- Andrian Raturandang adalah mantan petenis tunggal putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
- Pria yang masih bertahan di dunia tenis sebagai pelatih itu pernah memperkuat timnas era 90-an.
- Andrian Raturandang mengaku sempat dapat tawaran pindah warga negara menjadi Singapura.
SKOR.id - Mantan petenis nasional Indonesia, Andrian Raturandang, buka-bukaan mengenai politik dalam dunia tenis Tanah Air saat masa jayanya dulu.
Pria berzodiak Leo tersebut merupakan salah satu petenis tunggal putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia pada era 1990-an.
Saat level junior, Andrian Raturandang pernah menembus posisi 20 dunia. Lalu, peringkat tunggal putra ke-391 dunia di level senior.
Andrian pernah menyumbangkan berbagai medali untuk Merah Putih, termasuk emas nomor beregu putra di SEA Games 1997.
Dalam podcast "Diskord", Andrian mengatakan bahwa dirinya mengenal tenis lapangan dari sang ayah sejak berusia lima tahun.
"Saya pertama kali main tenis usia lima tahun. Ayah dulu seorang petenis, enggak sampai level nasional sih tapi cukup okelah," ujarnya.
"Akhirnya, beliau membuka sekolah tenis hingga bisa menjadi pelatih nasional (kala itu)," dia menambahkan.
Pria yang tumbuh di Jakarta itu mengaku telah menjejaki level nasional melalui Pekan Olahraga Nasional (PON) sejak usia 15 tahun.
View this post on Instagram
"PON (saya) main mulai (usia) 15 tahun. Bukan untuk Jakarta tapi Jawa Barat. Lalu tahun 1992 masuk Pelatnas. Itu pertama kali, masih 16 tahun," katanya.
"Juara pertama kali tahun 1996 di Vietnam. Kejuaraan satelit. Level terbawah dalam level internasional. (Kalau) sekarang (namanya level Future)," imbuhnya.
Andrian menjelaskan dirinya sempat berpeluang tampil di Asian Games. Namun, kesempatan berharga tersebut hilang begitu saja.
"Asian Games, jujur, saat itu saya harusnya berangkat. Tapi, kembali lagi, saya (boleh) bilang (ada) politik. Iya (soal pemilihan pemain)," ujarnya.
Pada usia emasnya yakni 20-an, Andrian mengaku pernah mendapatkan tawaran untuk pindah warga negara menjadi Singapura.
Kala itu, Andrian sempat berpikir itu adalah kesempatannya untuk menambah jam terbang dan mengikuti lebih banyak turnamen internasional.
"Intinya, saat ini (statusnya) general manager di federasi Asia. Dia teman paman saya. Mungkin karena dia pikir saya main bagus kenapa enggak buat Singapura."
"Saya bilang boleh sih tapi nanti orang bilang saya tidak nasionalis dan segala macem. Padahal itu peluang saya. Ayah juga bilang janganlah," ujarnya.
Saksikan obrolan lengkap dengan mantan petenis tunggal putra nomor satu Indonesia, Andrian Raturandang, dalam podcast Diskord di bawah ini:
Baca Juga Berita Tenis Lainnya:
Rafael Nadal Antusias Kejar Gelar Perdana ATP Finals di Turin 2022
Gagal Juara di WTA Finals 2022, Iga Swiatek Tetap Amankan Predikat WTA Year-End No.1 Rankings