- Jacksen F Tiago sudah malang melintang di sepak bola Indonesia, baik sebagai pemain maupun pelatih.
- Meski bukan seorang Warga Negara Indonesia (WNI), Jacksen F Tiago menunjukkan kepeduliannya terhadap Tanah Air melalui sepak bola.
- Kepada Skor.id, Jacksen F Tiago menceritakan alasannya tergerak membina pemain-pemain muda Indonesia.
SKOR.id - Tak perlu lagi meragukan kualitas Jacksen F Tiago. Selain piawai meracik tim, Jacksen juga peduli dengan pemain muda Indonesia.
Jacksen F Tiago sudah menganggap Indonesia sebagai rumahnya sendiri. Meski lahir dan besar di Brasil, Jacksen F Tiago lama berkiprah di Indonesia.
Sebagai pemain, Jacksen pernah pernah membawa Persebaya Surabaya menjadi juara Liga Indonesia.
Kemudian sebagai pelatih, Jacksen juga mengantar Persipura Jayapura menuju gelar juara pada Liga Indonesia 2009, 2011, dan 2013.
Selain bergelimang prestasi, Jacksen ternyata juga peduli dengan perkembangan sepak bola Indonesia.
Salah satu contoh hasil binaan Jacksen F Tiago adalah Todd Rivaldo Ferre, pemain Persipura Jayapura yang melakoni debut saat dilatih Jacksen.
Todd Ferre kini bahkan bergabung dengan tim Thai Leagu 2, Lampang FC, dengan status pinjaman hingga Maret 2021.
Selain itu, Jacksen juga menggelar Football Camp untuk pemain muda berusia 10-15 tahun di Lapangan Sepak Bola Kusuma Agrowisata Kota Batu, Jawa Timur, pada 6-12 Desember lalu.
Selain menambah pengetahuan sepak bola, acara tersebut juga menjadi ajang character building bagi pesepak bola muda.
Yang menarik, tak hanya disiapkan untuk bersinar sebagai pesepak bola, para pemain juga dibekali dengan ilmu yang berguna untuk profesi lain.
Berikut kutipan wawancara Skor.id dengan Jacksen F Tiago soal pembinaan pemain usia dini:
Beberapa tahun yang lalu Anda sempat mengutarakan keinginan untuk terjun ke pembinaan usia dini, kenapa Anda tergerak melakukan itu?
Sejak saya ikut di program Danone Nations Cup dulu pada tahun 2014, hati saya tergerak untuk membantu anak-anak Indonesia agar lebih maju dan membantu mereka dalam proses menuju seorang atlet profesional yang beretika di dalam dan luar lapangan.
Bagaimana indikator pembinaan usia dini yang ideal di suatu negara menurut Anda?
Yang peduli dengan keterampilan dalam olahraga maupun pendidikan seorang atlet.
Karena kami tidak pastikan sukses dari semua pemain yang kami membina.
Tetapi, dengan memberikan pendidikan mata pelajaran dan olahraga kami siapkan anak-anak yang gagal untuk bisa terjun dalam dunia apapun pasca-kegagalan menjadi seorang olahragawan.
Saya mendapatkan ilmu itu sejak di bangku kuliah, kemudian kursus kepelatihan, dan pengalaman sebagai pemain.
Indonesia, khususnya Papua tempat Anda saat ini melatih, tak pernah kehabisan pemain muda berkualitas, tapi bagaimana caranya bakat mereka bisa tersalurkan hingga ke tim profesional?
Memang dari pandangan bakat, Indonesia dan khususnya Papua melahirkan pemain yang sangat luar biasa. Tetapi, bakat tersebut harus diasah dengan latihan dan pendidikan yang benar.
Supaya pemain tidak hanya hebat di negara kita sendiri. Tetapi, mampu berkiprah di negara lain dengan sukses.
Tantangan di Indonesia bagi pemain muda salah satunya adalah faktor budaya yang berbeda, punya pengalaman soal hal itu?
Kunci untuk menaklukkan aspek budaya dan rindu daerah kita adalah membuka diri untuk hal yang baru.
Kalau berharap di daerah lain kalian menemukan makanan, budaya dan bahasa yang sama dengan di daerah kita, kegagalan tinggal menunggu waktu.
Perlukah kurikulum bagi pelatih di grassroot untuk membina pemain muda untuk menyamakan program latihan?
Indonesia sudah menciptakan "Program Filanesia" itu sudah menuju ke jalan yang benar.
Tinggal pelatih-pelatih konsisten dalam menjalankan prinsip-prinsip tersebut dan secara rutin mendalami ilmu kepelatihan dalam keseharian.
Apa yang sebaiknya dititikberatkan dalam melatih pemain muda? Apakah latihan fisik yang keras juga diperlukan?
Sepak bola adalah sebuah olahraga yang kompleks, semua aspek punya kepentingan yang sama pada suatu masa.
