalan sepatu atlet bervariasi antara 20-25 mm, tergantung aktivitasnya.
Sedangkan tinggi sol sepatu untuk lomba yang berlangsung di jalan raya, misalnya maraton, bisa mencapai 40 mm.
World Athletics mengatakan pihaknya telah memberi tahu para produsen sepatu yang saat ini masih memproduksi sol 20-25 mm.
Informasi ini agar para produsen tersebut punya cukup waktu untuk mempersiapkan diri dengan peraturan World Athletics yang anyar.
Kepala Eksekutif World Athletics, Jon Ridgeon, menyebut pertemuan soal perubahan regulasi itu telah berlangsung sejak tahun lalu.
"Ada banyak kegiatan di belakang layar dan pertemuan, baik internal dan eksternal sejak dimulainya Working Group untuk sepatu atletik pada Juni 2020," ucapnya.
"Masih banyak yang harus dilakukan tapi saya ingin berterima kasih kepada Working Group, federasi internasional produk olahraga dan segenap perusahaan sepatu atas keterbukaan dan kolaborasi untuk menemukan solusi bersama."
World Athletics juga menegaskan sepatu atlet cabor atletik dilarang mengandung teknologi sensor atau kecerdasan buatan, saat ini maupun di masa depan.
Aturan tersebut akan tertuang dalam regulasi anyar organisasi yang dulu bernama IAAF itu yang akan disahkan secara resmi pada 1 Januari 2022.
Teknologi sepatu mulai jadi perbincangan ketika satu per satu rekor dunia bertumbangan. World Athletics pun bertekad membuat batasan.
Utamanya batas antara inovasi dengan kemungkinan perlakuan tidak adil lainnya pada atlet agar olahraga atletik berlangsung lebih adil.
Atlet lari gawang Norwegia, Karsten Warholm, memangkas rekor 400 m sebanyak 0,76 detik atas namanya sendiri saat Olimpiade Tokyo 2020.
Menurutnya, margin yang terlalu besar atas catatan dalam satu lap pelari karena teknologi pada sepatu dapat merusak kredibilitas atlet itu sendiri.
Suara hati suporter yang terdalam ❤️ ???????? @InfosuporterID @R_besar @NOAH_ID @iqbaale #timnasindonesia #timnasday #pialaaff #affsuzukicup2020 #yangterdalam pic.twitter.com/yIT0hYBPhp— SKOR.id (@skorindonesia) December 22, 2021
Berita Atletik Lainnya:
Ratusan Tahun Hilang dari Olimpiade, Lari Lintas Alam Berpeluang Comeback di Los Angeles 2028
Inggris Jadikan Manchester Marathon 2022 sebagai Ajang Kualifikasi 2 Turnamen Besar