Wawancara Eksklusif Kekey Zakaria: Persib, Galatama, dan Hoki Nomor 18

Estu Santoso

Editor:

  • Kekey Zakaria adalah penyerang Persib Bandung saat juara Liga Indonesia edisi pertama.
  • Dia salah satu pemain Indonesia yang pernah bermain di tiga kompetisi besar Tanah Air.
  • Selain di Liga Indonesia, Kekey Zakaria pernah main di Galatama dan Perserikatan.

SKOR.id - Kekey Zakaria pada pertengahan 1990-an adalah satu dari beberapa bintang Persib Bandung dan idola bagi banyak bobotoh.

Lelaki asli Subang, Jawa Barat ini memulai karier sepak bola dari tim kampungnya, lalu dilihat pemandu bakat dari tim kompetisi internal Persib.

Pada 1984, Kekey Zakaria pun harus pindah dari Subang ke Bandung saat dia masih duduk di bangku kelas 3 SMA.

Keputusannya menerima tawaran pindah ke sekolah ke Bandung dijalani dengan senang dan akhirnya berbuah kesuksesan.

Berikut ini wawancara khusus Skor.id dengan Kekey Zakaria pada Sabtu (4/9/2021) untuk kenangannya bersama Persib, seleksi timnas Indonesia, gabung Petrokimia Putra, plus main di Galatama sampai juara Liga INdonesia:

Halo Om Kekey Zakaria, bagaimana kabarnya?

Alhamdulillah, saya baik.

Bisakah diceritakan awal mula Anda menekuni sepak bola? Sebab, sebelumnya Anda menekuni voli...

Benar. Saya di kampung kelahiran menjadi pemain bola voli karena tinggi badan memang mumpuni untuk olahraga itu.

Tetapi sebagai anak kampung, saya juga bermain sepak bola di Subang. Saya gabung PS Putra Rahayu di Subang, tim amatir di kampung kelahiran saya.

PS Putra Rahayu cukup kuat dan sering melakoni pertandingan persahabatan dengan tim-tim dari Bandung pada awal 1980an.

Lalu, bagaimana Anda bisa gabung ke Persib?

Wah, ceritanya panjang. Itu bermula saya main buat PS Putra Rahayu dan kami kedatangan PS Persma (sekarang namanya PS UPI, tim sepak bola Universitas Pendidikan Indonesia atau dulu IKIP Negeri Bandung).

Dalam pertandingan persahabatan itu, saya main sebagai striker dan membuat beberapa gol. Satu pengurus PS Persma lalu mendatangi saya dan minta saya gabung mereka.

Karena saya masih kelas 3 SMA pada saat itu, mereka menguruskan kepindahan saya termasuk untuk sekolah. Saya pun pindah ke Bandung dari Subang.

Bersama PS Persma, saya jadi bagian tim ini naik kasta di kompetisi internal Persib. Awalnya, PS Persma hanya di Divisi I lalu naik ke Divisi Utama dan saya terpantau pemandu bakat.

Apakah setelah itu Anda langsung masuk tim utama Persib?

Belum. Saya dipanggil dulu seleksi untuk Persib U-23. Saat itu kalau tak salah pada 1985 dan usia saya baru 17 tahun, jadi yang termuda saat seleksi.

Dari 180-an pemain, saya akhirnya lolos sampai pemilihan 25 nama. Saya angkatan Dadang Kurnia, walau usia dia lebih tua beberapa tahun tetapi kami sama-sama lolos gabung Persib U-23.

Waktu itu, kami dilatih oleh Ade Dana. Kemudian saat Persib U-23 bersiap ke sebuah turnamen di Palembang, saya justru tak diikutkan.

Ternyata, pelatih tim senior Persib saat itu, Nandar Iskandar meminta saya gabung mereka dan tak usah berangkat ke Palembang. Kala itu, Persib bersiap ke kompetisi Perserikatan.

Ternyata, saya menerima nasib sama, saya kembali tak masuk skema tim utama Persib. Kala itu, saya tak terlalu pusing sebab masih muda.

Setelah itu Anda gabung Persegres bersama sejumlah pemain muda Persib lainnya...

Benar. Pada 1989, Persegres Gresik yang ditangani Marek Janota, mantan pelatih Persib, diharapkan menyelamatkan tim itu dari degradasi.

