- Dominique Aegerter menjadi juara dunia World Supersport (WorldSSP) 2021 di Sirkuit Mandalika.
- Pembalap Ten Kate Racing tersebut menyebut kondisi Sirkuit Mandalika sangat panas.
- Dominique Aegerter sangat menantikan WSSP musim 2022.
SKOR.id - Dominique Aegerter sukses mengamankan posisi juara dunia World Supersport (WSSP) 2021 akhir pekan lalu.
Pembalap Ten Kate Racing tersebut mengemas 10 kemenangan dengan total 16 podium sepanjang WSSP 2021 dan mengumpulkan total 417 poin hingga akhir musim yang ditutup di Indonesia.
Sebelum memastikan juara dunia WSSP 2021, Dominique Aegerter sempat menghebohkan dunia maya ketika hujan-hujanan di Sirkuit Mandalika dan menggunakan sabun yang diduga cairan pencuci piring sebagai sampo.
Dan kepada Motorsport.com Indonesia, Aegerter mengatakan bahwa jika tidak hujan maka kondisi Sirkuit Mandalika sangatlah panas.
Meskipun demikian, pembalap Swiss tersebut menambahkan bahwa dirinya sangat menikmati lintasan Mandalika yang banyak grip dan menyenangkan untuk dilintasi.
Aegerter juga tidak sabar untuk kembali memperkuat Ten Kate Racing untuk ajang balap WSSP tahun depan.
Berikut adalah petikan wawancara eksklusif Motorsport.com Indonesia dengan Aegerter akhir pekan lalu:
Bagaimana kesan tentang Sirkuit Mandalika?
Pertama-tama, saya ingin berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia, pengelola sirkuit dan juga World Superbike, bahwa kami bisa berada di sini, di Indonesia dan menginjakkan kaki di trek balap yang baru.
Sangat menyenangkan. Trek sedikit membutuhkan waktu untuk menghangatkan ban. (Cuacanya) sangat panas di luar, dibandingkan dengan iklim di Swiss yang sangat berbeda.
Bagian mana di trek yang menurut Anda paling menantang?
Yang paling sulit adalah Anda harus melaju di racing line yang ideal. Di luar itu, tidak begitu ada banyak grip. Sektor dua dan tiga sangat mengalir dan cepat. Sektor terakhir banking dan braking. Jadi, ya ada beberapa bagian yang sangat menantang. Tapi sangat menyenangkan untuk dilintasi. Treknya lebar. Kerbnya bagus.
Anda sukses menjadi juara dunia Supersport musim ini.
Terima kasih banyak. Ya, sebulan lalu kami meraih gelar juara dunia Supersport class bersama Ten Kate Racing. Pencapaian besar. Mimpi yang menjadi kenyataan.
Datang dari Moto2, kemudian ikut serta dalam MotoE, namun Anda mampu meraih sukses dalam tahun pertama di World Supersport. Adakah rahasia kesuksesan yang dimiliki?
Saya tidak akan memberitahu Anda rahasia saya, hahaha.
Pastinya, saya memiliki banyak pengalaman di masa lalu. Dengan motor 125cc, dengan Moto2, dengan berbagai macam pabrikan. Saya juga berkompetisi di Suzuka 8 Hours. Kemudian di MotoE dengan motor listrik. Dan tahun ini di World Supersport dengan Yamaha R6.
Tentunya, saya sudah mengantongi banyak pengalaman. Saya juga bekerja keras untuk mencapai tujuan. Saya juga memiliki banyak orang yang mendukung saya di belakang untuk mewujudkan target.
Pertama adalah tim, lalu sponsor, semua pelatih, keluarga saya. Jadi, ini semua adalah satu grup dan menjadi satu. Ya, kami berhasil mencetak hasil bagus.
Musim depan Anda kembali balapan dengan Ten Kate Racing. Apakah Anda yakin dapat menjadi juara dunia Supersport lagi?
Targetnya tentu saja untuk mempertahankan gelar juara. Tapi tahun depan, aturannya akan sedikit berubah. Akan ada pabrikan berbeda yang ikut serta, like Ducati dan Triumph, sedangkan kami akan berkendara dengan Yamaha.
Saya berharap mendapatkan dukungan baik dari Yamaha. Ya, kita lihat saja nanti musim depan. Yang pasti, tujuan kami adalah bekerja seperti yang kami lakukan tahun ini. Fokus pada setiap latihan dan balapan.
Ya, saya sangat percaya diri dan akan bekerja dengan tim. Saya tidak takut untuk tidak mencetak hasil bagus.
Pendapat Anda perihal regulasi baru di World Supersport 2022. Apakah positif atau negatif?
Tentunya, itu positif untuk memiliki pabrikan lebih banyak di kelas World Supersport. Namun, saya tidak yakin apakah regulasinya sudah jelas. Tidak ada seorang pun yang tahu.
Kita ada motor 600cc, tetapi kemudian ada Ducati dengan 900cc, saya kira. Lalu ada Triumph dengan 765cc. MV Agusta dengan sekitar 700cc.
Saya tidak tahu apa persisnya yang ingin mereka lakukan dengan sistem yang adil agar satu tim tidak memiliki satu motor yang lebih baik. Jadi, kita lihat saja nanti. Saya sendiri sudah menantikan musim depan.
Anda terlihat sangat nyaman bersama Ten Kate Racing. Masihkah bermimpi untuk kembali ke Grand Prix?
Ya, kami mengecek untuk kembali ke Grand Prix, ke Moto2. Namun, saya sendiri ingin naik kelas ke World Superbike.
Saya merasa sedikit kecewa, karena saya menjalani musim yang luar biasa dengan 10 kemenangan dan banyak podium. Saya pikir, saya pantas untuk tampil di World Superbike. Tapi saya tidak yakin kenapa mereka tidak merekrut saya.
Saya dari Swiss dan saya sudah berusia 31 tahun. Tapi targetnya adalah kembali ke paddock MotoGP atau naik kelas ke World Superbike.
Apakah Anda masih merasa kecewa dengan kegagalan menjadi juara dunia MotoE 2021?
Saya sebenarnya mencoba untuk melupakannya. Saya mendapatkan kenyamanan dan ketenangan dari orang-orang di sekitar.
Saya merasa penalti yang diberikan kepada saya itu tidak tepat. Jadi, ya saya finis kedua di kejuaraan MotoE. Tentunya bukan karena kesalahan saya dalam berkendara.
Ini hanyalah regulasi dan keputusan yang tidak saya mengerti.
Berita ini sudah terbit di Motorsport.com Indonesia dengan judul "Wawancara Eksklusif Dominique Aegerter: Saya Pantas di World Superbike".
Sony Kode Keluarkan Varian Warna Baru untuk PS5
Klik link untuk baca https://t.co/gjOybt9cVo— SKOR.id (@skorindonesia) November 24, 2021
Berita Balap Lainnya:
Wawancara Eksklusif: Galang Hendra Berharap Balapan di Lintasan Basah