Selama saya belajar, dari pengalaman saya ada empat aspek yang jalan bersama dalam proses pembentukan sebuah karakter yang sempurna: teknik, taktik, fisik, dan mentalitas.
Porsi lebih atau kurang tergantung kepada siklus yang diciptakan oleh masing-masing pelatih.
Indonesia pernah punya Elite Pro Academy (EPA) tahun lalu, bagaimana pendapat Anda soal hal itu?
Sangat tepat sebagai wadah untuk pemain muda Indonesia berkembang dan menciptakan sebuah jalur untuk menjadi bagian dari timnas Indonesia pada masa yang akan datang.
Catatan saya cuma satu, seharusnya PSSI atau organisasi yang ada di Indonesia menciptakan sebuah jalur agar anak-anak SSB yang belum ada dalam naungan organisasi resmi di Indonesia juga punya jalur untuk prestasi di tingkat nasional.
Masih ada banyak pemain berkualitas di daerah-daerah yang tidak ada ruang masuk tim-tim EPA.
Meskipun, saya sadar itu adalah sesuatu yang sangat sulit untuk negara seluas Indonesia. Alangkah baiknya jika setiap tim memiliki akademi usia muda.
Bagaimana mengintegrasikan pemain dari tim junior dengan tim senior, apakah regulasi pemain muda di Liga 1 adalah solusi terbaik menurut Anda?
Sulit menjawab, kalau kita bukan bagian dari dalam proses tersebut. Karena rencana itu pasti berdasarkan target yang mau dicapai oleh federasi.
Kita harus punya poin-poin tentang target-target tersebut, untuk mengukur baik dan buruknya.
Beberapa pemain mungkin tidak menemukan kesulitan untuk promosi dari tim junior ke tim senior karena punya kualitas, tapi bagaimana untuk pemain yang kalah bersaing?
Pemain yang kalah bersaing adalah sesuatu hal normal dalam sebuah persaingan.
Kalau gagal, coba lagi dengan lebih giat dan belajar dari kegagalan sebelumnya.
Itu adalah bagian dari proses perkembangan seorang manusia.
Permasalahan yang sering terlihat di Indonesia adalah gemilang di usia muda, lalu meredup ketika masuk tim senior, menurut Anda apa penyebabnya?
Karena dulu tidak ada kompetisi usia dini, sekarang dengan hadirnya EPA jembatan antara usia dini dan level senior sudah dibangun.
Tinggal konsistensi dan evaluasi setiap waktu untuk memperbaiki kekurangan yang mungkin masih ada.
Anda beberapa hari lalu menggelar football camp untuk pemain usia muda, salah satu yang menarik adalah character building yang Anda ajarkan, seberapa penting karakter dan attitude bagi pemain muda?
Karena saya juga fokus kepada individu yang akan gagal atau berhenti di tengah jalan.
Mereka perlu diberi pendidikan dan wawasan yang luas di luar sepak bola. Karena mereka nanti akan menjadi seorang dokter, biolog, arsitek, guru, dan lain-lain.
Merekalah yang akan lebih berdampak kepada kehidupan masyarakat sebenarnya.
Bukan seorang olahragawan.
Apa target yang ingin Anda capai melalui acara tersebut?
Membentuk seorang atlet dan manusia yang bisa adaptasi di dunia mana pun.
Bukan cuma sekadar dunia olahraga saja.
Todd Ferre adalah salah satu hasil polesan Anda hingga naik level dan kini bahkan bergabung klub Thailand, bagaimana proses Anda menemukan Todd Ferre hingga jadi seperti sekarang?
Sebenarnya saya sudah mengamati dia sejak bermain di timnas bersama coach Indra Sjafri.
Seharusnya, dia sudah gabung Barito Putera dulu waktu saya melatih di sana.
Cuma karena waktu itu dia masih terikat dengan Persipura jadi gagal.
Berbicara soal timnas U-19 Indonesia, apakah menurut Anda penampilan mereka di Piala Dunia U-20 adalah indikator kesuksesan pembinaan usia dini Indonesia?
Melihat hasil uji coba dan cara bermain beberapa pemain timnas U-19 Indonesia. Menurutku mereka sudah di jalur yang benar.
Tetapi, sebuah Piala Dunia membawa tekanan yang berbeda kepada semua kontestan.
Cuma waktu yang akan menjawab sejauh mana kita bisa melangkah nanti.
Harapan Anda untuk pemain timnas U-19 Indonesia?
Ambil hikmah dan pelajaran sebanyak mungkin dari coach Shin Tae-yong.
Pengalaman beliau sebagai mantan pelatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 adalah sesuatu yang kami tidak akan kalian jumpai tiap hari.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Jacksen F Tiago Lainnya:
Persipura Tetap Latihan saat Liga Dihentikan, Jacksen F Thiago Punya Dua Alasan
Pesan Jacksen F Tiago kepada Todd Ferre: Jangan Kembali ke Persipura dalam Waktu Dekat
Pernah Dibawa Jacksen F Tiago Promosi, Penang FA Juarai Liga Premier Malaysia 2020