Akhirnya, Marek menginginkan sejumlah pemain muda Persib gabung Persegres. Kloter pertama yang gabung adalah kiper Encang Ibrahim dan Roy Darwis.

Saya lalu menyusul bersama Erik Ibrahim serta Yadi Mulyadi. Selepas itu, Neng Syaifullah gabung. Marek suka pemain-pemain yang dibesarkan tim junior Persib.

Kami pun sukses menyelamatkan Persegres dan makin kuatlah koneksi Jawa Barat di tim itu.

Setelah itu, klub Galatama asal Gresik, Petrokimia Putra mulai eksis dan dilatih Ronny Pattinasarani dan memberikan penawaran ke kami yang sebelumnya membela Persegres.

Maka, saya dan beberapa pemain asal Jawa Barat gabung Petrokimia Putra pada 1990 dan tampil di kompetisi semipro Galatama.

Pada saat itu, Petrokimia Putra diisi pemain lokal yang sangat berkualitas. Saya sebagai striker rajin membuat gol karena kami kompak sekali.

Bayangkan saja, saya di depan bersama Ning Syaifullah mendapatkan servis dari Fakhri Husaini dari lini tengah.

Belum lagi, bek sayap kami saat itu ada Jaya Hartono serta di belakang ada Yadi Mulyadi, Roy Darwis serta kiper berkualitas bagus Sasono Handito.

Anda terlihat nyaman bersama Petrokimia Putra, kenapa kembali ke Persib?

Ya, saya kembali ke Persib pada 1991 dan semua karena tawaran menarik. Saat itu, Pak Ateng Wahyudi sebagai Walikota Bandung meminta saya pulang.

Persib pada saat itu kehilangan Ajat Sudrajat yang gabung Bandung Raya di Galatama, jadi cari pengganti. Saya dianggap tepat sebagai pengganti.

Beliau juga mengatakan kalau kembali, saya juga akan mendapatkan pekerjaan sebagai PNS (pegawai negeri sipil). Saya pun tertarik dan kembali ke Bandung.

Bersama Persib, Anda kembali lalu sukses menjuarai edisi terakhir kompetisi Perserikatan dan Liga Indonesia musim pertama...

Itu rejeki saya setelah kembali ke Persib. Saya jadi bagian sejarah besar klub ini. Saya pun dipanggil Romano Matte, pelatih timnas Indonesia untuk SEA Games 1995.

Sayang, saya harus kembali ke Persib karena saat itu kami juga main di Liga Champions Asia (kala itu bernama Asian Club Championship).

Terakhir, kenapa Anda identik dengan nomor punggung 18?

Sebenarnya, saya memulai main di level senior memakai nomor punggung 24 saat gabung Persegres. Lalu, saya memakai nomor punggung sembilan di Petrokimia Putra.

Saat kembali ke Persib, saya sebenarnya ingin memakai nomor sembilan. Tetapi, Sutiono lebih dulu gabung dan memakai angka itu.

Sebagai pasangan Sutiono di lini depan Persib saya pun siap dengan nomor berapapun. Kebetulan, nomor punggung 18 belum ada yang memakai.

Saya senang dapat nomor punggung 18 sebab itu juga dari kelipatan sembilan atau kalau dijumlah angkanya kan jadi sembilan.

Nomor ini juga bawa hoki, saya juara dua kali bersama Persib Bandung.

Berita Persib lainnya:

Kekeliruan Klaim Pelatih Persib Setelah Laga Melawan Barito Putera

Masalah Persib Terungkap Saat Hadapi Barito Putera di Liga 1 2021-2022

Kilas Balik Persib Bandung 1994-1995: Wakil Pertama Liga Indonesia di Asia

RELATED STORIES

Jadwal Liga 1 2021-2022 Minggu Ini: Pekan Kedua Seri 1

Jadwal Liga 1 2021-2022 Minggu Ini: Pekan Kedua Seri 1

Berikut ini Skor.id menyajikan jadwal pekan kedua Liga 1 2021-2022 seri 1.

Saga Transfer Persib, Pencarian Striker Terakhir Pengganti Ferdinand Sinaga

Saga Transfer Persib, Pencarian Striker Terakhir Pengganti Ferdinand Sinaga

Teka-teki masih menyelimuti kubu Persib Bandung terkait aktivitas transfer, mencari striker pengganti Ferdinand Sinaga.

