Wawancara Simone Biles: Saya Telah Berjuang Melawan Kecemasan dan Depresi

Lily Indriyani

Editor:

  • Simone Biles buka-bukaan soal masalah kesehatan mental yang dialami. 
  • Bintang senam putri AS itu mengaku senang keputusannya untuk speak up mendapat respons positif. 
  • Simone Biles belum memutuskan apakah dirinya akan melanjutkan karier sebagai atlet atau tidak. 

SKOR.id - Bintang senam putri Amerika Serikat (AS), Simone Biles, terbuka soal apa yang terjadi dalam kehidupan hingga keputusannya untuk speak up tentang masalah kesehatan mental. 

Simone Biles menjadi viral menyusul keputusan mundur jelang final nomor individu Olimpiade Tokyo 2020. Berstatus sebagai favorit, atlet 24 tahun itu memilih tidak melanjutkan lomba. 

Tim nasional (timnas) senam AS mengatakan bahwa atletnya tersebut mundur karena alasan kesehatan mental dan mendukung keputusan tersebut. 

Dan, boleh dibilang, kasus Simone Biles membuat isu kesehatan mental menjadi topik hangat dunia. Bukan hanya untuk kalangan atlet atau olahragawan.

Dalam wawancara dengan MARCA yang diunggah Jumat (31/12/2021), kolektor empat emas Olimpiade itu buka-bukaan soal masalah mental yang dialami.

Berikut petikan wawancara Simone Biles dengan MARCA:

Bagaimana perasaan Anda setelah semua yang terjadi di Tokyo? Bagaimana rasanya tidak bersaing dengan orang-orang yang mengerti Anda tak harus melakukannya?

Rasanya menyenangkan (karena) itu benar-benar (jadi) beban di pundak saya. Tapi, semua yang terjadi di Tokyo, saya percaya ada alasan mengapa hal itu terjadi. Saya mendapatkan bantuan yang tepat, yang saya butuhkan, tapi pasti akan lebih baik jika kembali ke AS, dikelilingi keluarga dan teman-teman saya.

Seberapa sulit Anda mengambil keputusan (mundur) di Tokyo?

Sejujurnya, itu sangat sulit. Sesuatu yang tidak pernah saya rencanakan atau pikirkan dalam sejuta tahun. Jadi ketika hal itu terjadi, (rasanya) sangat gila. Tapi, mendapat dukungan sangat berarti meski saya tak berharap itu kepada siapapun. Semua terjadi karena suatu alasan dan saya pikir ada banyak hal hebat setelah itu.

Bagaimana mengingat detik-detik sebelum Anda mengatakan harus berhenti?

Emosi itu semacam angin besar seperti 'ya Tuhan, apa yang terjadi karena saya sudah berlatih lima tahun untuk ini'. Jadi, saya benar-benar sedih. Tapi saya harus melakukan apa yang benar untuk tim dan saya tahu itu adalah keputusan yang tepat untuk kesejahteraan mental saya.

Rekan setim Anda segera memeluk ketika Anda memberi tahu mereka...

Itu menghibur saya karena mereka sangat berarti. Kami telah melalui banyak hal bersama-sama. Tapi, itu juga membuat saya patah hati karena harus meninggalkan mereka. Untuk diketahui, mereka mendapat dukungan dari saya dan semoga mereka merasakan itu.

Anda masih takut untuk melakukan (aktifitas) senam?

Iya, (terutama) beberapa keterampilan yang mengharuskan saya berputar. Saya benar-benar takut melakukannya karena semua yang terjadi. Tapi, (pelatih) sangat hebat setiap kali saya datang ke gym untuk sekadar bermain-main. Mereka tetap memastikan saya melakukan semua langkah dengan benar dan itu membuat saya merasa jauh lebih baik.

Mana yang lebih membuat bangga, medali atau pelajaran yang Anda beri untuk dunia di Olimpiade Tokyo?

Yang pasti, pelajaran yang saya berikan kepada dunia karena tidak ada yang pernah berpikir itu akan terjadi. Tapi, semua yang terjadi membawa perhatian yang sangat besar untuk kesehatan mental, (dunia) menjadi lebih sadar.

Anda menjadi salah satu gambaran dunia olahraga tanpa harus berlomba. Apakah setelahnya menjadi kebanggaan? 

Itu adalah hal paling gila untuk saya, betapa banyak pembicaraan dan desas-desus tentang saya meski saya tidak berkompetisi. Jadi, saya sangat bangga bahwa orang-orang menganggapnya lebih serius. Tapi, tentu saya berharap bisa berlomba dan melakukan sedikit banyak.

Anda mengatakan orang-orang tidak mengerti apa yang Anda alami selama bertahun-tahun. Bisakah menjelaskan sedikit hingga mereka bisa mengerti?

Semua orang hanya melihat senam pada besarnya apa yang kita lakukan di gym. Mereka tidak mengerti bahwa saya telah berjuang melawan kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental selama bertahun-tahun. Belum lagi topik Larry Nassar dan kasus pelecehan seksual yang sampai sekarang masih coba untuk menyelesaikannya sendiri agar berani menunjukkan wajah saya di luar sana. 

Tapi, orang berharap terlalu banyak dengan semua yang telah kami lalui. Belum lagi ada beban senam AS harus menyuarakan, membela semua remaja putri. Itu hal yang paling gila. Dengan semua yang telah kita lalui, saya merasa seperti harus menyerah jauh sebelum saya melakukannya. 

Anda bintang olahraga yang bicara tentang kesehatan mental tetapi bukan satu-satunya. Mengapa masalah kesehatan mental menjadi begitu penting sekarang dan mengapa begitu sulit membicarakan ini di masa lalu? 

Saya pikir (dulu) sangat berisiko karena semua orang menganggap kami sebagai hiburan, mereka merasa berhak atas pekerjaan kami dan (ingin kami) tampil sambil memasang wajah berani. Tapi sekarang ada tokoh dan pahlawan olahraga (yang berani melakukannya) untuk mereka sendiri dan mengatakan 'saya tidak mau bertanding (dan) saya tidak mengerti kenapa itu bisa berdampak kepada kalian sementara saya adalah orang yang benar-benar terpengaruh'.

Bisa membawa topik itu ke permukaan benar-benar hebat. Tapi di sisi lain, saya sedih karena (mengingat mereka yang) telah dibungkam dan dilupakan selama bertahun-tahun, tidak dipedulikan. Untungnya, sekarang kami lebih diperhatikan.

Dalam beberapa bulan terakhir, media bicara banyak tentang yang terjadi di (Olimpiade) Tokyo dan persidangan Larry Nassar. Apakah semua kebisingan ini membuat Anda lelah?

Saya benar-benar berpikir mungkin ada cahaya lebih baik yang menyinari olahraga ini karena ini adalah olahraga yang sangat unik dan indah. Tapi, apa pun desas-desus mereka untuk merasa relevan, mereka akan mengatakan apa saja, tidak peduli apakah itu menyakiti orang lain. Jadi...

Mengingat kasus pelecehan, apakah Anda menganggap diri Anda beruntung mengingat pelatih yang Anda miliki, pertama dengan Aimee Boorman dan kemudian pasangan Landi?

Saya tidak akan memakai kata beruntung karena rasanya berlebihan. Tapi, saya sangat diberkati dengan pelatih yang saya miliki. Ketika bersama Aimee, kami mulai dari awal jadi tidak pernah diperkenalkan dengan budaya "beracun" itu karena dia bukan pelatih elite. Saya adalah pesenam elit pertamanya.

Kemudian, Cecile dan Laurent datang dari Prancis. Kami berlatih sangat keras dan bangga dengan apa yang kami lakukan dan saya pikir itu sangat penting. Saya merasa mereka ada bukan hanya untuk senam tapi memperlakukan kami sebagai manusia. Itu sebabnya hubungan kami berjalan sangat baik. Jadi, saya merasa sangat diberkati dengan pelatih yang saya miliki.

Apakah rencana Anda selanjutnya, terkait karier?

Sekarang saya sedang istirahat dan tak yakin apakah saya akan melanjutkan olahraga ini. Saat ini, saya hanya berpikir untuk bersantai, menikmati waktu berkualitas dengan keluarga dan teman-teman, menjadi (manusia) normal sekali saja.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Skor.id (@skorindonesia)

Berita Olahraga Lainnya:

Sprinter Malaysia Bicara Persiapan SEA Games Hanoi, Incar Emas Kedua

Jadi Bayang-bayang Lewis Hamilton, Valtteri Bottas Mengalami ''Sindrom Barrichello''

 

Source: Marca

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Timnas futsal Indonesia vs Timnas futsal Korea Selatan atau Indonesia vs Korea Selatan dalam semifinal CFA International Men's Futsal Tournament di Cina pada 9 September 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Futsal

Prediksi dan Link Live Streaming Timnas Futsal Indonesia vs Korea Selatan di Turnamen Cina

Laga semifinal CFA International Men’s Futsal Tournament digelar di Shijiazhuang, Cina, pada Selasa (9/9/2025) sore.

Taufani Rahmanda | 09 Sep, 04:06

Adrian Wibowo, Timnas Indonesia. (Foto: Firas Naufal/Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Timnas Indonesia

Debut Adrian Wibowo Tuai Pujian dari Patrick Kluivert

Adrian Wibowo pun merasa bangga bisa menjalani debut bersama Timnas Indonesia.

Rais Adnan | 09 Sep, 03:54

Identitas baru dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia atau Liga 1 di musim ini, Super League 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Super League 2025-2026: Jadwal, Hasil, Klasemen dan Profil Klub Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Super League 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi, plus profil tim peserta.

Taufani Rahmanda | 09 Sep, 03:48

Kompetisi sepak bola kasta kedua di Indonesia atau identitas baru dari Liga 2 musim terbaru, Championship 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 2

Championship 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Liga 2 atau Championship 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 09 Sep, 03:47

Lebanon. (Hendy Andika/Skor.id)

Timnas Indonesia

Timnya Main Kasar Lawan Timnas Indonesia, Kapten Lebanon Minta Maaf

Kapten Lebanon, Mohamad Haidar, menegaskan timnya tidak ingin berseteru dengan pemain mana pun.

Rais Adnan | 09 Sep, 01:40

Bek Timnas Indonesia, Jay Idzes. (Grafis Yusuf/Skor.id)

Timnas Indonesia

Jay Idzes: Timnas Indonesia Bisa Mainkan Banyak Sistem

Kapten Timnas Indonesia itu menegaskan timnya memiliki banyak pemain berkualitas.

Rais Adnan | 09 Sep, 01:07

Patrick Kluivert (Pelatih Timnas Indonesia). (Jovi Arnanda/Skor.id)

Timnas Indonesia

Patrick Kluivert Ungkap Faktor yang Buat Timnas Indonesia Sulit Cetak Gol ke Gawang Lebanon

Patrick Kluivert menuturkan timnya sudah mendominasi pertandingan lawan Lebanon, tapi belum bisa mencetak gol.

Rais Adnan | 09 Sep, 00:51

Suporter Timnas Indonesia. (Foto: Mario Sonatha/Grafis: Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Timnas Indonesia

Ada Suporter Wafat di Laga Timnas Indonesia vs Lebanon, PSSI Sampaikan Duka Cita

Salah satu suporter, Djalu Ariel Fristianto, meninggal dunia lantaran kesehatannya ketika menyaksikan laga Timnas Indonesia vs Lebanon.

Rais Adnan | 09 Sep, 00:09

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. (Foto: Firas Naufal/Grafis: Skor.id)

Timnas Indonesia

Diimbangi Lebanon, Erick Thohir Nilai Persaingan Antarpemain Timnas Indonesia Makin Kompetitif

Ketum PSSI, Erick Thohir, menuturkan formasi yang diterapkan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia mulai konsisten.

Rais Adnan | 08 Sep, 23:55

livoli divisi utama 2025

Other Sports

Livoli Divisi Utama 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen Livoli Divisi Utama 2025 yang terus diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Teguh Kurniawan | 08 Sep, 21:23

Load More Articles