- WHO menganggap kehadiran penonton dalam jumlah besar di arena pertandingan tak realistis.
- Kerumunan penonton tak hanya berisiko untuk mereka yang ada di stadion.
- WHO mendukung hidupnya olahraga dunia di masa pandemi.
SKOR.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut positif keputusan penyelenggara olahraga untuk menggelar pertandingan tanpa penonton.
Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan, menganggap kehadiran penonton dalam jumlah besar, di masa sekarang, bukanlah sesuatu yang realistis.
Belum meredanya pandemi virus corona (Covid-19) di banyak negara, jadi alasan mengapa kehadiran penonton dalam jumlah besar harus dihindari.
Setidaknya, hingga kondisi yang memungkinkan. Hal itu disampaikan Michael Ryan dalam sebuah diskusi online yang kemudian dilansir Sport Bussines.
"Kerumuman besar yang terdiri dari 40, 50, 60 ribu orang, bukan hanya berisiko untuk mereka yang ada di stadion," kata Michael Ryan.
"Tapi, juga berisiko untuk (orang-orang) di luar stadion, transportasi umum, bar, maupun klub (yang mungkin didatangi kelompok penonton tersebut)."
Sebagai informasi, tak sedikit penyelenggara olahraga yang kembali menggulirkan kompetisi seperti sepak bola, Formula 1, dan MotoGP.
Tapi, tak semua penyelenggara olahraga yang menerapkan kebijakan tanpa penonton. Misalnya, Australian Football League, National Rugby League, dan A-League.
Pun demikian dengan Jepang, yang membolehkan penonton menyaksikan liga bisbol dan sepak bola, langsung dari pinggir lapangan.
Masalahnya, di beberapa negara, kebijakan untuk menghadirkan penonton tidak didukung dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Sebagai contoh, liga sepak bola di Vietnam, yang membolehkan kerumunan penonton terhitung mulai Juni, setelah tertunda sejak Februari 2020.
Sayang, kasus Covid-19 di Danang, justru merebak akhir-akhir ini hingga otoritas terkait mengambil tindakan kembali melakukan penangguhan.
WHO menganggap kebijakan penyelenggara untuk tidak menghadirkan penggemar di arena pertandingan adalah sesuatu yang tepat, saat ini.
Karena bagaimanapun, olahraga dunia harus kembali hidup. WHO berharap penyelenggara membolehkan penonton masuk secara bertahap.
Misalnya, 1.000 sampai 2.000 orang terlebih dahulu. Tentunya dengan standar kesehatan yang ketat seperti menjaga jarak dan masker.
"Semua orang ingin olahraga kembali hidup. Kita hanya harus berhati-hati (dengan virus corona) lebih lama lagi." kata Michael Ryan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita WHO Lainnya: