- Bek muda asal Sorong, Daniel Naa, disebut-sebut sebagai salah satu aset masa depan tim Bhayangkara FC.
- Daniel Naa terpilih dalam program Garuda Select III dan telah menjalani latihan selama enam bulan di Inggris.
- Di Inggris, Daniel Naa mendapat evaluasi penting dari pelatih Garuda Select.
SKOR.id - Bek muda asal Sorong, Daniel Naa, telah sekitar enam bulan berlatih sepak bola di Inggris bersama tim Garuda Select jilid III.
Sebelumnya, ia merupakan pemain Bhayangkara FC U-16. Pada edisi program Garuda Select III, Daniel Naa bukan satu-satunya wakil dari Bhayangkara FC.
Selain Daniel Naa, tim berjulukan The Guardian juga mengirimkan Frezy Al-Hudaifi dan Muhammad Faqih Maulana ke program Garuda Select III.
Dikutip dari laman resmi klub, kesuksesan ketiga pemain tersebut menembus tim Garuda Select disebut pelatih Anang Ma'ruf sebagai aset masa depan tim Bhayangkara FC.
Daniel Naa dan kolega pun diharapkan dapat mentransfer ilmu yang diperoleh di Inggris kepada rekan-rekan setim di Bhayangkara FC U-16.
"Ini merupakan aset untuk tim Bhayangkara FC. Semoga ke depan mereka kembali dari Garuda Select dapat menularkan ilmu ke anak-anak lainnya," kata Anang Ma'ruf.
Selama di Inggris, bek kelahiran 30 Desember 2004 itu langsung mencuri perhatian tim pelatih Garuda Select.
Daniel diakui asisten pelatih Garuda Select, Danny Holmes, memiliki kemampuan bertahan yang baik, terutama dalam urusan memotong bola dari lawan.
"Kelebihan Daniel adalah kemampuannya untuk memotong bola," kata Danny Holmes, dikutip dari laman resmi Garuda Select.
Tak hanya itu, tim pelatih pun sepakat menilai bahwa Daniel memiliki antusiasme yang tinggi dan selalu bekerja keras memberikan kemanpuan terbaiknya.
Menariknya, di antara kelebihan yang ada di dalam diri Daniel, ada satu hal yang disebut tim pelatih Garuda Select justru bisa menjadi kelemahannya.
"Daniel selalu bermain agresif, bertarung dengan ngotot, dan punya kemauan untuk bisa merebut bola dari lawan, tapi seperti yang saya bilang, itu justru bisa menjadi kelemahan," ujar Holmes.
Agresivitas yang sembrono tentu dapat merugikan tim apabila hal tersebut berujung pada pelanggaran di daerah pertahanan sendiri.
Sebagai bek, hal itu jelas perlu dikurangi untuk meminimalisir tim lawan mendapat peluang dari tendangan bebas.
Sejak menjalani debut bersama tim Garuda Select pada Desember 2020, perhatian pelatih kepada Daniel Naa berpusat pada masalah agresivitas tersebut.
Daniel Naa sering mendapat latihan khusus dari pelatih untuk mengontrol kelebihan yang berpotensi menjadi kekurangannya sebagai pemain bertahan.
"Instruksi yang sering diulang-ulang oleh tim pelatih biasanya tentang pengambilan keputusan ketika berhadapan dengan lawan," kata Daniel Naa.
"Intinya, bagaimana kami bisa menghalau serangan lawan secara efektif dan tidak ada pelanggaran," ujarnya menambahkan.
Meski hanya menjalani sesi latihan berdua dengan pelatih, bek kelahiran Sorong, Papua, itu tak merasa terbebani.
Menurut Daniel, sesi latihan empat mata dengan pelatih merupakan kesempatan berharga yang belum tentu dimiliki oleh pemain Garuda Select lainnya.
Ia sadar, latihan khusus yang diberikan pelatih demi kebaikannya. Ia pun terus bersemangat dan konsentrasi dalam menjalani evaluasi dari pelatih.
"Memang pelatih sangat 'bawel' menekankan kepada saya tentang hal itu. Tetapi saya jadi lebih tahu apa yang harus dilakukan ketika ada serangan dari lawan," ucap Daniel.
"Saya harus ekstra bersabar dan berpikir matang sebelum mengambil atau merebut bola dari lawan agar tidak melakukan pelanggaran," katanya.
Pelajaran-pelajaran yang telah diperolehnya di Inggris bersama tim Garuda Select menjadi modal berharga untuk mengembangkan karier sebagai pesepak bola.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Wonderkid Lainnya:
WONDERKID: Dario Sarmiento, Mini Lionel Messi yang Siap Mengguncang Liga Inggris
WONDERKID: Raka Cahyana Rizky, Idolakan Novri Setiawan dan Bermimpi Tampil di Piala Dunia U-20 2023