Link Live Streaming Persita vs Persib

Link Live Streaming Persita vs Persib

Partai penting antara dua tim dengan modal menang di pekan pertama Liga 1 2021-2022 akan tersaji saat Persita vs Persib.

Sejarah Liga Indonesia: Galatama, Kompetisi Sepak Bola Profesional Pertama di Tanah Air

Sejarah Liga Indonesia: Galatama, Kompetisi Sepak Bola Profesional Pertama di Tanah Air

Berikut ini Skor.id menyajikan video animasi tentang sejarah Liga Indonesia, lebih khusus perihal Galatama.

Skor 5: Lima Klub Swasta Era Galatama yang Pindah dari Jakarta Lalu Mati

Pada era Galatama, terdapat beberapa klub yang didirikan di kota Jakarta, tetapi setelahnya mereka pindah markas hingga akhirnya bubar.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Antonio Conte (tengah) merupakan pelatih tercepat dalam meraih kemenangan ke-150 di Liga Italia. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Italia

Antonio Conte Pelatih Tercepat yang Meraih 150 Kemenangan di Liga Italia

Antonio Conte meraih kemenangan ke-150 sebagai pelatih di Liga Italia ketika membawa Napoli menang atas Genoa, pekan lalu.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 14:16

NBA Christmas games

Basketball

NBA Christmas Games 2024 Sajikan Duel Klasik Golden State Warrios Vs LA Lakers

NBA Christmas Games 2024 menggelar lima pertandingan, salah satunya adalah Golden State Warrios melawan LA Lakers.

Arin Nabila | 23 Dec, 13:57

Inter Milan vs Como 1907. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Italia

Prediksi dan Link Live Streaming Inter Milan vs Como di Liga Italia 2024-2025

Prediksi dan link live streaming Inter Milan vs Como di Liga Italia 2024-2025 yang akan digelar pada Selasa (24/12/2024) pukul 02.45 WIB.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 12:18

Liga TopSkor

Ikut TC Timnas U-20 Indonesia, Evandra Dapat Pesan dari Nova Arianto

Terdapat 13 Alumni Liga TopSkor yang mengikuti TC timnas U-20 Indonesia.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 11:31

Rapor pemain Indonesia yang berkiprah di luar negeri, lebih tepatnya di kompetisi negara Asia. (Hendy AS/Skor.id)

National

Rapor Pemain Indonesia di Asia: Jordi Amat Absen, Brisbane Roar Kalah Tanpa Rafael Struick

Jordi Amat tidak masuk DSP ketika Johor Darul Takzim pesta gol ke gawang Kuala Lumpur City.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 10:08

persija vs pss

Liga 1

Parade Foto: Hat-trick Gustavo Almeida Bawa Persija Taklukkan PSS Sleman di JIS

Deretan momen dalam kemenangan Persija Jakarta atas PSS Sleman di pekan ke-16 Liga 1 2024-2025, Sabtu (21/12/2024).

Teguh Kurniawan | 23 Dec, 09:50

Petinju Tyson Fury

Other Sports

Petinju Tyson Fury Isyaratkan Pensiun Usai Takluk dari Oleksandr Usyk

Setelah dua kali kalah dari Oleksandr Usyk, satu-satunya pertarungan yang tersisa untuk Tyson Fury adalah melawan Anthony Joshua.

I Gede Ardy Estrada | 23 Dec, 08:38

Liga Inggris 2024-2025. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Inggris

Liga Inggris 2024-2025: Jadwal, Hasil, Klasemen, dan Profil Klub Lengkap

Berikut ini jadwal, hasil, dan klasemen, serta profil klub lengkap Liga Inggris 2024-2025 yang akan diupdate sepanjang musim bergulir.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 08:30

La Liga 2024-2025 (Liga Spanyol). (Hendy Andika/Skor.id).

La Liga

La Liga 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Berikut ini jadwal lengkap, hasil, dan klasemen La Liga (Liga Spanyol) musim 2024-2025.

Pradipta Indra Kumara | 23 Dec, 08:09

pemain indonesia di eropa

National

Rapor Pemain Indonesia di Eropa: Jay Idzes dan Thom Haye Tuai Kemenangan Penting

Berikut rapor para pemain Indonesia yang berkiprah di Eropa pada pekan lalu.

Rais Adnan | 23 Dec, 08:00

Load More Articles