- Luka Jovic pemain yang meramaikan bursa transfer Januari 2021 lalu dengan keputusanna kembali ke mantan klubnya, Eintracht Frankfurt dengan status pinjaman.
- Luka Jovic tidak mendapatkan menit bermain yang cukup sehingga dirinya memutuskan untuk kembali ke Liga Jerman.
- Luka Jovic mengakui bahwa awal musim pertamanya di Real Madrid tidak mudah karena dirinya masih sangat muda.
SKOR.id - Eintracht Frankfurt menerima kembali "si Anak Hilang" Luka Jovic. Sejak 14 Januari 2021 lalu, penyerang 23 tahun tersebut resmi bergabung dengan mantang klubnya.
Luka Jovic datang dengan status pinjaman dari Real Madrid hingga musim ini berakhir.
Pemain timnas Serbia ini memang terpaksa harus menyingkir dulu meninggalkan Los Merengues.
Pasalnya, jika tetap berada di Los Blancos, kariernya untuk saat ini tidak akan berkembang karena dirinya jarang dimainkan.
Karena itulah, Luka Jovic akhirnya memutuskan untuk kembali ke bekas klubnya.
Bintang yang kini berusia 23 tahun tersebut pergi meninggalkan Eintrach Frankurt ke Real Madrid pada akhir 2018-2019.
Los Merengues mendatangkannya karena performanya yang impresif pada musim sebelumnya.
Dengan 27 gol dari 48 laga di semua ajang pada 2018-2019 tersebut, Luka Jovic membuat Real Madrid tertarik.
Produktivitas tersebut menjadikan Luka Jovic sebagai salah satu solusi untuk menambah daya gedor Los Merengues.
Namun, harapannya berkembang di Madrid asuhan Zinedine Zidane harus dilupakan dulu. Dia pun kembali ke Eintracht Frankfurt.
Skor.id merangkum wawancara Luka Jovic seperti yang ditampilkan Bundesliga.com. Berikut petikannya:
Bagaimana akhirnya Anda mendapatkan diri Anda kembali ke Bundesliga?
Fenomenal, sungguh. Saya ternyata sangat merindukan Bundesliga (Liga Jerman). Saya memiliki kenangan yang indah dan karena itu saya sangat bahagia kembali lagi.
Apa sebenarnya faktor terpenting terkait keputusan Anda kembali ke Eintracht Frankfurt?
Harapan saya untuk lebih banyak mendapatkan menit bermain. Itulah alasannya. Lebih banyak bermain merupakan alasan utama saya kembali ke Eintracht.
Menurut Anda, apakah Eintracht Frankfurt kini telah berubah?
Tidak banyak perubahannya. Di tim ini masih banyak sejumlah pemain yang sama, dengan beberapa perubahan saja.
Ada pemain yang memang sudah pergi, tapi ada juga yang baru datang. Saya sendiri tidak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dengan sejumlah pemain yang masih ada di sini.
Orang-orang di klub ini masih sama dan saya bahagia kembali ke sini, mengenakan kaus dengan warna yang sudah saya kenal.
Menurut Anda, apa perubahan yang terjadi di Liga Jerman saat ini?
Saya telah bermain dalam empat pertandingan, tentu lebih dari 100 menit. Namun, saya sudah mengetahui bagaimana kompetisi ini berjalan, persaingannya.
Saat ini saya terus mencoba untuk selalu fit dan saya sudah siap untuk menatap tantantangan di depan mata.
Lalu, bagaimana membuat Anda berkembang baik sebagai individu maupun sebagai pemain?
Saya telah mendapatkan pengalaman di Madrid, meski dengan dimensi yang berbeda. Bagi saya, sebuah kebanggaan bahwa saya pernah bermain di salah satu klub besar di dunia ini.
Sebuah kebanggaan dapat bermain bersama di lapangan dengan sejumlah pemain terbaik di dunia.
Dalam karier Anda ketika di Real Madrid, Apa yang dapat Anda pelajari dari pemain seperti Toni Kroos, Luka Modric, Sergio Ramos, dan Karim Benzema?
Awalnya saya akui cukup sulit karena saya masih sangat muda ketika itu, usia saya 21 tahun.
Butuh beberapa waktu untuk membiasakan diri dan beradaptasi untuk menyadari bahwa saya berada di antara pemain terbaik dunia dalam 10 tahun terakhir.
Posisi dan peran mereka yang sangat berbeda. Jelas, saya sangat belajar banyak dan saya kini kembali justru dengan pengalaman tersebut.
Termasuk mengembangkan diri Anda dengan insting spesial sebagai pemain dan penyerang bersama mereka?
Jelas, tentu saja. Di sana pemain yang bisa Anda belajar dari mereka. Berlatih menghadapi bek-bek berkelas dunia dan semua itu membuat saya seperti di sekolah di Real Madrid.
Apa kekuatan terbesar dari seorang Luka Jovic?
Mungkin bukan saya yang dapat menjelaskannya. Yang lain bisa menjelaskannya. Tapi, dapat saya katakan bahwa saya adalah rubah di pertahanan lawan dan saya selalu memiliki posisi yang baik di sana.
Jadi, dengan label sebagai mantan pemain Real Madrid, apakah Anda melihat diri Anda sebagai salah satu bintang di Liga Jerman saat ini?
Sejujurnya tidak demikian. Saya justru kembali ke sini untuk mendapatkan kembali kepercayaan diri yang sedikit hilang.
Saya ingin mendapatkan kembali ke level terbaik saya sebelumnya, bukan menilai diri saya sebagai pemain bintang.
Saya kembali ke sini karena ini adalah opsi terbaik untuk saat ini.
Siapa sebenarnya idola Anda ketika masih kecil?
Ada beberapa. Cristiano Ronaldo, lalu tentu juga Zlatan Ibrahimovic, tapi saya dapat katakan bahwa saya sering menyaksikan rekaman pertandingan Radamel Falcao.
Saya kira, saya dan Falcao memiliki gaya bermain yang cukup sama dan saya juga ingin sukses seperti dirinya suatu hari nanti.
Anda kemudian langsung menjadi penentu kemenangan di laga pertama setelah Anda kembali, lawan Schalke dengan dua gol. Itu sebuah momen yang ideal untuk kembali....
Itu tidak terduga. Sejujurnya, saya sangat bahagia bahwa saya kembali dengan dua gol tersebut. Itu pertandingan yang spesial bagi saya, memberikan emosi tersendiri. Itu perasaan yang fenomenal merayakan kembali dengan cara tersebut.
Sebentar lagi, akan menghadapi Bayern Munchen di ajang Liga Jerman (20 Februari)....
Bayern adalah tim yang sangat dominan, tapi kami akan mencoba memberikan segalanya untuk meraih hasil yang positif.
Ayah Anda yang sangat berperan dalam karier....
Ya, dia memiliki peran dan tugas yang besar. Jika bukan karena keinginan serta usahanya, saya tidak akan berada di sini saat ini. Saya sangat berterima kasih kepadanya.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Eden Hazard: Cedera Bukan Akhir dari Dunia https://t.co/BX28y1Phhy— SKOR Indonesia (@skorindonesia) February 9, 2021
Berita Luka Jovic Lainnya: